Kajian Resistensi Antibiotik dan Gen Penyandinya pada Escherichia coli Asal Peternakan di Bandung dan Purwakarta
View/ Open
Date
2019Author
Khoirani, Kuntum
Indrawati, Agustin
Setiyaningsih, Surachmi
Metadata
Show full item recordAbstract
Kasus infeksi oleh bakteri yang resisten terhadap antibiotika, menjadi
masalah serius di dunia kesehatan, penggunaan antibiotika tidak dapat dilakukan
untuk pengobatan penyakit. Penggunaan antibiotika di industri peternakan untuk
terapi, penggunaan dosis sub terapi, dan growth promotor secara rutin tanpa
memperhatikan aturan pemakaian berperan dalam perkembangan resistensi bakteri
komensal dan patogen terhadap antibiotika. Tahun 2050, beberapa ahli
memperkirakan infeksi akibat bakteri resisten terhadap antibiotika menyebabkan
kematian hingga 10 juta jiwa per tahun dan biaya penanganan mencapai US$ 100
triliun. Sebagian besar kematian tersebut diakibatkan infeksi E. coli,
Mycobacterium tuberculosis yang telah resisten terhadap antibiotika, dan malaria.
Tujuan penelitian ini adalah mengisolasi dan mengidentifikasi E. coli,
menguji resistensi antibiotika, dan mendeteksi gen penyandi resistensi bakteri E.
coli asal peternakan ayam di Bandung dan Purwakarta. Sebanyak 57 sampel swab
kloaka, litter, dan air minum dikoleksi secara acak dari 4 peternakan ayam layer
dan breeder di Bandung dan Purwakarta. Penelitian dilakukan selama bulan Juni
2018 sampai Februari 2019. Isolasi dan identifikasi bakteri E. coli dengan
menumbuhkan isolat E. coli ke media eosin metylen blue agar (EMBA), dilanjutkan
dengan pewarnaan Gram, dan uji IMVIC, dan dikonfirmasi dengan identifikasi E.
coli menggunakan polymerase chain reaction (PCR).
Delapan belas biakan murni bakteri E. coli yang positif diuji sensitivitasnya
menggunakan media agar Mueller-Hinton, metode disk diffusion menurut Kirby-
Bouer. Disk antibiotika ampisilin, oksitetrasiklin, tetrasiklin, asam nalidiksid,
gentamisin, dan kloramfenikol diposisikan di permukaan kultur bakteri, diinkubasi
selama 24 jam pada suhu 35°C. Diameter zona terang disekeliling disk antibiotika
yang terbentuk, diukur dalam satuan millimeter dan diinterpretasikan berdasarkan
Clinical and Laboratory standards Institute guidelines (CLSI 2018). Isolat yang
dikategorikan resisten dan intermediate terhadap antibiotika tersebut selanjutnya
dideteksi gen penyandi resistensinya menggunakan polymerase chain reaction
(PCR). Sebanyak 57 sampel yang diuji menunjukkan hasil positif 18 isolat E. coli.
Hasil uji kepekaan antibiotik 18 isolat E. coli menunjukkan resistensi total
100% terhadap ampisilin, dan tingkat resistensi yang tingggi terhadap asam
nalidiksit (94.4%), oksitetrasiklin (88.9%), tetrasiklin (88.9%), sedangkan
resistensi terhadap gentamisin dan kloramfenikol masing-masing (22.2%), dan
(11.1%). Sebagin besar isolat resisten terhadap 3-4 antibiotika dan hanya satu isolat
resisten terhadap satu antibiotika. Frekuensi empat gen resisten pada penelitian ini
diantaranya qnr(B) (94.4%), tet(A) (94.4%), ampC (77.8%), dan tet(B) (55.6%).
Semua isolat E. coli mengandung 2-4 gen resistensi. Penelitian ini melaporkan
resistensi antibiotik yang signifikan pada E. coli dari peternakan ayam di Bandung
dan Purwakarta. Penelitian ini menggaris bawahi pentingnya pemantauan
penggunaan antibiotik dan pengawasan ruitn resistensi antibiotik.
Collections
- MT - Veterinary Science [900]