Show simple item record

dc.contributor.advisorTondok, Efi Toding
dc.contributor.advisorWiyono, Suryo
dc.contributor.authorGurusinga, Rika Estria
dc.date.accessioned2020-01-27T03:01:18Z
dc.date.available2020-01-27T03:01:18Z
dc.date.issued2019
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/101349
dc.description.abstractAplikasi fungisida umum digunakan dalam pengendalian penyakit-penyakit padi. Penggunaan fungisida dianggap memiliki pengaruh negatif terhadap organisme non-target termasuk cendawan endofit. Cendawan endofit pada padi telah berhasil diisolasi dan di antaranya mampu meningkatkan pertumbuhan serta ketahanan tanaman inang dari cekaman biotik dan abiotik. Keberadaan cendawan endofit di dalam jaringan tanaman tidak terlepas dari pengaruh keadaan lingkungan sekitarnya, salah satunya adalah pengaruh penggunaan fungisida sintetik. Namun, pengetahuan tentang dampak fungisida terhadap cendawan endofit belum banyak diketahui. Tujuan penelitian ini adalah: (1) mendapatkan informasi mengenai keanekaragaman dan kelimpahan cendawan endofit tanaman padi akibat penggunaan fungisida sintetik; dan (2) mengetahui hubungan antara perubahan keanekaragaman dan kelimpahan cendawan endofit dengan perkembangan penyakit pada tanaman padi karena penggunaan fungisida. Penelitian dilakukan dari bulan Juni 2018 hingga Maret 2019 di Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tanaman Jatisari Karawang dan di Laboratorium Mikologi Tumbuhan Departemen Proteksi Tanaman IPB. Tahapan penelitian dimulai dari persiapan lahan, penanaman padi, isolasi cendawan endofit, dan aplikasi fungisida. Percobaan di lapangan terdiri atas dua taraf faktor yaitu fungisida kontak (mankozeb), fungisida sistemik (difenokonazol), dan kontrol sebagai pembanding. Isolasi cendawan endofit dan aplikasi fungisida dilakukan setiap minggu, dimulai saat tanaman berumur 3 hingga 10 minggu setelah tanam (mst). Variabel yang diamati dan dihitung adalah total segmen daun dan batang padi yang dikolonisasi cendawan endofit, jenis dan jumlah spesies cendawan endofit, serta frekuensi kolonisasi cendawan endofit. Selanjutnya dihitung indeks keanekaragaman Shanon-Wiener, indeks kemerataan, dan indeks kesamaan Sorensen cendawan endofit dari setiap perlakuan. Lima isolat cendawan endofit dengan frekuensi kolonisasi tertinggi diuji antagonis terhadap penyebab penyakit busuk pelepah (Sarocladium oryzae) dan juga diuji patogenisitas terhadap benih padi. Tingkat keparahan dan kejadian penyakit tanaman padi juga diamati dalam uji coba lapangan. Hubungan antara cedawan endofit dan keparahan dan kejadian penyakit tanaman padi dianalisis dengan korelasi Pearson. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada peningkatan kolonisasi cendawan endofit dengan pertambahan umur tanaman padi. Terdapat 37 morfospesies cendawan endofit yang berhasil diisolasi dari daun dan batang tanaman padi. Berdasarkan analisis indeks keanekaragaman Shanon-Wiener dan indeks kemerataan, cendawan endofit pada batang lebih beragam daripada daun padi. Berdasarkan analisis indeks kesamaan Sorensen, cendawan endofit antara berbagai perlakuan memiliki kesamaan spesies yang tinggi. Genus dominan cendawan endofit yang mengolonisasi daun dan batang padi yaitu Acremonium, Curvularia, Fusarium, Helminthosporium, Nigrospora, Penicillium, dan Mucor. Pengaruh fungisida terhadap cendawan endofit daun dan batang padi tidak menunjukkan perbedaan yang nyata. Namun, pada batang, frekuensi kolonisasi cendawan endofit menurun selama fase pertumbuhan muda tanaman dengan perlakuan mankozeb dan difenokonazol. Frekuensi kolonisasi genus Nigrospora dan Fusarium juga menurun pada batang dengan perlakuan difenokonazol selama fase pertumbuhan muda tanaman. Mankozeb dan difenokonazol berpengaruh secara nyata mengurangi keparahan penyakit bercak cokelat sempit (Cercospora oryzae) pada 9 dan 10 mst, tetapi tidak memengaruhi keparahan penyakit hawar daun bakteri (Xanthomonas oryzae pv oryzae). Sementara itu, mankozeb dan difenokonazol meningkatkan kejadian penyakit busuk pelepah pada 8 mst. Berdasarkan analisis korelasi Pearson, hubungan antara indeks keanekaragaman cendawan endofit (H’) dengan tingkat keparahan dan kejadian penyakit tidak konsisten di setiap minggu. Dengan perlakuan difenokonazol, indeks keanekaragaman (H’) cendawan endofit pada batang konsisten berkorelasi positif terhadap keparahan penyakit bercak cokelat sempit setiap minggu. Analisis korelasi Pearson antara frekuensi kolonisasi genus dominan cendawan endofit dengan keparahan penyakit bercak cokelat sempit juga tidak konsisten setiap minggu. Beberapa genus cendawan endofit secara nyata berkorelasi negatif atau bahkan positif terhadap keparahan dan kejadian penyakit padi pada minggu tertentu. Berdasarkan hasil uji antagonis diperoleh bahwa isolat cendawan endofit yang terpilih memiliki kemampuan menghambat pertumbuhan penyebab penyakit busuk pelepah (S. oryzae) dengan tingkat penghambatan berkisar antara 30% - 80%. Mekanisme penghambatan tersebut berupa kompetisi. Berdasarkan uji patogenesitas, Curvularia sp., Nigrospora sp., dan Penicillium 7 bersifat non patogen terhadap benih padi. Hasil penelitian ini dapat menjadi acuan mengenai dampak pengendalian penyakit tanaman dengan menggunakan fungisida terhadap keanekaragaman dan kelimpahan cendawan endofit pada tanaman padi dan kaitannya dengan perkembangan penyakit padi.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcPhytopatologyid
dc.subject.ddcFungiid
dc.subject.ddc2019id
dc.subject.ddcBogor-Jawa Baratid
dc.titleDampak Penggunaan Fungisida Sintetik terhadap Kelimpahan Cendawan Endofit dan Perkembangan Penyakit Tanaman Padiid
dc.typeThesisid
dc.subject.keyworddifenokonazolid
dc.subject.keywordkeanekaragamanid
dc.subject.keywordkolonisasiid
dc.subject.keywordkomunitasid
dc.subject.keywordmankozebid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record