Potensi Cendawan Entomopatogen Beauveria sp. dan Aspergillus sclerotiorum dalam Menghasilkan Kuinidin
View/ Open
Date
2019Author
Anggiani, Puspitasari
Listiyowati, Sri
Rahayu, Gayuh
Metadata
Show full item recordAbstract
Cendawan entomopatogen memiliki beragam potensi antara lain sebagai agen pengendali hayati, penghasil antioksidan dan antikanker serta pernah dilaporkan mampu menghasilkan kuinolin. Salah satu dari alkaloid kuinolin adalah kuinidin. Kuinidin memiliki sifat antiaritmia yang bernilai ekonomi. Penelitian ini bertujuan mempelajari potensi cendawan entomopatogen Beauveria GLS18 D1C dan Aspergillus sclerotiorum TNGC1 dalam menghasilkan metabolit sekunder, kuinidin. Kuinidin diproduksi dengan cara mengkulturkan cendawan pada media Potato Dextrose Broth (pH 6.2, statis, suhu ruang) dengan masa inkubasi 7, 14, dan 21 hari. Kuinidin dideteksi dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (HPLC) pada ekstrak filtrat dengan kloroform. Keberadaan kuinidin ditunjukkan oleh puncak yang memiliki waktu retensi sama dengan kuinidin standar. Pertumbuhan cendawan juga diamati. Hasil analisis HPLC menunjukkan bahwa kuinidin diproduksi oleh semua cendawan. Jenis cendawan dan masa inkubasi berpengaruh nyata terhadap produksi kuinidin. Beauveria sp. GLS18 D1C secara umum menghasilkan kuinidin dengan konsentrasi yang lebih tinggi dibanding A. sclerotiorum TNGC1. Konsentrasi kuinidin pada kedua cendawan meningkat dengan lama masa inkubasi. Beauveria sp. GLS18 D1C dengan masa inkubasi 21 hari, menghasilkan konsentrasi kuinidin tertinggi, dan berbeda nyata dibandingkan dengan konsentrasi kuinidin pada masa inkubasi lainnya, baik pada cendawan yang sama, maupun cendawan berbeda. Peningkatan bobot kering biomassa akan meningkatkan konsentrasi kuinidin dalam filtrat, sedangkan peningkatan kadar kuinidin membuat bobot ekstrak semakin rendah.
Collections
- UT - Biology [2145]