Show simple item record

dc.contributor.advisorAhmad, Sulaeman
dc.contributor.advisorEvy, Damayanthi
dc.contributor.authorPuspita, Winny
dc.date.accessioned2019-11-26T02:44:26Z
dc.date.available2019-11-26T02:44:26Z
dc.date.issued2019
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/100144
dc.description.abstractBesaran masalah Diabetes Mellitus (DM) cukup mengkhawatirkan dan menjadi perhatian utama kesehatan masyarakat di seluruh dunia dikarenakan jumlah kasus yang meningkat secara eksponensial setiap tahun. Pengendalian kadar glukosa darah penting dilakukan untuk pencegahan karena hiperglikemia postprandial merupakan kelainan awal metabolisme glukosa sebelum mengarah menjadi DM tipe 2. Pilihan makanan ringan saat ini cenderung berdensitas kalori tinggi, tinggi lemak dan karbohidrat serta rendah serat yang berisiko meningkatkan prevalensi obesitas dan diabetes. Pati sagu merupakan pangan sumber serat dan mengandung pati resisten tinggi. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa makanan olahan sagu memiliki indeks glikemik rendah yang tergantung jenis pengolahan dan pati sagu memungkinkan diaplikasikan dalam pembuatan roti, cake dan biskuit. Tempe merupakan sumber protein yang kaya akan asam amino arginin dan BCAA (branched chain amino acids), mengandung isoflavon genistein dan daidzein, tinggi serat dan rendah indeks glikemik. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa kedelai berpotensi dalam pengendalian kadar glukosa darah. Karakteristik beras hitam yang memiliki kandungan antosianin dan tinggi serat dapat dikembangkan menjadi pangan fungsional bagi penderita diabetes. Menyediakan produk dan mempromosikan makanan yang bermanfaat bagi kesehatan merupakan salah satu global public health policies untuk menurunkan epidemi DM tipe 2. Pati sagu, tempe dan beras hitam mengandung ingredien tinggi serat, amilosa, pati resisten dan berindeks glikemik rendah. Snack bar yang dimodifikasi menggunakan bahan tersebut diharapkan menghasilkan produk yang menarik dan menyediakan zat gizi yang bermanfaat. Penelitian ini bertujuan untuk (1) Menyusun formula snack bar berbahan pati sagu, tempe, dan beras hitam; (2) Menganalisis karakteristik fisikokimia (kekerasan produk, kadar serat, kadar pati total, kadar amilosa, kadar pati resisten dan daya cerna pati in vitro); (3) Menganalisis nilai indeks glikemik dan beban glikemik; (4) Menetapkan formula snack bar berbahan pati sagu, tempe, dan beras hitam yang direkomendasikan untuk penderita diabetes mellitus. Desain penelitian adalah rancangan acak lengkap (RAL) dua kali ulangan yang terdiri dari dua tahap yaitu (1) Penelitian pendahuluan bertujuan menyusun formula snack bar berdasarkan jumlah proporsi antara pati sagu dan tempe yang terdiri dari 3 formula yaitu F1 (2:1), F2 (1.5:1) dan F3 (1:1); (2) Penelitian utama bertujuan untuk melihat pengaruh jumlah proporsi pati sagu dan tempe terhadap sifat organoleptik, karakteristik fisikokimia dan nilai indeks glikemik. Sepuluh orang subjek direkrut dari mahasiswa Departemen Gizi Masyarakat, FEMA, IPB secara purposive sampling untuk mengikuti uji indeks glikemik. Kriteria inklusinya adalah 1) Laki-laki atau wanita usia 18 - 30 tahun, 2) Memiliki indeks massa tubuh (IMT) normal 18.5 - 22.9 kg/m², 3) Tidak memiliki riwayat penyakit DM baik diri sendiri maupun keluarga, 4) Memiliki kadar glukosa darah puasa normal, 5) Tidak sedang mengalami penyakit gangguan