Show simple item record

dc.contributor.advisorBengen, Dietriech Geoffrey
dc.contributor.advisorMadduppa, Hawis
dc.contributor.advisorKawaroe, Mujizat
dc.contributor.authorRamili, Yunita
dc.date.accessioned2020-02-05T04:05:07Z
dc.date.available2020-02-05T04:05:07Z
dc.date.issued2019
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/101681
dc.description.abstractEkosistem lamun yang menempati wilayah pesisir sangat rentan terhadap gangguan alami maupun oleh berbagai aktivitas pembangunan manusia di daratan yang dapat menurunkan kualitas perairan dan merusak habitat yang memberikan dampak bagi penurunan populasi lamun. Seperti kawasan pesisir lainnya di banyak tempat, kawasan pesisir pantai Pulau Ternate, Pulau Maitara, Pulau Hiri, dan Pulau Tidore juga tidak terlepas dari gangguan antropogenik, destruksi habitat, pengembangan pariwisata dan kawasan pantai (reklamasi) maupun ancaman alami berupa erupsi vulkanik yang dapat mempengaruhi eksistensi ekosistem lamun didalamnya. Hal ini mendasari penelitian mengenai kondisi ekosistem lamun di wilayah tersebut sebagai data dasar yang masih sangat diperlukan sebelum mengalami efek lanjutan akibat gangguan tersebut diatas. Selain itu, penelitian ini juga dilakukan untuk memberikan informasi mengenai karakter morfometrik dan keragaman genetik dua spesies lamun penting, yaitu Enhalus acoroides dan Cymodocea rotundata. Penelitian mengenai kedua aspek tersebut di Maluku Utara masih belum banyak dilakukan. Padahal pengetahuan karakter morfometrik dan keragaman genetik, dapat meningkatkan pemahaman mengenai kemampuan adaptif lokal lamun dalam menghadapi variasi lingkungan hidupnya yang heterogen dan dinamis. Tujuan penelitian adalah menganalisis struktur komunitas lamun; menganalisis variasi karakter morfometrik lamun E. acoroides dan C. rotundata; dan menemukan keragaman genetik lamun dan struktur genetika E. acoroides dan C. rotundata di Pulau-pulau kecil Hiri, Ternate, Maitara, dan Tidore serta kaitannya dengan karakteristik lingkungan perairan setempat secara spasial. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei – Agustus 2017 di perairan pesisir pulaupulau kecil Hiri, Ternate, Maitara, dan Tidore. Pengambilan data menggunakan metode transek garis dan transek kuadrat. Data dianalisis dengan bantuan perangkat lunak MS Excel dan XLStat untuk struktur komunitas lamun. Analisis Diskriminan digunakan untuk mendapatkan karakter pembeda morfometrik lamun E. acoroides dan C. rotundata antar pulau dengan bantuan XLstat. Lokus yang digunakan dalam analisis genetika adalah genom kloroplas (marka rbcL dan matK). Analisis genetika untuk identifikasi molekuler, keragaman genetik, dan struktur genetika populasi menggunakan MEGA 6.0, DnaSp, Arlequin, dan Haplotype network. Sebaran lamun yang ditemukan di keempat pulau tersebut mengindikasikan bahwa variabilitas lingkungan lokal seperti suhu, salinitas, pH, turbiditas, oksigen terlarut, nutrien dan tipe sedimen, masih mampu ditolerir oleh ekosistem lamun di dalamnya. Penelitian ini menemukan sembilan jenis lamun yang tergolong dalam dua famili yaitu Hydrocharitaceae (Enhalus acoroides, Thalassia hemprichii, Halophila ovalis, H. minor, H. spinulosa) dan Potamogetonaceae (Cymodocea rotundata, C. serrulata, Halodule uninervis dan Syringodium isoetifolium), dimana Pulau Tidore memiliki jumlah terbanyak yaitu delapan jenis lamun. Lamun E. acoroides, T. hemprichii dan C. rotundata menyebar luas di hampir semua lokasi penelitian. Umumnya vegetasi lamun yang ditemukan dikeempat pulau tersebut dalam penelitian ini merupakan vegetasi campuran. Penelitian ini mengungkapkan