Show simple item record

dc.contributor.advisorHarianto
dc.contributor.advisorKuswanti, Heny
dc.contributor.authorSaragih, Maria Trisanti
dc.date.accessioned2020-01-03T03:42:31Z
dc.date.available2020-01-03T03:42:31Z
dc.date.issued2019
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/100784
dc.description.abstractPerkembangan ekspor biji kakao Indonesia sebelum tahun 2010 menunjukkan bahwa ekspor biji kakao mencapai 90 persen dari total produksi biji kakao Indonesia, oleh sebab itu Indonesia dikenal sebagai salah satu negara eksportir terbesar di dunia. Walaupun dikenal sebagai salah satu negara pemasok kakao dunia, namun sebagian besar kakao yang diekspor merupakan kakao dalam bentuk biji mentah dan belum difermentasi. Ekspor kakao dalam bentuk biji menyebabkan ketersediaan bahan baku untuk industri pengolahan dalam negeri terbatas, maka pemerintah Indonesia menerapkan kebijakan bea keluar biji kakao. Penerapan bea keluar biji kakao tersebut bertujuan untuk menjamin ketersediaan bahan baku nasional serta peningkatan nilai tambah dan daya saing industri pengolahan kakao dalam negeri. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah: (1) menganalisis daya saing produk kakao Indonesia di negara tujuan utama dan (2) mengidentifikasi faktorfaktor yang memengaruhi daya saing serta ekspor produk kakao Indonesia serta (3) menganalisis pengaruh jangka panjang bea keluar biji kakao terhadap daya saing serta ekspor produk kakao Indonesia di negara tujuan utama. Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa data panel yaitu penggabungan antara data time series dan cross section. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah (1) analisis deskriptif, (2) analisis daya saing dengan metode Revealed Comparative Advantage (RCA), (3) analisis data panel dengan Gravity Model, (4) analisis pengaruh jangka panjang dengan Fully Modified Ordinary Least Square (FMOLS). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa produk kakao Indonesia seperti pasta, lemak serta bubuk kakao memiliki keunggulan komparatif yang tinggi pada masing-masing negara tujuan utamanya. Produk pasta kakao Indonesia memiliki keunggulan komparatif tertinggi berada di negara tujuan New Zealand (nilai ratarata RCA sebesar 14,970) dibandingkan dengan negara tujuan lainnya. Lemak kakao Indonesia memiliki keunggulan komparatif tertinggi di negara Prancis (nilai rata-rata RCA sebesar 44,394). Sedangkan produk bubuk kakao memiliki keunggulan komparatif tertinggi di negara China (nilai rata-rata RCA sebesar 12,461). Hal ini mengindikasi bahwa pasta kakao, lemak kakao serta bubuk kakao Indonesia masing-masing memiliki daya saing tertinggi di negara New Zealand, Prancis serta China dibandingkan negara tujuan lainnya. Variabel yang memengaruhi daya saing dan ekspor berbeda-beda untuk masing-masing produk kakao. Variabel yang berpengaruh terhadap daya saing pasta kakao yakni bea keluar serta harga biji kakao dunia. Daya saing lemak kakao dipengaruhi oleh nilai tukar dan bea keluar, sedangkan daya saing bubuk kakao dipengaruhi oleh nilai tukar, bea keluar, harga biji kakao serta harga ekspor bubuk kakao. Ekspor produk pasta kakao dipengaruhi oleh seluruh variabel yaitu nilai tukar, jarak ekonomi, harga minyak bumi, harga ekspor pasta kakao, bea keluar biji kakao, serta krisis keuangan tahun 2008. Variabel yang memengaruhi ekspor lemak kakao yaitu nilai tukar, jarak ekonomi serta harga ekspor lemak kakao, sedangkan ekspor bubuk kakao hanya dipengaruhi oleh jarak ekonomi. Pengaruh bea keluar biji kakao dalam jangka panjang berbeda untuk setiap masing-masing produk kakao dari sisi daya saing maupun ekspornya. Pengaruh jangka panjang bea keluar biji kakao berpengaruh positif terhadap daya saing serta ekspor pasta kakao Indonesia ke negara tujuan utama, hal ini sesuai dengan tujuan diberlakukannya kebijakan bea keluar biji kakao, artinya apabila bea keluar biji kakao semakin meningkat maka akan meningkat pula daya saing serta ekspor pasta kakao ke negara tujuan utama, sedangkan pengaruh jangka panjang bea keluar biji kakao menunjukkan nilai koefisien negatif terhadap daya saing serta ekspor bubuk kakao, artinya apabila terjadi peningkatan bea keluar biji kakao maka akan mengakibatkan daya saing dan ekspor bubuk kakao akan menurun. Hal ini tidak sesuai dengan tujuan pemerintah menerapkan bea keluar biji kakao. Sedangkan persamaan daya saing serta ekspor lemak kakao tidak memiliki kointegrasi sehingga variabel independen persamaan daya saing serta ekspor lemak kakao tidak memiliki pengaruh jangka panjang terhadap variabel dependen yakni daya saing serta volume ekspor lemak kakao. Berdasarkan nilai RCA diketahui bahwa produk kakao Indonesia masih memiliki keunggulan komparatif di negara tujuan ekspor utama, keunggulan komparatif tertinggi adalah lemak kakao. Sedangkan berdasarkan hasil estimasi yang telah dilakukan, dengan memperhatikan pengaruh bea keluar biji kakao, diketahui bahwa pasar produk kakao Indonesia yang paling potensial adalah pasta kakao Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan pengaruh bea keluar biji kakao dalam jangka panjang masih mampu meningkatkan daya saing serta ekspor pasta kakao ke negara tujuan utama.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcAgribusinessid
dc.subject.ddcCocoa Beansid
dc.subject.ddc2019id
dc.subject.ddcIndonesiaid
dc.titlePengaruh Penerapan Bea Keluar Biji Kakao terhadap Daya Saing serta Ekspor Produk Kakao Olahan Indonesia ke Negara Tujuan Utama.id
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordbea keluarid
dc.subject.keyworddaya saingid
dc.subject.keywordeksporid
dc.subject.keyworddata panelid
dc.subject.keywordkakaoid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record