Peran Penambahan Enzim dalam Pakan Buatan untuk Pertumbuhan Larva Ikan Lele Afrika Clarias gariepinus
View/ Open
Date
2019Author
Cahyadi, Ucu
Jusadi, Dedi
Ahmad, Fauzi Ichsan
Sunarma, Ade
Metadata
Show full item recordAbstract
Salah satu faktor kunci keberhasilan dalam kegiatan budidaya ikan lele
adalah kualitas benih yang baik. Dalam proses produksi benih ikan lele Afrika
(Clarias gariepinus) ini, memerlukan cacing sutra (Tubifex sp.) sebagai pakan
awal untuk larva sampai dengan ukuran benih. Cacing sutra dapat menjadi faktor
pembatas bagi kegiatan produksi benih ikan lele. Cacing sutra tidak tersedia
sepanjang tahun, terutama pada musim penghujan dimana ketersediaan di alam
berkurang. Kurangnya cacing sutra akan meningkatkan harga dan akan menjadi
sangat penting bagi daerah-daerah yang ketersediaan cacing sutranya terbatas.
Upaya untuk mengatasi ketersediaan cacing sutra sebagai pakan alami adalah
dengan memberikan pakan buatan yang ditambahkan dengan multienzim dengan
nama komersial Superzyme dari PT. Bright International agar nutrien dalam
pakan dapat dimanfaatkan oleh ikan secara maksimal. Oleh karena itu, penelitian
ini dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis efektivitas penambahan enzim
pada pakan buatan terhadap pertumbuhan dan tingkat kelangsungan hidup larva
ikan lele Afrika.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari – April di BBPBAT
Sukabumi, dirancang dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap, terdiri dari
empat perlakuan dan empat kali ulangan. Perlakuan yang diberikan adalah
pemberian pakan pada larva ikan lele dengan cacing (K), pakan tanpa enzim
(ME0), pakan dengan penambahan enzim dosis 1 g kg-1 (ME1) dan pakan dengan
penambahan enzim dosis 2 g kg-1 (ME2) dengan metode coating. Larva ikan lele
berumur 3 hari ditebar pada akuarium kaca ukuran 80x60x40 cm yang diisi air
150 L dan diberi aerasi. Kepadatan larva 9 ekor L-1. Cacing sutra dan pakan
buatan diberikan sebanyak 4 kali sehari, pada pukul 07.00, 12.00, 17.00 dan 22.00
WIB selama 12 hari. Parameter uji yang dievaluasi dalam penelitian ini adalah
bobot tubuh akhir, panjang tubuh akhir, tingkat kelangsungan hidup, distribusi
ukuran panen, jumlah konsumsi pakan, efisiensi pakan, rasio efisiensi protein,
faktor kondisi, aktivitas enzim (amilase, protease, tripsin, kimotripsin) dan
panjang vili usus.
Akhir penelitian ini menunjukkan data pertumbuhan panjang dan bobot
akhir ikan yang diperoleh, secara signifikan nilai tertinggi yaitu pada pakan
perlakuan cacing dibandingkan perlakuan lainnya, sedangkan pada perlakuan
pakan ME0, ME1, dan ME2 tidak berbeda nyata. Pertumbuhan ikan lele pada
perlakuan cacing berdampak pada distribusi ukuran panen yang hanya memiliki
dua ukuran, yakni ukuran sedang (70.47%) dan besar (29.53%), sedangkan pada
perlakuan pakan buatan, ikan terdistribusi di ukuran kecil, sedang dan besar,
dengan mayoritas di ukuran sedang (98.25-99.52%). Ikan pada perlakuan cacing,
mengkonsumsi pakan 13 kali lebih banyak dari perlakuan pakan buatan. Di sisi
lain, pemberian pakan buatan memberikan nilai efisiensi pakan yang lebih baik
dari perlakuan cacing. Efisiensi pakan pada setiap perlakuan pakan buatan
nilainya tidak berbeda nyata. Parameter rasio efisensi protein tidak berbeda nyata
antara perlakuan cacing dan ME0, namun kedua perlakuan tersebut berbeda nyata
dengan perlakuan ME1 dan ME2. Untuk parameter tingkat kelangsungan hidup
dan faktor kondisi dari masing-masing perlakuan tidak menunjukkan hasil yang
berbeda nyata. Pada pengukuran aktivitas enzim pada hari ke-18 setelah menetas,
aktivitas enzim amilase dan kimotripsin rata-rata meningkat, sedangkan aktivitas
enzim protease dan tripsin rata-rata menurun jika dibandingkan dengan aktivitas
enzim pada larva hari ke-4 setelah menetas (sebelum diberi perlakuan). Perbedaan
penambahan dosis pada pakan memberikan pengaruh yang berbeda pada panjang
villi usus ikan lele. Nilai tertinggi terdapat pada perlakuan benih ikan lele yang
diberi pakan cacing, sedangkan nilai yang terendah ada pada perlakuan ME0.
Peningkatan enzim pada pakan, dapat meningkatkan panjang vili usus (ME1 dan
ME2).
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa penambahan enzim
dengan dosis sampai 2 g kg-1 pakan dapat meningkatkan panjang villi usus,
namun belum mampu meningkatkan pertumbuhan ikan sebagaimana penggunaan
cacing. Saran yang dapat disampaikan adalah perlu dilakukan evaluasi lanjutan
terkait peningkatan jumlah pemberian pakan harian melalui peningkatan frekuensi
pemberian pakan agar jumlah konsumsi pakan buatan setara dengan cacing.
Collections
- MT - Fisheries [3203]