adanya variasi karakter morfometrik kedua spesies lamun. E. acoroides dan C. rotundata, yang mengindikasikan perbedaan antar populasi dari spesies yang sama diantara keempat pulau tersebut. Lamun E. acoroides di Pulau Maitara (Stasiun Mtr1) yang relatif terlindung dan Pulau Ternate (Stasiun Tte1) memiliki rata-rata panjang seludang daun lebih tinggi dibandingkan stasiun-stasiun lainnya. Lamun E. acoroides di stasiun Tte2 (Pulau Ternate) yang merupakan lingkungan perairan terbuka yang telah mengalami reklamasi pantai dengan karakteristik dasar perairan lebih didominasi oleh kerikil, memiliki rata-rata diameter rhizoma, panjang akar, dan jumlah akar yang lebih besar serta rata-rata panjang seludang daun yang rendah. Lamun C. rotundata di Pulau Tidore (Stasiun Tdr3) memiliki ukuran rata-rata panjang seludang daun, panjang daun, dan lebar daun lebih besar dibanding stasiun lainnya, hal ini diduga terkait dengan turbiditas dan fosfat yang tinggi di stasiun tersebut. Lamun C. rotundata yang ditemukan di Pulau Tidore dan Maitara memiliki rata-rata diameter rhizoma yang lebih kecil dibandingkan dengan di Pulau Hiri dan Ternate. Variasi karakter morfometrik yang diperlihatkan oleh kedua spesies lamun ini mengindikasikan hubungannya dengan kondisi lingkungan perairan di masing-masing pulau. Hasil analisis diskriminan mengungkapkan bahwa karakter lebar daun E. acoroides dan panjang daun C. rotundata tidak berbeda secara signifikan antar populasi dari pulau yang berbeda. Hal ini mengindikasikan bahwa karakter tersebut tidak dipengaruhi oleh kondisi lingkungan setempat, dibandingkan dengan karakter morfometrik lainnya. Penelitian ini untuk pertama kalinya mengungkapkan keragaman genetik dan struktur populasi lamun E. acoroides dan C. rotundata di perairan Maluku Utara berdasarkan penanda molekuler rbcL dan matK. Penanda molekuler matK memberikan hasil yang lebih baik dalam menggambarkan tingkat keragaman genetik (Hd), mampu menunjukkan adanya polimorfisme nukloetida tunggal (SNP) dan haplotipe yang terbentuk meskipun penanda ini agak sulit untuk diamplifikasi dan disekuensing. Sebaliknya, rbcL lebih mudah diamplifikasi dan disekuensing namun memberikan hasil yang rendah untuk keragaman genetik. Tingkat keragaman genetik kedua jenis lamun lebih tinggi di Pulau Tidore dibandingkan ketiga pulau lainnya, yaitu Ternate, Hiri, dan Maitara. Rendahnya nilai jarak genetik dalam penelitian ini mengindikasikan pemisahan genetik yang rendah dan kemungkinan adanya aliran gen melalui mekanisme dispersal sehingga memungkinkan adanya konektivitas genetik antara populasi lamun E. acoroides dan C. rotundata di pulau-pulau yang saling berdekatan tersebut. Hasil penelitian ini juga mengindikasikan bahwa meskipun terdapat variasi morfometrik kedua jenis lamun, namun masih terdapat konektivitas genetik diantara populasipopulasi tersebut. Tingginya tingkat keragaman genetik di Pulau Tidore dapat dijadikan landasan untuk konservasi dan pemeliharaan keanekaragaman hayati.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcMarine scienceid
dc.subject.ddcSmall islandid
dc.subject.ddc2018id
dc.subject.ddcMaluku Utaraid
dc.titleKonektivitas Morfo-Genetik Lamun Enhalus acoroides dan Cymodocea rotundata dengan Karakteristik Lingkungan Perairan (Kasus di Pulau-Pulau Kecil Hiri, Ternate, Maitara, dan Tidore; Maluku Utara).id
dc.typeDissertationid
dc.subject.keywordCymodocea rotundataid
dc.subject.keywordEnhalus acoroidesid
dc.subject.keywordkarakter morfometrikid
dc.subject.keywordkeragaman genetikaid
dc.subject.keywordMaluku Utaraid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record