Show simple item record

dc.contributor.advisorPurwoko, Bambang Sapta
dc.contributor.advisorSugianta
dc.contributor.advisorDewi, Iswari Saraswati
dc.contributor.advisorSuwarno, Bayuardi
dc.contributor.authorAkbar, Miftahur Rizqi
dc.date.accessioned2020-01-08T02:44:50Z
dc.date.available2020-01-08T02:44:50Z
dc.date.issued2019
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/100891
dc.description.abstractPemanfaatan lahan sawah tadah hujan menjadi alternatif dalam pemenuhan kebutuhan beras. Kondisi iklim yang senantiasa berubah dapat menyebabkan cekaman kekeringan yang berdampak terhadap pertumbuhan dan produksi padi terutama di lahan sawah tadah hujan. Perakitan varietas padi sawah tadah hujan yang memiliki hasil tinggi dan toleran kekeringan dapat menjadi alternatif untuk mengatasi permasalahan tersebut. Penggunaan teknik kultur antera dapat mempercepat perolehan galur murni. Tujuan umum penelitian ini ialah untuk mendapatkan galur-galur dihaploid padi sawah tadah hujan yang berdaya hasil tinggi dan toleran kekeringan. Karakterisasi berguna untuk mendapatkan informasi karakter-karakter penting untuk seleksi galur dihaploid padi sawah berdaya hasil tinggi. Karakter yang memiliki koefisien keragaman genetik luas, nilai heritabilitas tinggi, dan berkorelasi positif dengan hasil dapat dijadikan sebagai karakter seleksi beserta karakter produktivitas. Berdasarkan hal tersebut diperoleh karakter seleksi yaitu, tinggi tanaman fase reproduktif, jumlah gabah isi per malai, dan hasil gabah per petak. Seleksi toleransi kekeringan pada fase bibit bertujuan untuk mendapatkan galur-galur dihaploid toleran terhadap cekaman kekeringan pada fase bibit. Seleksi dilakukan terhadap 58 galur dihaploid, Salumpikit (cek toleran kekeringan), dan IR 20 (cek sensitif kekeringan). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 11 galur yang memiliki toleransi moderat hingga toleran. Galur-galur yang telah dikarakterisasi selanjutnya dievaluasi potensi daya hasilnya. Pengujian daya hasil pendahuluan dilakukan sebagai tahapan awal uji daya hasil. Pengujian ini menggunakan 58 galur dihaploid generasi kedua dan dua varietas pembanding, yaitu Ciherang dan Inpari 18 sebagai materi genetik. Dari hasil seleksi diperoleh 35 galur yang digunakan untuk pengujian daya hasil lanjutan. Galur-galur tersebut memiliki karakteristik tinggi tanaman 87.8-133.8 cm, jumlah anakan produktif 9.2-14.7 anakan, umur panen 102.8-113.5 HSS, jumlah gabah total per malai 136.6-275.2 butir, persentase gabah isi per malai 62.8-86%, bobot 1000 butir gabah bernas 21.4-30.3 g, dan produktivitas 3.7-5.8 ton ha-1. Galur-galur terseleksi dari pengujian daya hasil pendahuluan dilanjutkan ke pengujian daya hasil lanjutan. Pengujian ini menggunakan 35 galur dihaploid padi terseleksi dan dua varietas pembanding, yaitu Ciherang dan Inpari 18 sebagai materi genetik. Seleksi dengan menggunakan indeks seleksi terboboti dan kemampuan daya tumbuh kembali dari cekaman kekeringan menghasilkan 14 galur yang dapat dilanjutkan untuk uji multi lokasi. Galur-galur tersebut memiliki karakteristik jumlah anakan produktif kisaran 14.0 - 17.7 anakan, bobot 1000 butir gabah bernas kisaran 24.7 - 32.5 g, dan produktivitas kisaran 5.0 - 6.2 ton ha-1, dan memiliki sifat toleransi kekeringan moderat hingga toleran. Pengujian selanjutnya ialah uji multilokasi. Pengujian ini bertujuan untuk memperoleh galur-galur dihaploid yang memiliki produktivitas tinggi di tiga lokasi. Pengujian ini menggunakan 14 galur dihaploid padi hasil uji daya hasil