Show simple item record

dc.contributor.advisorIndrawati, Agustin
dc.contributor.advisorSetiyaningsih, Surachmi
dc.contributor.authorKhoirani, Kuntum
dc.date.accessioned2020-01-02T07:43:51Z
dc.date.available2020-01-02T07:43:51Z
dc.date.issued2019
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/100755
dc.description.abstractKasus infeksi oleh bakteri yang resisten terhadap antibiotika, menjadi masalah serius di dunia kesehatan, penggunaan antibiotika tidak dapat dilakukan untuk pengobatan penyakit. Penggunaan antibiotika di industri peternakan untuk terapi, penggunaan dosis sub terapi, dan growth promotor secara rutin tanpa memperhatikan aturan pemakaian berperan dalam perkembangan resistensi bakteri komensal dan patogen terhadap antibiotika. Tahun 2050, beberapa ahli memperkirakan infeksi akibat bakteri resisten terhadap antibiotika menyebabkan kematian hingga 10 juta jiwa per tahun dan biaya penanganan mencapai US$ 100 triliun. Sebagian besar kematian tersebut diakibatkan infeksi E. coli, Mycobacterium tuberculosis yang telah resisten terhadap antibiotika, dan malaria. Tujuan penelitian ini adalah mengisolasi dan mengidentifikasi E. coli, menguji resistensi antibiotika, dan mendeteksi gen penyandi resistensi bakteri E. coli asal peternakan ayam di Bandung dan Purwakarta. Sebanyak 57 sampel swab kloaka, litter, dan air minum dikoleksi secara acak dari 4 peternakan ayam layer dan breeder di Bandung dan Purwakarta. Penelitian dilakukan selama bulan Juni 2018 sampai Februari 2019. Isolasi dan identifikasi bakteri E. coli dengan menumbuhkan isolat E. coli ke media eosin metylen blue agar (EMBA), dilanjutkan dengan pewarnaan Gram, dan uji IMVIC, dan dikonfirmasi dengan identifikasi E. coli menggunakan polymerase chain reaction (PCR). Delapan belas biakan murni bakteri E. coli yang positif diuji sensitivitasnya menggunakan media agar Mueller-Hinton, metode disk diffusion menurut Kirby- Bouer. Disk antibiotika ampisilin, oksitetrasiklin, tetrasiklin, asam nalidiksid, gentamisin, dan kloramfenikol diposisikan di permukaan kultur bakteri, diinkubasi selama 24 jam pada suhu 35°C. Diameter zona terang disekeliling disk antibiotika yang terbentuk, diukur dalam satuan millimeter dan diinterpretasikan berdasarkan Clinical and Laboratory standards Institute guidelines (CLSI 2018). Isolat yang dikategorikan resisten dan intermediate terhadap antibiotika tersebut selanjutnya dideteksi gen penyandi resistensinya menggunakan polymerase chain reaction (PCR). Sebanyak 57 sampel yang diuji menunjukkan hasil positif 18 isolat E. coli. Hasil uji kepekaan antibiotik 18 isolat E. coli menunjukkan resistensi total 100% terhadap ampisilin, dan tingkat resistensi yang tingggi terhadap asam nalidiksit (94.4%), oksitetrasiklin (88.9%), tetrasiklin (88.9%), sedangkan resistensi terhadap gentamisin dan kloramfenikol masing-masing (22.2%), dan (11.1%). Sebagin besar isolat resisten terhadap 3-4 antibiotika dan hanya satu isolat resisten terhadap satu antibiotika. Frekuensi empat gen resisten pada penelitian ini diantaranya qnr(B) (94.4%), tet(A) (94.4%), ampC (77.8%), dan tet(B) (55.6%). Semua isolat E. coli mengandung 2-4 gen resistensi. Penelitian ini melaporkan resistensi antibiotik yang signifikan pada E. coli dari peternakan ayam di Bandung dan Purwakarta. Penelitian ini menggaris bawahi pentingnya pemantauan penggunaan antibiotik dan pengawasan ruitn resistensi antibiotik.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcMedical mircrobiologyid
dc.subject.ddcVeterinary scienceid
dc.subject.ddc2018id
dc.subject.ddcBandung-Jawa Baratid
dc.titleKajian Resistensi Antibiotik dan Gen Penyandinya pada Escherichia coli Asal Peternakan di Bandung dan Purwakartaid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordantibiotikaid
dc.subject.keywordayamid
dc.subject.keywordE. coli, genid
dc.subject.keywordmultidrug resisteid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record