Show simple item record

dc.contributor.advisorHastuti, Dwi
dc.contributor.advisorSimanjuntak, Megawati
dc.contributor.authorSarifudin
dc.date.accessioned2020-01-06T04:21:25Z
dc.date.available2020-01-06T04:21:25Z
dc.date.issued2019
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/100834
dc.description.abstractAnak merupakan individu yang berada dalam satu rentang perkembangan yang dimulai dari bayi hingga remaja. Anak Indonesia saat ini sedang mengalami ancaman risiko gangguan emosi dan perilaku. Menurut data Komisi Perlindungan Anak Indonesia (2015) kasus kekerasan pada anak setiap tahunnya mengalami peningkatan, di antaranya 6 006 kasus yang berhadapan dengan hukum, 3 160 kasus dalam bidang pengasuhan, 1 764 kasus dalam bidang pendidikan, 1 366 kasus dalam bidang kesehatan dan napza, dan 1 032 kasus bidang pornografi dan cybercrime. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi karakteristik keluarga, karakteristik anak, self efficacy ibu, gaya pengasuhan ibu, tingkat stres ibu, gangguan emosi dan perilaku anak usia sekolah dan menganalisis pengaruh self efficacy, gaya pengasuhan dan tingkat stres ibu terhadap gangguan emosi dan perilaku anak usia sekolah. Penelitian ini dilakukan di sekolah dasar (SD) Kota Bogor yang dipilih secara purposive karena berada di pusat Kota Bogor. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari 2018 sampai Agustus 2019. Populasi penelitian ini adalah anak usia sekolah dasar kelas I sampai kelas III yang bersekolah di SD terpilih. Pengambilan contoh dalam penelitian dilakukan secara quota sampling dan memenuhi kriteria usia 7 sampai 9 tahun dan memiliki ibu kandung, sehingga terpilih sebagai contoh sebanyak 100 anak yang terdiri dari 50 anak laki-laki dan 50 anak perempuan beserta ibunya. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer diperoleh melalui pengisian kuesioner meliputi karakteristik keluarga, karakteristik anak, self efficacy ibu, gaya pengasuhan ibu, tingkat stres ibu, dan gangguan emosi dan perilaku anak. Kuesioner self efficacy ibu dimodifikasi dari the child adjustment and parent efficacy scale (Morawska dan Sanders 2010). Kuesioner asli terdapat 30 item pertanyaan dan setelah dimodifikasi, penelitian ini menggunakan 20 item pertanyaan dengan nilai Cronbach’s Alpha 0.967. Skala yang digunakan adalah skala Likert 1 sampai 10, dimana: 1=sangat tidak yakin dengan kemampuannya, hingga skala 10=sangat yakin dengan kemampuannya. Kuesioner gaya pengasuhan ibu dimodifikasi dari parenting style questionnaire (Robinson et al. 1995). Kuesioner gaya pengasuhan ibu terdiri dari 30 item pertanyaan, dimana: 13 pertanyaan untuk menilai gaya pengasuhan authoritative dengan nilai Cronbach’s Alpha 0.947, 13 pertanyaan untuk menilai gaya pengasuhan authoritarian dengan nilai Cronbach’s Alpha 0.918, dan 4 pertanyaan untuk menilai gaya pengasuhan permissive dengan nilai Cronbach’s Alpha 0.873. Skala yang digunakan adalah skala Likert 1 sampai 5, dimana: 1=tidak pernah, 2=jarang, 3=kadang-kadang, 4=sering, dan 5=selalu. Kuesioner tingkat stres ibu dimodifikasi dari The Kessler-10 (Kessler et al. 2002). Kuesioner tingkat stres ibu terdiri dari 10 item pertanyaan, dengan nilai Cronbach’s Alpha 0.972. Skala yang digunakan adalah skala Likert 1 sampai 5, dimana: 1=tidak pernah, 2=jarang, 3=kadang-kadang, 4=sering, dan 5=selalu. Kuesioner gangguan emosi dan perilaku anak dimodifikasi dari the strengths and difficulties questionnaire a pilot study on the validity of the self-report version (Goodman et al. 1998). Kuesioner asli terdapat 25 item pertanyaan dan 5 dimensi dan setelah dimodifikasi, penelitian ini menggunakan 17 item pertanyaan untuk 4 dimensi dimana: 3 pertanyaan untuk menilai hyperactivity dengan nilai