dc.description.abstract | Minyak jarak yang dihasilkan dari jarak kepyar atau jarak rambutan (Ricinus
communis L.) berpotensi untuk dikembangkan di Indonesia. Minyak jarak
digunakan sebagai bahan baku industry dan diolah menjadi berbagai produk.
Tanaman ini pun dapat tumbuh dengan baik di lahan marjinal, sehingga
memperkecil persaingan penggunaan lahan dengan komoditas lain. PT. Bio
Greenland merupakan salah satu produsen minyak jarak, terletak di Kabupaten
Sumbawa Besar, provinsi Nusa Tenggara Barat. Produk minyak jarak ini digunakan
sebagai bahan baku industri farmasi dan kosmetik. Tuntutan konsumen terhadap
produk ramah lingkungan dalam dua industri ini sangat tinggi. Oleh karena itu
produsen harus dapat memperbaiki kinerja lingkungan agar produk mereka dapat
diterima pasar. Perbaikan kinerja lingkungan tidak hanya berhenti di tingkat
produksi oleh produsen, bahan baku pun dituntut harus ramah lingkungan. Life
Cycle Assessment (LCA) merupakan metode ilmiah yang dapat digunakan untuk
mengidentifikasi sumber energi dan emisi yang muncul dari keseluruhan daur hidup
sebuah produk. Saat ini, LCA merupakan salah satu instrumen lingkungan yang
penting untuk dilakukan dalam rangka mencapai industri ramah lingkungan atau
sering disebut industri hijau. Industri hijau sendiri adalah industri yang dalam
proses produksinya mengutamakan efisiensi dan efektivitas penggunaan
sumberdaya secara berkelanjutan.
Penelitian ini dilaksanakan di kebun jarak kepyar milik petani mitra dan
fasilitas produksi PT. Bio Greenland, Kabupaten Sumbawa Besar, Provinsi Nusa
Tenggara Barat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis input dan output pada
produksi minyak jarak, menganalisis emisi dan dampak pada proses produksi
minyak jarak, dan menganalisis alternatif penurunan emisi di PT Bio Greenland.
Pengumpulan data terdiri dari studi pustaka dan observasi lapang. Analisis input
dan ouput minyak jarak menggunakan metode pendekatan analisis inventori daur
hidup (life cycle inventory analysis). Analisis emisi dan dampak pada proses
produksi minyak jarak menggunakan pendekatan life cycle impact assesment.
Analisis alternatif penurunan emisi menggunakan interpretasi hasil (life cycle
interpretation).
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa LCA minyak jarak dibatasi pada
cradle to gate, dengan 3 unit kegiatan, yaitu budidaya, transportasi dan ekstraksi
minyak jarak. Untuk menghasilkan 1 ton minyak jarak, diperlukan input bahan baku
2.42 ton biji jarak, dan energi sebesar 8,604 MJ. Penggunaan energi terbesar
terdapat pada unit proses ekstraksi minyak sebesar 67%. Net Energy Ratio (NER)
dalam penelitian ini sebesar 4.47 dengan energi input sebesar 8,604 MJ/ton minyak
jarak kepyar dan energi output sebesar 38,130 MJ/ton minyak jarak kepyar. Emisi
GRK dalam produksi 1 ton minyak jarak sebesar 1.03 ton CO2-eq. Emisi terbesar
berasal dari unit proses ekstraksi minyak jarak sebesaar 41.62%, diikuti budidaya
38.81% dan transportasi 19.57%. Berdasarkan sumber emisi, penggunaan bahan
bakar merupakan penghasil emisi terbesar sebesar 61.97%, kemudian pengolahan
lahan sebesar 19.40%, pembakaran sisa biomassa 15.77% dan penggunaan pupuk
2.86%.
Alternatif penurunan emisi GRK dapat dilakukan dengan pemanfaatan
limbah bungkil sebagai bahan bakar biomassa. Dari simulasi perhitungan
penggantian bahan bakar minyak solar menjadi biomassa bungkil jarak, jumlah
emisi dapat diturunkan rata-rata sebesar 0.43 ton CO2-eq dari 1.03 ton CO2-eq
menjadi 0.6 ton CO2-eq per ton minyak jarak yang dihasilkan. | id |