Show simple item record

dc.contributor.advisorSoelistyowati, Dinar Tri
dc.contributor.advisorCarman, Odang
dc.contributor.advisorNoor, Ronny Rachman
dc.contributor.authorIrwan
dc.date.accessioned2019-11-21T07:37:55Z
dc.date.available2019-11-21T07:37:55Z
dc.date.issued2019
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/100060
dc.description.abstractIkan patin siam Pangasianodon hypophthalmus merupakan salah satu komoditas air tawar yang penting di Indonesia. Produksi ikan patin siam pada tahun 2016, menempati urutan ke empat setelah ikan nila, mas dan lele dalam kelompok ikan air tawar. Ikan patin siam menjadi salah satu komoditas penting karena memiliki beberapa keunggulan yaitu dapat mengambil oksigen dari udara sehingga dapat hidup dan tumbuh pada media yang rendah oksigen. Selain itu, ikan patin siam juga dapat memanfaatkan pakan buatan dengan kandungan protein yang relatif rendah sehingga biaya produksi relatif murah. Oleh karena itu untuk mendukung komoditas akuakultur ini, penyediaan benih yang berkualitas menjadi penting. Benih yang berkualitas secara genetik dapat dihasilkan dari suatu program seleksi yang merupakan salah satu metode untuk perbaikan mutu genetik dan sampai hari ini masih dominan digunakan pada banyak spesies akuakultur. Karakter pertumbuhan paling banyak dikembangkan karena memiliki manfaat ekonomi yaitu siklus produksi menjadi lebih cepat dan efisiensi pemanfaatan pakan. Penyakit dan kualitas media pemeliharaan yang buruk karena intensifikasi budidaya menjadi masalah yang paling umum yang dihadapi dalam akuakultur. Oleh karena itu karakter daya tahan (hardiness line) menjadi prioritas selanjutnya untuk dikembangkan dalam program seleksi. Balai Perikanan Budidaya Air Tawar Sungai Gelam (BPBAT Sungai Gelam) pada tahun 2009 telah melakukan program seleksi (selective breeding) ikan patin siam dengan desain satu galur pertumbuhan dan satu galur daya tahan. Galur pertumbuhan generasi ketiga telah diperoleh tahun 2018 sementara untuk galur daya tahan sampai akhir tahun 2017 telah diperoleh generasi pertama. Untuk itu, penelitian ini bertujuan mengevaluasi performa galur pertumbuhan generasi ketiga (G3Ps) dan galur daya tahan generasi pertama (G1H) pada tahap pembenihan dan pembesaran yang dipelihara pada lingkungan yang berbeda. Sebanyak 10 pasang induk (famili) dari masing-masing G3Ps, G1H dan populasi dasar generasi kedua (G2Ds: sebagai kontrol) yang dipijahkan dalam dua tahap. Selanjutnya benih yang dihasilkan dibesarkan selama 120 hari pada media dengan pergantian air secara berkala (perlakuan pertama: T1) dan tanpa pergantian air (perlakuan kedua: T2). Hasil penelitian menunjukkan performa reproduksi G3Ps secara umum tidak berbeda dengan populasi dasar (G2Ds). Benih G3Ps umur 40 hari memiliki bobot tubuh lebih besar dibandingkan kontrol dengan respons seleksi sebesar 32.25%, sedangkan sintasan dan efisiensi pakan tidak berbeda nyata. Pada tahap pembesaran, antar perlakuan tidak berbeda nyata dan tidak ada interaksi antar galur dan perlakuan untuk semua karakter yang diukur (P > 0.05). Namun karakter bobot tubuh G3Ps lebih besar dibandingkan kontrol dengan respons seleksi sebesar 18.41% pada T1 dan 42.60% pada T2. Kontrol yang digunakan merupakan populasi dasar sehingga respons seleksi yang diperoleh merupakan akumulasi dari 3 generasi. Dengan demikian respons seleksi per generasi sebesar 6.14% pada T1 dan 14.20% pada T2 yang diukur pada umur 162 hari dari menetas. Performa reproduksi G1H yaitu derajat pembuahan lebih rendah dibandingkan dengan kontrol dan untuk karakter yang lain tidak berbeda nyata dengan kontrol. Pada tahap benih, LC50 NH3 G1H lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol sedangkan untuk karakter yang lain tidak berbeda nyata dengan kontrol. Selanjutnya pada tahap pembesaran, diperoleh respons seleksi G1H untuk karakter bobot tubuh sebesar 11.30% pada T1 dan 14.26% pada T2 yang diukur pada umur 162 hari dari menetas. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa galur pertumbuhan generasi ketiga (G3Ps) dan galur daya tahan generasi pertama (G1H) hasil program seleksi di BPBAT Sungai Gelam mengalami perbaikan pada karakter bobot tubuh baik yang dipelihara pada T1 maupun T2. Performa reproduksi galur hasil seleksi (G3Ps dan G1H) tidak berbeda dengan populasi dasar generasi kedua (G2Ds).id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcAquacultureid
dc.subject.ddcStripped catfishid
dc.subject.ddc2019id
dc.subject.ddcMuaro Jambi-Jambiid
dc.titlePerforma Patin Siam (Pangasianodon hypophthalmus) Hasil Seleksi Karakter Pertumbuhan dan Daya Tahan di BPBAT Sungai Gelamid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordseleksiid
dc.subject.keywordgalur pertumbuhanid
dc.subject.keywordgalur daya tahanid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record