Show simple item record

dc.contributor.advisorMuflikhati, Istiqlaliyah
dc.contributor.advisorSunarti, Euis
dc.contributor.authorGinting, Widyasari
dc.date.accessioned2020-01-07T08:10:50Z
dc.date.available2020-01-07T08:10:50Z
dc.date.issued2019
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/100862
dc.description.abstractHampir sepertiga dari kasus yang ditangani oleh KPAI pada 2016 yakni anak bermasalah dengan hukum, dengan proporsi 40 persen adalah anak sebagai pelaku kejahatan. Hal ini menunjukkan pentingnya pendidikan karakter dilakukan pada anak sedini mungkin. Anak yang berkarakter baik juga merupakan gambaran dari kesejahteraan anak. Kesejahteraan anak tidak hanya berfokus pada apa yang anak terima sekarang tetapi juga kualitas anak mendatang. Dalam pendidikan karakter, orang tua sebagai pengasuh utama anak berperan melakukan internalisasi nilai kebaikan. Selain itu kekuatan karakter orang tua yang tampak dalam perilaku sehari-sehari juga merupakan contoh yang baik bagi anak. Secara umum penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kekuatan karakter orang tua dan internalisasi nilai kebaikan terhadap kesejahteraan anak. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study. Lokasi penelitian dilakukan di Kelurahan Lembur Sawah, Kec. Bogor Selatan (mewakili daerah perdesaan) dan Kelurahan Babakan Pasar, Kec. Bogor Tengah (mewakili wilayah perkotaan) yang dipilih secara purposive. Populasi penelitian adalah keluarga utuh yang memiliki anak usia pra-sekolah (3-5 tahun). Pemilihan contoh dilakukan secara disproportional stratified sampling berjumlah 120 contoh. Data primer diambil menggunakan metode wawancara dengan kuesioner terstruktur meliputi karakteritik keluarga, karakteristik anak, kekuatan karakter orang tua, internalisasi nilai kebaikan dan kesejahteraan anak. Pengolahan dan analisis yang dilakukan adalah analisis deskriptif, uji beda t-test, uji korelasi pearson dan uji regresi linear berganda. Usia Ibu dalam penelitian ini berada pada rentang 21-46 tahun, dengan rataan 32.13 tahun. Lama pendidikan ibu berada pada rentang 0-16 tahun dengan rataan 8.38 tahun. Hasil uji beda menunjukkan perbedaan signifikan antara lama pendidikan ibu di wilayah perdesaan dan perkotaan. Ibu di wilayah perkotaan menempuh pendidikan formal lebih lama dari pada ibu di daerah perdesaan. Pendapatan perkapita keluarga sebesar Rp625.930 dengan 33.3 persen keluarga berada dalam kategori miskin. Usai anak berada pada rentang 3-5 tahun yang terdiri dari 55.8 persen anak laki-laki dan 44.2 persen anak perempuan. Sebagian besar kekuatan karakter orang tua dalam penelitian ini berada pada kategori sedang (85%) dengan nilai rataan 72.44. Berdasarkan enam dimensi kekuatan karakter, kekuatan karakter (keadilan) memiliki nilai rataan tertinggi dan kekuatan karakter (pengetahuan dan kearifan) memiliki nilai rataan terendah. Hasil uji beda menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antara kekuatan karakter ibu di wilayah perdesaan dan perkotaan. Rataan indeks kekuatan karakter di wilayah perdesaan (71.1) lebih rendah dibandingkan rataan indeks kekuatan karakter di wilayah perkotaan (73.78). Perbedaan signifikan juga terdapat pada kekuatan karakter (keteguhan hati) dan kekuatan karakter (kearifan dan pengetahuan). Rataan indeks kekuatan karakter (keteguhan hati) di wilayah perdesaan (69.25) lebih rendah dari pada di wilayah perkotaan (74.75). Selain itu, rataan indeks kekuatan karakter (kearifan dan pengetahuan) di wilayah perdesaan (59.71) juga lebih rendah dari pada wilayah perkotaan (68.00). Internalisasi nilai kebaikan (68.30%) berada pada kategori sedang, dengan nilai rataan indeks sebesar 72.44. Hasil uji beda menunjukkan ibu di wilayah perkotaan lebih sering melakukan internalisasi nilai kebaikan terhadap anak dari pada ibu di wilayah perdesaan. Perbedaan signifikan khususnya juga terdapat pada nilai: kedamaian, tanggung jawab, kebahagiaan, kerja sama, kejujuran, kerendahan hati, dan toleransi. Hasil penelitian 44.20 persen keluarga sudah memiliki kesejahteraan anak dalam kategori tinggi, 50.80 persen kategori sedang dan sisanya lima persen dalam kategori rendah. Hasil uji beda menunjukkan tidak terdapat perbedaan signifikan antara kesejahteraan anak di wilayah perdesaan dan perkotaan secara keseluruhan. Perbedaan signifikan kesejahteraan anak berdasarkan wilayah tempat tinggal terdapat pada dimensi kesejahteraan sosial, kesejahteraan lingkungan dan kesejahteraan spiritual. Berdasarkan hasil uji korelasi, lama sekolah ibu berhubungan positif dengan kekuatan karakter (transenden serta kearifan dan pengetahuan). Selain itu lama sekolah ibu juga berhubungan positif dengan internalisasi nilai kebaikan secara keseluruhan dan internalisasi nilai: kedamaian, persatuan, kejujuran, kerendahan hati, dan toleransi. Selain lama sekolah ibu, pendapatan per kapita juga berhubungan positif dengan internalisasi nilai (toleransi). Lama sekolah ibu dan pendapatan per kapita berhubungan positif dengan kesejahteraan anak dimensi material, sedangkan lama sekolah ibu dan usia anak berhubungan positif dengan kesejahteraan anak dimensi spiritual. Hasil uji korelasi juga menunjukkan bahwa kekuatan karakter orang tua berhubungan positif dengan internalisasi nilai kebaikan. Kekuatan karakter orang tua berhubungan positif dengan kesejahteraan (material) dan internalisasi nilai kebaikan berhubungan positif dengan kesejahteraan (spiritual) anak. Analisis uji regresi pada penelitian ini menggunakan dua model. Model pertama menunjukkan pengaruh kekuatan karakter orang tua (enam jenis karakter) dan internalisasi nilai kebaikan (11 nilai kebaikan) terhadap kesejahteraan anak dengan adjusted R Square sebesar 0.164. Sedangkan pada model kedua, wilayah tempat tinggal, karakteristik keluarga dan karakteristik anak juga ikut dimasukan dalam uji regresi (adjusted R Square 0.175). Berdasarkan kedua model tersebut, secara konsisten kekuatan karakter (transenden) dan internalisasi nilai (perdamaian dan kerjasama) berpengaruh signifikan positif terhadap kesejahteraan anak. Kekuatan karakter (keteguhan hati) berpengaruh signifikan negatif terhadap kesejahteraan anak. Kekuatan karakter keteguhan hati identik dengan sifat tegas dan berpendirian teguh. Orang tua perlu mengontrol sikap ini sehingga tidak mencapai sifat otoriter. Selain itu aktivitas keagamaan, pengembangan diri dan aktivitas kekuatan karakter transenden lainnya juga baik untuk kesejahteraan anak. Selain itu orang tua juga diharapkan terus melakukan internalisasi nilai kepada anak khususnya nilai kedamaian dan nilai kerja sama.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcFamilyid
dc.subject.ddcCharacter strenghtid
dc.subject.ddc2018id
dc.subject.ddcBogor-Jawa Baratid
dc.titlePengaruh Kekuatan Karakter Orang Tua dan Internalisasi Nilai Kebaikan terhadap Kesejahteraan Anak Pra-Sekolahid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordinternalisasi nilai kebaikanid
dc.subject.keywordkekuatan karakter orang tuaid
dc.subject.keywordkesejahteraan anakid
dc.subject.keywordusia pra-sekolahid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record