Klasifikasi dan Kandungan Andrografolid 15 Etnis Daun Sirih (Piper betle Linn) Asal Indonesia Timur
Abstract
Sirih (Piper betle Linn) adalah salah satu tanaman yang sering digunakan sebagai obat tradisional. Asal tanaman sirih menyebabkan perbedaan kandungan fitokimia yang terdapat pada tanaman. Penelitian ini bertujuan menentukan klasifikasi dan kandungan andrografolid daun sirih dari 15 etnis di Indonesia Timur. Senyawa fitokimia sirih 15 etnis dari Indonesia Timur ditentukan dari hasil analisis menggunakan HPLC dan dianalisis dengan metode Principal Component Analysis (PCA). Hasil analisis menunjukkan sirih asal Indonesia Timur terbagi menjadi 3 kelompok utama. Kelompok pertama terdiri atas dua etnis, yaitu Komoro dan Greri dari Papua. Kelompok kedua terdiri atas etnis Mey Brat (Papua Barat) dan Demta (Papua). Kelompok ketiga terdiri atas 11 etnis, yaitu Asilulu (Maluku), Balesang (Sulawesi Tengah), Bungku (Sulawesi Tengah), Mulong Kuni (Sulawesi Tengah), Saluan (Sulawesi Tengah), Tialo (Sulawesi Tengah), Tolage (Sulawesi Tengah), Gebe (Maluku Utara), Makian (Maluku Utara), Sumber Baba (Papua) dan Waigeo (Papua Barat). Andrografolid adalah senyawa yang berpotensi sebagai obat penyakit malaria. Kadar andrografolid tertinggi dimiliki oleh sirih etnis Greri dari Papua, yaitu sebesar 11.550 μg/gram. Kadar andrografolid terendah terdapat pada sirih etnis Sumber Baba asal Papua, yaitu sebesar 4.266 μg/gram.
Collections
- UT - Biochemistry [1190]