Konektivitas Morfo-Genetik Lamun Enhalus acoroides dan Cymodocea rotundata dengan Karakteristik Lingkungan Perairan (Kasus di Pulau-Pulau Kecil Hiri, Ternate, Maitara, dan Tidore; Maluku Utara).
View/ Open
Date
2019Author
Ramili, Yunita
Bengen, Dietriech Geoffrey
Madduppa, Hawis
Kawaroe, Mujizat
Metadata
Show full item recordAbstract
Ekosistem lamun yang menempati wilayah pesisir sangat rentan terhadap
gangguan alami maupun oleh berbagai aktivitas pembangunan manusia di daratan
yang dapat menurunkan kualitas perairan dan merusak habitat yang memberikan
dampak bagi penurunan populasi lamun. Seperti kawasan pesisir lainnya di
banyak tempat, kawasan pesisir pantai Pulau Ternate, Pulau Maitara, Pulau Hiri,
dan Pulau Tidore juga tidak terlepas dari gangguan antropogenik, destruksi
habitat, pengembangan pariwisata dan kawasan pantai (reklamasi) maupun
ancaman alami berupa erupsi vulkanik yang dapat mempengaruhi eksistensi
ekosistem lamun didalamnya. Hal ini mendasari penelitian mengenai kondisi
ekosistem lamun di wilayah tersebut sebagai data dasar yang masih sangat
diperlukan sebelum mengalami efek lanjutan akibat gangguan tersebut diatas.
Selain itu, penelitian ini juga dilakukan untuk memberikan informasi mengenai
karakter morfometrik dan keragaman genetik dua spesies lamun penting, yaitu
Enhalus acoroides dan Cymodocea rotundata. Penelitian mengenai kedua aspek
tersebut di Maluku Utara masih belum banyak dilakukan. Padahal pengetahuan
karakter morfometrik dan keragaman genetik, dapat meningkatkan pemahaman
mengenai kemampuan adaptif lokal lamun dalam menghadapi variasi lingkungan
hidupnya yang heterogen dan dinamis.
Tujuan penelitian adalah menganalisis struktur komunitas lamun;
menganalisis variasi karakter morfometrik lamun E. acoroides dan C. rotundata;
dan menemukan keragaman genetik lamun dan struktur genetika E. acoroides dan
C. rotundata di Pulau-pulau kecil Hiri, Ternate, Maitara, dan Tidore serta
kaitannya dengan karakteristik lingkungan perairan setempat secara spasial.
Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei – Agustus 2017 di perairan pesisir pulaupulau
kecil Hiri, Ternate, Maitara, dan Tidore. Pengambilan data menggunakan
metode transek garis dan transek kuadrat. Data dianalisis dengan bantuan
perangkat lunak MS Excel dan XLStat untuk struktur komunitas lamun. Analisis
Diskriminan digunakan untuk mendapatkan karakter pembeda morfometrik lamun
E. acoroides dan C. rotundata antar pulau dengan bantuan XLstat. Lokus yang
digunakan dalam analisis genetika adalah genom kloroplas (marka rbcL dan
matK). Analisis genetika untuk identifikasi molekuler, keragaman genetik, dan
struktur genetika populasi menggunakan MEGA 6.0, DnaSp, Arlequin, dan
Haplotype network.
Sebaran lamun yang ditemukan di keempat pulau tersebut
mengindikasikan bahwa variabilitas lingkungan lokal seperti suhu, salinitas, pH,
turbiditas, oksigen terlarut, nutrien dan tipe sedimen, masih mampu ditolerir oleh
ekosistem lamun di dalamnya. Penelitian ini menemukan sembilan jenis lamun
yang tergolong dalam dua famili yaitu Hydrocharitaceae (Enhalus acoroides,
Thalassia hemprichii, Halophila ovalis, H. minor, H. spinulosa) dan
Potamogetonaceae (Cymodocea rotundata, C. serrulata, Halodule uninervis dan
Syringodium isoetifolium), dimana Pulau Tidore memiliki jumlah terbanyak yaitu
delapan jenis lamun. Lamun E. acoroides, T. hemprichii dan C. rotundata
menyebar luas di hampir semua lokasi penelitian. Umumnya vegetasi lamun yang
ditemukan dikeempat pulau tersebut dalam penelitian ini merupakan vegetasi
campuran.
