Dampak Penggunaan Fungisida Sintetik terhadap Kelimpahan Cendawan Endofit dan Perkembangan Penyakit Tanaman Padi
View/ Open
Date
2019Author
Gurusinga, Rika Estria
Tondok, Efi Toding
Wiyono, Suryo
Metadata
Show full item recordAbstract
Aplikasi fungisida umum digunakan dalam pengendalian penyakit-penyakit
padi. Penggunaan fungisida dianggap memiliki pengaruh negatif terhadap
organisme non-target termasuk cendawan endofit. Cendawan endofit pada padi
telah berhasil diisolasi dan di antaranya mampu meningkatkan pertumbuhan serta
ketahanan tanaman inang dari cekaman biotik dan abiotik. Keberadaan cendawan
endofit di dalam jaringan tanaman tidak terlepas dari pengaruh keadaan lingkungan
sekitarnya, salah satunya adalah pengaruh penggunaan fungisida sintetik. Namun,
pengetahuan tentang dampak fungisida terhadap cendawan endofit belum banyak
diketahui. Tujuan penelitian ini adalah: (1) mendapatkan informasi mengenai
keanekaragaman dan kelimpahan cendawan endofit tanaman padi akibat
penggunaan fungisida sintetik; dan (2) mengetahui hubungan antara perubahan
keanekaragaman dan kelimpahan cendawan endofit dengan perkembangan
penyakit pada tanaman padi karena penggunaan fungisida.
Penelitian dilakukan dari bulan Juni 2018 hingga Maret 2019 di Balai Besar
Peramalan Organisme Pengganggu Tanaman Jatisari Karawang dan di
Laboratorium Mikologi Tumbuhan Departemen Proteksi Tanaman IPB. Tahapan
penelitian dimulai dari persiapan lahan, penanaman padi, isolasi cendawan endofit,
dan aplikasi fungisida. Percobaan di lapangan terdiri atas dua taraf faktor yaitu
fungisida kontak (mankozeb), fungisida sistemik (difenokonazol), dan kontrol
sebagai pembanding. Isolasi cendawan endofit dan aplikasi fungisida dilakukan
setiap minggu, dimulai saat tanaman berumur 3 hingga 10 minggu setelah tanam
(mst). Variabel yang diamati dan dihitung adalah total segmen daun dan batang padi
yang dikolonisasi cendawan endofit, jenis dan jumlah spesies cendawan endofit,
serta frekuensi kolonisasi cendawan endofit. Selanjutnya dihitung indeks
keanekaragaman Shanon-Wiener, indeks kemerataan, dan indeks kesamaan
Sorensen cendawan endofit dari setiap perlakuan. Lima isolat cendawan endofit
dengan frekuensi kolonisasi tertinggi diuji antagonis terhadap penyebab penyakit
busuk pelepah (Sarocladium oryzae) dan juga diuji patogenisitas terhadap benih
padi. Tingkat keparahan dan kejadian penyakit tanaman padi juga diamati dalam
uji coba lapangan. Hubungan antara cedawan endofit dan keparahan dan kejadian
penyakit tanaman padi dianalisis dengan korelasi Pearson.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada peningkatan kolonisasi cendawan
endofit dengan pertambahan umur tanaman padi. Terdapat 37 morfospesies
cendawan endofit yang berhasil diisolasi dari daun dan batang tanaman padi.
Berdasarkan analisis indeks keanekaragaman Shanon-Wiener dan indeks
kemerataan, cendawan endofit pada batang lebih beragam daripada daun padi.
Berdasarkan analisis indeks kesamaan Sorensen, cendawan endofit antara berbagai
perlakuan memiliki kesamaan spesies yang tinggi. Genus dominan cendawan
endofit yang mengolonisasi daun dan batang padi yaitu Acremonium, Curvularia,
Fusarium, Helminthosporium, Nigrospora, Penicillium, dan Mucor.
Pengaruh fungisida terhadap cendawan endofit daun dan batang padi tidak
menunjukkan perbedaan yang nyata. Namun, pada batang, frekuensi kolonisasi
cendawan endofit menurun selama fase pertumbuhan muda tanaman dengan
perlakuan mankozeb dan difenokonazol. Frekuensi kolonisasi genus Nigrospora
dan Fusarium juga menurun pada batang dengan perlakuan difenokonazol selama
fase pertumbuhan muda tanaman.
Mankozeb dan difenokonazol berpengaruh secara nyata mengurangi
keparahan penyakit bercak cokelat sempit (Cercospora oryzae) pada 9 dan 10 mst,
tetapi tidak memengaruhi keparahan penyakit hawar daun bakteri (Xanthomonas
oryzae pv oryzae). Sementara itu, mankozeb dan difenokonazol meningkatkan
kejadian penyakit busuk pelepah pada 8 mst. Berdasarkan analisis korelasi Pearson,
hubungan antara indeks keanekaragaman cendawan endofit (H’) dengan tingkat
keparahan dan kejadian penyakit tidak konsisten di setiap minggu. Dengan
perlakuan difenokonazol, indeks keanekaragaman (H’) cendawan endofit pada
batang konsisten berkorelasi positif terhadap keparahan penyakit bercak cokelat
sempit setiap minggu. Analisis korelasi Pearson antara frekuensi kolonisasi genus
dominan cendawan endofit dengan keparahan penyakit bercak cokelat sempit juga
tidak konsisten setiap minggu. Beberapa genus cendawan endofit secara nyata
berkorelasi negatif atau bahkan positif terhadap keparahan dan kejadian penyakit
padi pada minggu tertentu.
Berdasarkan hasil uji antagonis diperoleh bahwa isolat cendawan endofit
yang terpilih memiliki kemampuan menghambat pertumbuhan penyebab penyakit
busuk pelepah (S. oryzae) dengan tingkat penghambatan berkisar antara 30% - 80%.
Mekanisme penghambatan tersebut berupa kompetisi. Berdasarkan uji
patogenesitas, Curvularia sp., Nigrospora sp., dan Penicillium 7 bersifat non
patogen terhadap benih padi.
Hasil penelitian ini dapat menjadi acuan mengenai dampak pengendalian
penyakit tanaman dengan menggunakan fungisida terhadap keanekaragaman dan
kelimpahan cendawan endofit pada tanaman padi dan kaitannya dengan
perkembangan penyakit padi.
Collections
- MT - Agriculture [3773]