Show simple item record

dc.contributor.advisorKukuh, Nirmala
dc.contributor.advisorEddy, Supriyono
dc.contributor.advisorYani, Hadiroseyani
dc.contributor.authorFauziyah, Nur
dc.date.accessioned2019-11-22T02:12:10Z
dc.date.available2019-11-22T02:12:10Z
dc.date.issued2019
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/100092
dc.description.abstractIkan lele merupakan komoditas unggulan budidaya ikan air tawar di Kabupaten Tangerang. Ikan lele cocok dikembangkan di wilayah Kabupaten Tangerang karena dapat dibudidayakan pada lahan sempit dengan padat tebar tinggi dan hemat air. Masyarakat di Kawasan industri umumnya menyukai ikan lele termasuk warga Tangerang. Pesatnya pertumbuhan jumlah penduduk berdampak pada besarnya kebutuhan pangan termasuk ikan lele sebagai sumber protein. Produksi lele mengalami peningkatan setiap tahunnya dan terus mendominasi komoditas budidaya air tawar dari tahun 2013 sampai 2018. Pada periode enam tahun terakhir terdapat kenaikan produksi lele rata-rata sebesar 11.77 persen per tahun. Kebutuhan ikan lele per hari di wilayah Jabodetabek adalah 120 ton. Pembudidaya di wilayah Bogor telah memasok sebanyak 30 ton setiap hari dan pembudidaya di Kabupaten Tangerang memasok sebesar 17.64 ton per hari. Potensi pasar masih terbuka sehingga usaha budidaya lele memiliki prospek untuk dikembangkan sebagai salah satu sumber mata pencaharian. Namun, prospek tersebut belum dimanfaatkan secara optimal karena adanya berbagai keterbatasan seperti tingginya konversi lahan, pencemaran lingkungan, lahan sempit, modal sedikit, pengalaman kurang, harga pakan tinggi serta penguasaan teknologi rendah. Peningkatan produksi dalam rangka memenuhi kebutuhan pasar memerlukan suatu strategi yang didukung oleh data kinerja produksi, karakteristik pembudidaya dan kondisi kualitas lingkungan budidaya. Strategi tersebut selanjutnya dijadikan masukan dalam penyusunan program kegiatan pemerintah Kabupaten Tangerang. Harapannya adalah dengan anggaran dana yang terbatas, pemerintah mampu menyusun program kegiatan yang efektif, efisien, ekonomis dan tepat sasaran sesuai dengan kondisi karakteristik serta kebutuhan masyarakat pembudidaya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi aspek kinerja produksi dan sumberdaya lingkungan kegiatan budidaya lele di Kabupaten Tangerang. Aspek kinerja produksi terdiri atas kinerja usaha dan karakteristik pembudidaya. Sedangkan aspek sumberdaya lingkungan meliputi kualitas air, kesesuaian lahan dan pola sebaran pembudidaya. Hasil identifikasi selanjutnya dijadikan bahan dalam merumuskan strategi pengembangan budidaya lele di Kabupaten Tangerang. Pengambilan data dilakukan melalui survei dengan kuesioner terstruktur selama bulan Oktober 2018 hingga Januari 2019. Metode analisis data terdiri atas analisis deskriptif, analisis sistem informasi geografis (SIG) dan analisis SWOT. Berdasarkan kinerja produksi, kegiatan budidaya di Kabupaten Tangerang tergolong usaha skala kecil dengan jumlah produksi kurang dari 50 ton per tahun dan luas lahan kurang dari 1000 m2. Pembudidaya umumnya adalah laki-laki dengan status lahan milik sendiri. Segmen usaha mayoritas pembenihan di wilayah tengah, serta pembesaran di wilayah utara dan barat. Data evaluasi sumberdaya lingkungan menunjukkan bahwa kondisi kualitas air (suhu, pH, dan DO) secara umum sesuai dengan standar SNI. Analisis kesesuaian lahan di Kabupaten Tangerang terhadap data lahan potensial sebesar 103 265 ha menunjukkan luasan area sangat sesuai sekitar 29 632 ha dan sesuai 42 708 ha. Lokasi ini terutama tersebar pada Kecamatan Rajeg dan Sindang jaya (Tangerang tengah), Pakuhaji dan Kronjo (Tangerang Utara), serta Jambe dan Tigaraksa (Tangerang Barat). Hasil overlay terhadap data sebaran kualitas air diketahui bahwa mayoritas pembudidaya lele tersebar pada: (a) Kecamatan Cikupa, Legok dan Sindang Jaya di wilayah Tangerang Tengah, (b) Kecamatan Gunung Kaler, Mauk, Mekar Baru, dan Sukadiri di wilayah Tangerang Utara, dan (c) Kecamatan Tigaraksa, Jayanti dan Solear di wilayah Tangerang Barat. Alternatif strategi yang diprioritaskan berdasarkan hasil analisis SWOT yaitu strategi agresif (Strength-Opportunities) yang berada pada kuadran I. Peningkatan keterampilan, ketersediaan benih berkualitas, dan penerapan teknologi informasi diharapkan mampu mendukung efisiensi, produktivitas dan keberlanjutan usaha.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcAquacultureid
dc.subject.ddcCatfishid
dc.subject.ddc2018id
dc.subject.ddcTangerang-Bantenid
dc.titleAnalisis Potensi Pengembangan Budidaya Lele di Kabupaten Tangerang Berdasarkan Kinerja Produksi dan Sumberdaya Lingkunganid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordGISid
dc.subject.keywordkarakteristik budidayaid
dc.subject.keywordleleid
dc.subject.keywordstrategi pengembanganid
dc.subject.keywordSWOTid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record