dc.description.abstract | Batubara merupakan salah satu sumber energi. Saat ini batubara telah
dimanfaatkan sebagai bahan bakar pada unit boiler pada industri besar sampai
dengan industri skala rumah tangga. Pembakaran batubara menghasilkan emisi
udara yang mengandung bahan pencemar seperti debu dan gas (NO2, CO, CO2, dan
SO2) yang dapat mencemari lingkungan. Oleh karena itu berbagai upaya dilakukan
untuk mengendalikan atau mengurangi pencemaran. Salah satu cara adalah
mengolah asap hasil pembakaran batubara menjadi asap cair. Asap cair batubara
memiliki kandungan kimia yang dapat dimanfaatkan. Penelitian ini bertujuan untuk
mengidentifikasi kandungan senyawa dalam asap cair yang berasal dari
pembakaran batubara dan mengkaji pemanfaatannya sebagai insektisida hama
wereng batang coklat (WBC) pada tanaman padi.
Bahan yang digunakan adalah batubara jenis sub bituminious, tanaman padi,
aqudes, insektisida kimia jenis imidakloprid. Alat yang digunakan antara lain alat
pembuat asap cair dari drum, alat GCMS (Gas Chromatography Mass
Spektrometry), pHmeter, hand spayer, dan counter check. Pembuatan asap cair
dilakukan dengan cara membakar batubara dalam drum berukuran diameter 58 cm
dan tinggi 93 cm. Sebelum batubara dibakar, dilakukan pengecilan ukuran (size
reduction) dengan palu hingga batubara berukuran sebesar 1-2 ruas jari. Batubara
sebanyak 32 kg dimasukan ke dalam tungku pembakaran yang terbuat dari drum.
Tempurung kelapa digunakan sebagai pemicu untuk mempermudah pembakaran
batubara. Setelah batubara terbakar dan stabil, tungku pembakaran ditutup rapat,
sehingga tidak ada udara yang keluar atau masuk. Asap yang dihasilkan akan
mengalir menuju pipa kondensor yang berisi air dingin yang bersirkulasi. Asap
panas yang masuk ke dalam pipa tersebut didinginkan dan berubah wujud dari asap
panas menjadi cairan sebagai asap cair atau liquid smoke. Proses pembakaran dan
kondensasi asap dilakukan selama 48 jam. Asap cair yang dihasilkan ditampung,
diukur pH, serta diidentifikasi kandungan kimianya menggunakan analisis GCMS.
Pemanfaatan asap cair batubara sebagai insektisida WBC terdiri dari uji mortalitas
dan uji fitotoksisitas. Ada tiga perlakuan, yaitu asap cair batubara, insektisida kimia,
dan kontrol (aquades). Pengujian dilakukan secara langsung dengan cara
menyemprotkan masing-masing perlakuan tersebut pada media tanam berupa kapas
dalam botol air mineral 600 mL yang pada dindingnya diberi lubang dan ditutup
dengan kain kasa. Media tanam diisi dua puluh ekor WBC dan 4 buah tanaman padi
berumur 10 hari. Parameter yang diamati adalah kematian WBC dan fitotoksisitas
tanaman padi. Pengamatan dilakukan pada 24 jam, 48 jam, dan 72 jam setelah
penyemprotan.
Hasil penelitian pembuatan asap cair menunjukkan dari 32 kg batubara
dengan kadar 20.04% yang dibakar selama 48 jam dihasilkan asap cair sebanyak
4045 mL dan rendemen 12.64%. Warna asap cair yang dihasilkan berbeda-beda
yaitu warna hitam pada 12 jam pertama awal pembakaran, bening pada jam ke 12-
34 setelah pembakaran, dan hijau pada jam ke 34-48 setelah pembakaran. Hasil
pengukuran pH pada asap cair warna hitam, bening, dan hijau masing-masing
menunjukkan nilai pH 5.57, 4.09, dan 4.36. Hasil analisis kandungan asap cair
menunjukkan asap cair berwarna hitam memiliki 7 senyawa kimia yang terdiri dari
golongan asam, fenol dan amine dengan konsentrasi tertinggi asam sebesar 44.64%.
Asap cair warna bening 15 senyawa yaitu golongan asam, fenol, alkena, oksida, dan
alkana dengan konsentrasi tertinggi pada asam sebesar 57.41%. Asap cair warna
hijau memiliki 7 senyawa terdiri dari golongan asam, fenol dan alkena dengan
konsentrasi tertinggi pada golongan asam yaitu 75.83%. Apabila dilakukan
pencampuran pada ketiga warna asap cair maka dihasilkan konsentrasi asam
sebesar 59.26%, fenol 22.81%, dan senyawa lainnya 17.92% seperti senyawa amina,
alkena, oksida, dan alkana. Terdapat senyawa yang berbahaya bagi manusia dan
lingkungan yaitu asam, fenol dan nitrous oksida. Selain itu terdapat senyawa yang
bisa dimanfaatkan apabila dimurnikan yaitu asam asetat, fenol, asam miristat, asam
palmitat, azulene, nitrous oxide, asam laurik, N2O, dan senyawa alkana. Azulene,
asam laurik, asam miristik, dan asam palmitat dapat dimanfaatkan pada industri
kecantikan. N2O dimanfaatkan sebagai anestesi, analgesik dan obat penenang,
alkana dapat dimanfaatkan sebagai petroleum based oil, senyawa asam sebagai
bahan baku emulsifier atau oiling agent pada makanan, spin finishes dan tekstil,
pelumas pada plastik, cat dan ink additives. Fenol dimanfaatkan sebagai desinfektan,
pestisida dan antibakteri, sehingga diujicobakan sebagai insektisida wereng batang
coklat.
Hasil penelitian pada pemanfaatan asap cair batubara sebagai insektisida
menunjukkan bahwa dalam waktu 72 jam setelah penyemprotan asap cair batubara
dapat membunuh 67.1% WBC, sedangkan insektisida kimia dapat membunuh
93.6% WBC. Berdasarkan pengamatan pada daun dan batang tanaman padi, asap
cair batubara tidak mengakibatkan fitotoksisitas pada tanaman. | id |