Variasi Komunitas Makroavertebrata sebagai Indikator Kesehatan Sungai
View/ Open
Date
2019Author
Maknuun, Luk Luk Il
Krisanti, Majariana
Wardiatno, Yusli
Metadata
Show full item recordAbstract
Makroavertebrata merupakan salah satu bioindikator yang telah banyak digunakan untuk memantau status kesehatan sungai. Salah satu pendekatan yang dapat digunakan adalah pendekatan taksonomi. Pendekatan ini dilakukan dengan menentukan dan mengukur kelimpahan serta keragaman makroavertebrata yang dipengaruhi oleh kondisi lingkungan dan tata guna lahan di sekitar sempadan sungai. Setiap sungai memiliki kondisi alam yang berbeda-beda. Hal ini akan mempengaruhi perbedaan struktur komunitas makroavertebrata yang terbentuk. Tujuan penelitian ini adalah untuk menghubungkan struktur komunitas makroavertebrata dengan kondisi lingkungan sungai serta menentukan indeks biotik yang paling sensitif dan layak dalam menilai status ekologi sungai. Penelitian ini dilakukan dibeberapa sungai di antaranya Sungai Brantas (Jawa Timur), Sungai Opak dan Progo (Daerah Istimewa Yogyakarta) serta Sungai Cileungsi (Jawa Barat).
Parameter fisika-kimia antar keempat sungai berbeda signifikan (p<0.05) kecuali pada parameter COD. Jumlah makroavertebrata yang ditemukan pada Brantas ialah 45 genus, 29 famili dan 11 ordo, sementara pada Sungai Opak ditemukan 38 genus, 21 famili dan 7 ordo. Adapun makroavertebrata yang ditemukan di Sungai Progo adalah 55 genus, 28 famili dan 10 ordo. Makroavertebrata pada Sungai Cileungsi ditemukan sebanyak 65 genus, 31 famili dan 9 ordo. Diketahui nilai rata-rata keragaman tertinggi makroavertebrata ditemukan di Sungai Progo. Adapun rata-rata kepadatan tertinggi ditemukan pada Sungai Cileungsi. Kekayaan famili antar sungai bervariasi. Terdapat 8 famili yang ditemukan pada seluruh sungai, 9 famili ditemukan hanya pada dua sungai, 14 famili ditemukan pada tiga sungai, serta 22 famili ditemukan secara eksklusif disalah satu sungai. Faktor yang mempengaruhi kekayaan taksa antar sungai bervariasi mulai dari altitude, tutupan kanopi, COD hingga DO. Bahan organik yang tersedimentasi di dasar perairan diduga juga mempengaruhi kekayaan taksa.
Penggunaan indeks biotik FBI, LQI dan Singscore memperoleh hasil interpretasi yang berbeda-beda. Perbandingan sensitivitas dan kelayakan indeks dalam menentukan status ekologi sungai didapatkan bahwa FBI memperoleh skor lebih banyak dalam perhitungan skor sensitivitas indeks. Adapun berdasarkan uji korelasi pearson, sensitivitas indeks berbeda-beda antar sungai dipengaruhi kondisi sungai dan aktivitas disekitarnya yang menyumbang masuknya polutan ke dalam sungai.
Collections
- MT - Fisheries [2934]