pencernaan, 6) Tidak sedang mengonsumsi obat-obatan medis selama pengukuran kadar glukosa darah, 7) Tidak mengonsumsi minuman beralkohol, 8) Tidak merokok. Pemeriksaan glukosa darah dilakukan sebelum pukul 10.00 setelah subjek berpuasa selama 10-12 jam. Dalam uji indeks glikemik, perlakuan dilakukan empat kali yaitu untuk pemberian glukosa murni dan masing-masing pangan uji dengan jarak waktu pengujian masing-masing tujuh hari. Pangan acuan dan pangan uji snack bar formula F1, F2 dan F3 yang diberikan mengandung 50 g available carbohydrate. Waktu pengambilan sampel darah dilakukan pada menit ke-0 (baseline) dan diikuti pada menit ke-15, 30, 45, 60, 90, dan 120 setelah mengonsumsi pangan uji atau pangan acuan. Respon glukosa darah yang diperoleh dari setiap titik waktu pengukuran kemudian dibuat dalam bentuk kurva. Luas daerah di bawah kurva dihitung menggunakan pendekatan incremental area under curve (iAUC). Nilai indeks glikemik dihitung berdasarkan iAUC dari kurva respon glukosa darah dari makanan uji dan membandingkannya dengan pangan acuan dengan mengabaikan daerah di bawah baseline (kadar glukosa darah puasa). Hasil uji hedonik menunjukkan bahwa formula F3 dapat diterima oleh sebagian besar panelis pada parameter rasa, aroma, warna, tekstur dan kesukaan keseluruhan dengan persentase penerimaan produk sebesar 88.24%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi kadar amilosa berbanding lurus dengan kadar pati resisten. Hal ini terlihat pada formula F3 dengan rasio amilosa-amilopektin tertinggi (60.1% : 39.9%) memiliki kadar pati resisten tertinggi (8.8%). Formula F3 dengan proporsi pati sagu dan tempe (1:1) memiliki kadar serat tertinggi (11.05%) dan daya cerna pati in vitro sebesar 14.02%. Karakteristik subjek yaitu rata-rata usia 21.1 ± 1.1 tahun dengan rata-rata IMT 20.35 ± 0.84 kg/m² yang artinya seluruh subjek memiliki status gizi normal. Respon glukosa darah pada ketiga formula menunjukkan pola kurva yang relatif sama hanya berbeda ketinggian antar perlakuan pangan uji. Secara keseluruhan, kadar glukosa darah postprandial terendah pada menit ke-15, 45, 60, 90 dan 120 terdapat pada formula F3. Formula F3 menghasilkan peningkatan yang lambat dan puncak respon glukosa darah postprandial pada menit ke-30 sebesar 107.5 mg/dl lebih rendah dibandingkan puncak respon glikemik pada pemberian glukosa murni sebesar 143.4 mg/dl pada menit ke-30. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa snack bar pati sagu, tempe, dan beras hitam memiliki kadar amilosa (60.1%), daya cerna pati in vitro (14.02%), 11.05% serat pangan, 8.8% pati resisten, indeks glikemik rendah (40) dan beban glikemik rendah (5.4). Snack bar pati sagu, tempe, dan beras hitam dapat dikategorikan sebagai pangan tinggi serat dengan pati resisten tinggi dan produk ini berpotensi sebagai alternatif makanan selingan bagi penderita diabetes mellitus.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcNutritionid
dc.subject.ddcAlternatif Foodid
dc.subject.ddc2018id
dc.subject.ddcBogor, Jawa Baratid
dc.titlePotensi Snack Bar Berbahan Pati Sagu (Metroxylon sp.), Tempe, dan Beras Hitam sebagai Alternatif Makanan Selingan Berindeks Glikemik Rendah.id
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordbeban glikemikid
dc.subject.keyworddiabetes mellitusid
dc.subject.keywordindeks glikemikid
dc.subject.keywordsnack barid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record