lanjutan dan dua varietas pembanding, yaitu Ciherang dan Inpari 18. Hasil menunjukkan bahwa terdapat tiga galur yaitu CG-8-18-1-1 (6.5 ton ha-1), CG-12-30-1-2 (6.6 ton ha-1), dan CG-12-58-1-1 (7.3 ton ha-1) yang memiliki rata-rata produktivitas tertinggi di tiga lokasi pengujian dan lebih tinggi dibandingkan Inpari 18 (6.4 ton ha-1). Analisis stabilitas dilakukan untuk mengetahui stabilitas produktivitas galur-galur dihaploid padi sawah berdasarkan beberapa metode analisis stabilitas. Analisis stabilitas dilakukan pada 6 kondisi lingkungan berbeda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat galur-galur yang stabil menurut lima metode stabilitas Kang, Francis dan Kannenberg, Finlay dan Wilkinson, Eberhart dan Russell, AMMI, dan GGE biplot yaitu CG-8-18-1-1 (5.96 ton ha-1), CG-9-2-1-5 (5.71 ton ha-1), dan CG-12-30-1-2 (6.09 ton ha-1). Studi kekeringan padi sawah tadah hujan pada kondisi lapangan bertujuan untuk memperoleh galur-galur yang toleran kondisi cekaman kekeringan lapangan dan mempelajari hubungan karakter toleransi kondisi lapangan dengan sifat toleransi kekeringan pada fase bibit. Pengujian ini menggunakan 14 galur-galur dihaploid uji multi lokasi dan 4 varietas pembanding yaitu Ciherang, Inpari 18, Salumpikit (cek toleran), dan IR 20 (cek sensitif) sebagai materi genetik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa galur CG-8-18-1-1, CG-8-18-1-2, dan CG-12-30-1-2 merupakan galur-galur yang toleran pada kondisi kekeringan lapangan. Skor kekeringan daun berkorelasi nyata dan positif dengan skor daya tumbuh kembali (r=0.82; p<0.01), penurunan relatif produktivitas (r=0.70; p<0.01), kandungan klorofil total (r= -0.67; p<0.05), dan kandungan malondialdehida (0.85; p<0.01). Studi toleransi kekeringan di rumah kaca dilakukan untuk memperoleh galur-galur yang toleran cekaman kekeringan di rumah kaca dan mempelajari hubungan antar karakter pada kondisi kekeringan fase bibit, kekeringan intermitten, dan kekeringan fase reproduktif. Studi menggunakan 8 galur dihaploid hasil seleksi dengan dua varietas pembanding yaitu Salumpikit dan IR 20. Hasil penelitian menunjukkan bahwa galur CG-8-18-1-1 dan CG-8-18-1-2 merupakan galur yang toleran pada simulasi kondisi kekeringan di rumah kaca. Karakter seleksi pada kekeringan fase bibit ialah derajat toleransi kekeringan dan kandungan klorofil total. Karakter seleksi pada kekeringan intermitten yaitu jumlah gabah total per malai dan kandungan klorofil total. Karakter seleksi pada kekeringan fase reproduktif ialah bobot gabah per rumpun dan kandungan klorofil total. Perakitan galur dihaploid padi sawah tadah hujan toleran cekaman kekeringan memperoleh tiga galur elit yang memiliki produktivitas tinggi, daya hasil stabil, dan toleran kekeringan. Galur-galur tersebut ialah galur CG-8-18-1-1, CG-8-18-1-2, dan CG-12-30-1-2 dengan produktivitas berturut-turut 6.0 ton ha-1, 6.0 ton ha-1, dan 6.1 ton ha-1 dan potensi hasil >9 ton ha-1. Galur-galur tersebut toleran terhadap cekaman kekeringan pada fase bibit, vegetatif, dan reproduktif.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcPlant Breedingid
dc.subject.ddcBreedingid
dc.subject.ddc2017id
dc.subject.ddcIndramayu, Jawa Baratid
dc.titlePerakitan Galur-galur Dihaploid Padi Sawah Tadah Hujan Toleran Kekeringan Hasil Kultur Antera.id
dc.typeDissertationid
dc.subject.keywordpadi toleran kekeringanid
dc.subject.keywordkultur anteraid
dc.subject.keywordindeks seleksiid
dc.subject.keyworddihaploidid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record