Show simple item record

dc.contributor.advisorPrasetyo, Lilik Budi
dc.contributor.advisorSetiawan, Yudi
dc.contributor.authorRahadian, Aswin
dc.date.accessioned2019-11-20T05:42:40Z
dc.date.available2019-11-20T05:42:40Z
dc.date.issued2019
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/100011
dc.description.abstractIndonesia merupakan negara dengan luas mangrove terluas di dunia, yaitu mencapai 3 juta ha, serta memiliki simpanan karbon yang tinggi dibandingkan dengan ekosistem terestrial. Berdasarkan hal tersebut ekosistem mangrove Indonesia berperan penting dalam upaya mitigasi perubahan iklim. Informasi tentang distribusi spasial dan model penduga biomassa dan karbon berbasis penginderaan jauh di wilayah Indonesia belum sepenuhnya diadopsi dalam metodologi perhitungan karbon yang establish pada konteks skema perdagangan karbon maupun valuasi jasa lingkungan. Pengembangan model penduga karbon berbasis data penginderaan jauh diharapkan menjadi suatu metodologi perhitungan karbon yang dapat diaplikasikan secara akurat, kredibel, konsisten, lengkap, transparan, dan dapat diperbandingkan untuk memonitor neraca karbon. Instrumen karbon penting dalam merancang strategi yang berfokus pada upaya mitigasi perubahan iklim dan pengambilan keputusan. Tujuan penelitian ini adalah memetakan distribusi spasial vegetasi mangrove Indonesia, membangun model spasial untuk menduga dan mengkuantifikasi simpanan biomassa dan karbon atas permukaan mangrove, dan menganalisis strategi pengelolaan ekosistem mangrove dalam upaya mitigasi perubahan iklim. Berdasarkan hasil analisis spasial luas vegetasi mangrove Indonesia pada tahun 2017 seluas 3,156,744.78 ha yang terdistribusi di 7 region, mangrove terluas ditemukan di Region Papua seluas 1,400,044.83 ha (44.35%), selanjutnya Kalimantan 673,762.64 ha (21.34%), Sumatera 638,319.48 ha (20.22%), Maluku 234,558.95 ha (7.43%), Sulawesi 129,790.77 ha (4.11%), Jawa 46,019.44 ha (1.46%), Bali-Nusa Tenggara 34,248.66 ha (1.08%) dengan overall accuracy (OA) 93.33% dan kappa accuracy (KA) sebesar 82.04%. Model spasial pendugaan biomassa atas permukaan (AGB) dibangun berdasarkan peubah bebas band Red, Green, Blue, NIR, SWIR-1, NDVI, DVI, RDVI, SR, dan TDVI dari citra satelit LANDSAT 8 OLI, serta HH, HV, HH/HV dari citra satelit ALOS PALSAR-2. Model terpilih adalah persamaan AGB = 0.0003exp18.359 NDVI. Hasil ekstrapolasi model menghasilkan total AGB untuk seluruh mangrove Indonesia sebesar 3.8 Gt (1.8 GtC) dan total simpanan karbon ekosistem mangrove 5.2 GtC dan rata-rata AGB untuk seluruh region Indonesia sebesar 407.15 ton/ha (191.36 tonC/ha). Prioritas alternatif strategi pengelolaan ekosistem mangrove diantaranya adalah sinergi kerjasama institusi dan lembaga lintas sektoral, rangkaian aksi yang simultan pembuatan dokumen nasional, penguatan kebijakan perlindungan ekosistem mangrove, penguatan kebijakan pembangunan rendah karbon, singkronisasi kebijakan lintas sektor, pemberian insentif kepada para pihak yang berkontribusi dalam upaya mitigasi, peningkatan kerjasama institusi lembaga dalam keterbukaan data, pelibatan swasta dalam pengumpulan informasi dan data, peningkatan kapasitas baik di sektor pemerintah maupun swasta, keterbukaan data antar unit pelaksana teknis, penguatan kapasitas sumberdaya manusia di daerah, serta pembangunan berwawasan lingkungan.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcNatural resourcesid
dc.subject.ddcMangroveid
dc.subject.ddc2019id
dc.subject.ddcIndonesiaid
dc.titleModel Spasial Pendugaan Biomassa dan Karbon Mangrove di Indonesiaid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordpemetaan mangroveid
dc.subject.keywordmodel spasialid
dc.subject.keywordbiomassaid
dc.subject.keywordkarbonid
dc.subject.keywordstrategi mitigasiid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record