dc.description.abstract | Peningkatan produksi durian dapat dimulai dengan meningkatkan kuantitas
dan kualitas bibit durian untuk menghasilkan produksi yang optimum. Kegiatan
magang ini secara umum bertujuan untuk mempelajari pengelolaan pembibitan
durian baik secara teknis maupun manajerial di lapangan dan secara khusus
mempelajari pengaruh pewiwilan tunas samping terhadap pertumbuhan tiga
varietas benih sambung pucuk durian. Kegiatan magang dilaksanakan pada bulan
Januari hingga Mei 2019 di Unit Pengelolaan Benih Sumber (UPBS), Kebun
Percobaan Sumani, Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika (Balitbu Tropika),
Solok, Sumatera Barat. Pengelolaan benih sumber durian meliputi perencanaan,
penyediaan sumber daya, produksi, pengawasan dan evaluasi serta pemasaran.
Produksi benih durian terbagi atas tiga jenjang proses. Setiap pelaksanaan kegiatan
direkam dalam formulir database. Rancangan yang digunakan dalam percobaan
aspek khusus adalah Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT) dengan dua
faktor berupa varietas benih sumber durian (Kromo Banyumas, MK Hortimart,
Pelangi Atururi) dan pewiwilan (diwiwil dan tanpa pewiwilan) sebanyak tiga
ulangan. Pewiwilan dilakukan dengan membuang tunas samping dari bidang
sambung hingga 20 cm di atasnya. Hasil pengamatan aspek khusus menunjukkan
bahwa terjadi interaksi perlakuan varietas dan pewiwilan terhadap tinggi benih saat
14 MSS dan jumlah cabang tanaman saat 16 MSS. Faktor tunggal varietas secara
spesifik memberikan pengaruh yang berbeda untuk setiap parameter pengamatan.
Berdasarkan standar sertifikasi benih durian, tinggi minimal tanaman hasil
perbanyakan adalah 50 cm dari titik sambung. Berdasarkan pengamatan, tinggi
benih varietas Pelangi Atururi dan Kromo Banyumas yang tidak diwiwil lebih
rendah dibandingkan benih yang diwiwil, sedangkan benih MK Hortimart yang
diwiwil maupun tidak diwiwil menunjukkan hasil yang sama. | id |