Cronbach’s Alpha 0.916, 5 pertanyaan untuk menilai emotional symptoms dengan nilai Cronbach’s Alpha 0.850, vi 5 pertanyaan untuk menilai conduct problems dengan nilai Cronbach’s Alpha 0.877, dan 4 pertanyaan untuk menilai peer problems dengan nilai Cronbach’s Alpha 0.798 yang menggambarkan emosi dan perilaku negatif yang dimiliki oleh anak. Skala yang digunakan adalah skala Likert 0 sampai 2, dimana: 0=tidak benar/tidak sesuai, 1=agak benar/agak sesuai, dan 2=pasti benar/sesuai. Hasil penelitian menunjukkan usia ibu berada pada rentang usia 25 sampai 50 tahun, dengan rata-rata usia ibu secara keseluruhan adalah 38.1 tahun. Usia anak dalam penelitian ini adalah usia 7 sampai 9 tahun dengan rata-rata usia anak secara keseluruhan adalah 7.8 tahun. Tingkat pendidikan ibu dengan proporsi terbesar adalah tamat SMA/sederajat sebesar 52.0 persen dan proporsi terkecil adalah pendidikan pascasarjana (S2) sebesar 1.0 persen. Berdasarkan status pekerjaan, sebagian besar ibu bekerja. Besar keluarga berada pada kategori kecil dengan jumlah anggota keluarga 3 sampai 4 orang. Pendapatan perkapita keluarga sebesar 89.0 persen berada diatas angka garis kemiskinan Kota Bogor tahun 2016 sebesar Rp416 779 perkapita perbulan. Pada penelitian ini, mayoritas ibu (95%) memiliki self efficacy yang terkategori rendah. Gaya pengasuhan ibu yang diterapkan mayoritas (61%) adalah gaya pengasuhan authoritative, di samping ibu juga menerapkan gaya pengasuhan authoritarian dan gaya pengasuhan permissive. Terdapat cukup banyak ibu (36%) yang mengalami stres terkategori tinggi. Gangguan emosi dan perilaku anak mayoritas (73%) termasuk kategori rendah, namun masih ditemukan gangguan emosi dan perilaku anak terkategori sedang yaitu 27 persen. Hasil uji pengaruh menunjukkan bahwa self efficacy ibu tidak berpengaruh terhadap gaya pengasuhan authoritarian ibu, self efficacy ibu juga tidak berpengaruh terhadap gangguan emosi dan perilaku anak. Gaya pengasuhan authoritative ibu tidak berpengaruh terhadap gangguan emosi dan perilaku anak. Gaya pengasuhan authoritarian dan permissive ibu berpengaruh signifikan positif terhadap gangguan emosi dan perilaku anak. Tingkat stres ibu berpengaruh signifikan positif terhadap gaya pengasuhan authoritarian ibu, tingkat stres ibu juga berpengaruh signifikan positif terhadap gangguan emosi dan perilaku anak. Saran yang diberikan melalui penelitian ini untuk mencegah risiko gangguan emosi dan perilaku anak, maka gaya pengasuhan authoritative ibu perlu ditingkatkan dan menghindari gaya pengasuhan authoritarian dan permissive, tingkat stres ibu perlu dikelola dengan baik, sehingga tidak berdampak pada kondisi anak dan mempengaruhi gaya pengasuhan ibu yang dapat menimbulkan gangguan emosi dan perilaku anak. Di samping itu, pentingnya peran dari semua pihak khususnya Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Komisi Perlindungan Anak Indonesia, Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan untuk melakukan edukasi, sosialisasi dan melaksanakan program kepada anak dan orangtuanya, sehingga dapat mencegah anak terpapar dari gangguan emosi dan perilaku yang berisiko terhadap perilaku anak dimasa depan dan kualitas hidup manusia Indonesia pada umumnya.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcFamilyid
dc.subject.ddcParenting styleid
dc.subject.ddc2019id
dc.subject.ddcBogor-Jawa Baratid
dc.titleGaya Pengasuhan dan Tingkat Stres Ibu Terhadap Gangguan Emosi dan Perilaku Anak Usia Sekolahid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordgangguan emosi dan perilaku anakid
dc.subject.keywordgaya pengasuhan ibuid
dc.subject.keywordself efficacy ibuid
dc.subject.keywordtingkat stres ibuid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record