Jasa Ekosistem untuk Pengelolaan Mangrove di Desa Apar, Kecamatan Pariaman Utara, Sumatera Barat
View/ Open
Date
2019Author
Revianda, Nadia
Fahrudin, Ahmad
Samosir, Agustinus M
Metadata
Show full item recordAbstract
Ekosistem mangrove adalah kelompok vegetasi yang tumbuh dan
berkembang pada daerah pasang surut pantai berlumpur yang masih mendapat
cukup aliran air dan dipengaruhi oleh sifat-sifat fisik laut. Ekosistem mangrove
memiliki jasa ekosistem yang tinggi. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi jasa
ekosistem dan merumuskan langkah pengelolaan ekosistem mangrove di Desa
Apar. Jasa ekosistem mangrove dianalisis dengan metode deskriptif dan dilihat
dari kekurangan dan kelebihan dari masing-masing jasa ekosistem. Jasa
ekosistem mangrove utama yang berhasil diidentifikasi adalah perikanan tangkap,
penyerap karbon, produktivitas primer, dan ekowisata. Langkah pengelolaan
untuk ekosistem mangrove Desa Apar adalah dengan melakukan penambahan
penanaman mangrove, pembatasan jumlah kunjungan sesuai daya dukung serta
penentuan harga tiket untuk ekowisata, dan memperbaiki sarana kawasan
ekowisata.
Kata kunci: jasa ekosistem, Pariaman, pengelolaan mangrove, valuasi ekowisata.
ABSTRACT
NADIA REVIANDA Ecosystem Services for Mangrove Management in Apar
Village, North Pariaman, West Sumatra. Supervised by ACHMAD FAHRUDIN
and AGUSTINUS M SAMOSIR.
Mangrove ecosystem is a group of vegetation that grows and develops in
muddy coastal tidal area that still get enough water flow and influenced by the
physical properties of the sea. It has high ecosystem services. This study aims to
identify ecosystem service and formulate management of mangrove ecosystems in
Apar Village. Ecosystem services were analyzed using descriptive method, while
management measures were formulated from advantages and disadvantages of
services and the valuation. Main mangrove ecosystem services that had been
identified were fisheries capture, carbon sink, primery productivity, and
ecotourism. Based on those the management measuired planed were mangrove
planting, importing carrying capacity and ticket prices, and improving ecotourism
facilities.