Penelitian ini mengungkapkan adanya variasi karakter morfometrik kedua
spesies lamun. E. acoroides dan C. rotundata, yang mengindikasikan perbedaan
antar populasi dari spesies yang sama diantara keempat pulau tersebut. Lamun E.
acoroides di Pulau Maitara (Stasiun Mtr1) yang relatif terlindung dan Pulau
Ternate (Stasiun Tte1) memiliki rata-rata panjang seludang daun lebih tinggi
dibandingkan stasiun-stasiun lainnya. Lamun E. acoroides di stasiun Tte2 (Pulau
Ternate) yang merupakan lingkungan perairan terbuka yang telah mengalami
reklamasi pantai dengan karakteristik dasar perairan lebih didominasi oleh kerikil,
memiliki rata-rata diameter rhizoma, panjang akar, dan jumlah akar yang lebih
besar serta rata-rata panjang seludang daun yang rendah. Lamun C. rotundata di
Pulau Tidore (Stasiun Tdr3) memiliki ukuran rata-rata panjang seludang daun,
panjang daun, dan lebar daun lebih besar dibanding stasiun lainnya, hal ini diduga
terkait dengan turbiditas dan fosfat yang tinggi di stasiun tersebut. Lamun C.
rotundata yang ditemukan di Pulau Tidore dan Maitara memiliki rata-rata
diameter rhizoma yang lebih kecil dibandingkan dengan di Pulau Hiri dan
Ternate. Variasi karakter morfometrik yang diperlihatkan oleh kedua spesies
lamun ini mengindikasikan hubungannya dengan kondisi lingkungan perairan di
masing-masing pulau. Hasil analisis diskriminan mengungkapkan bahwa karakter
lebar daun E. acoroides dan panjang daun C. rotundata tidak berbeda secara
signifikan antar populasi dari pulau yang berbeda. Hal ini mengindikasikan bahwa
karakter tersebut tidak dipengaruhi oleh kondisi lingkungan setempat,
dibandingkan dengan karakter morfometrik lainnya.
Penelitian ini untuk pertama kalinya mengungkapkan keragaman genetik
dan struktur populasi lamun E. acoroides dan C. rotundata di perairan Maluku
Utara berdasarkan penanda molekuler rbcL dan matK. Penanda molekuler matK
memberikan hasil yang lebih baik dalam menggambarkan tingkat keragaman
genetik (Hd), mampu menunjukkan adanya polimorfisme nukloetida tunggal
(SNP) dan haplotipe yang terbentuk meskipun penanda ini agak sulit untuk
diamplifikasi dan disekuensing. Sebaliknya, rbcL lebih mudah diamplifikasi dan
disekuensing namun memberikan hasil yang rendah untuk keragaman genetik.
Tingkat keragaman genetik kedua jenis lamun lebih tinggi di Pulau Tidore
dibandingkan ketiga pulau lainnya, yaitu Ternate, Hiri, dan Maitara. Rendahnya
nilai jarak genetik dalam penelitian ini mengindikasikan pemisahan genetik yang
rendah dan kemungkinan adanya aliran gen melalui mekanisme dispersal
sehingga memungkinkan adanya konektivitas genetik antara populasi lamun E.
acoroides dan C. rotundata di pulau-pulau yang saling berdekatan tersebut. Hasil
penelitian ini juga mengindikasikan bahwa meskipun terdapat variasi morfometrik
kedua jenis lamun, namun masih terdapat konektivitas genetik diantara populasipopulasi
tersebut. Tingginya tingkat keragaman genetik di Pulau Tidore dapat
dijadikan landasan untuk konservasi dan pemeliharaan keanekaragaman hayati.
Collections
- DT - Fisheries [679]