Pengaruh nisbah bahan baku-pelarut dan suhu ekstraksi terhadap kandungan xanthorrhizol dalam oleoresin temulawak (Curcuma xanthorrhiza ROXB.
View/ Open
Date
2010Author
Yulianti, Novi Puspita
Rusli, Meika Syahbana
Purwanto, Wahyu
Metadata
Show full item recordAbstract
Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) merupakan salah satu tanaman
dalam suku temu – temuan (Zingiberaceae) yang memiliki berbagai khasiat. Menurut
Sidik at all (1995), temulawak berkhasiat sebagai anti inflamasi, antitumor,
mengobati penyakit hipokolesterolemia, mengobati gangguan fungsi hati,
memperbaiki fungsi saluran cerna, bersifat antibakteri dan antijamur, dan sebagai
antijerawat. Khasiat yang dimiliki oleh temulawak ini tidak lepas dari komponen
yang terkandung di dalam rimpang temulawak. Kurkuminoid dan xanthorrhizol
diduga sebagai komponen yang memberikan efek farmakologis dari rimpang
temulawak. Kurkuminoid merupakan pigmen yang memberikan warna kuning
terhadap temulawak, sedangkan xanthorrhizol merupakan salah satu komponen
minyak atsiri temulawak.
Sejauh ini, temulawak diperdagangkan dalam beberapa bentuk yaitu bentuk
rimpang temulawak yang utuh, serbuk temulawak, oleoresin temulawak, dan minyak
atsiri temulawak. Penggunaan bahan baku temulawak dalam bentuk rimpang utuh
maupun serbuk memiliki beberapa kelemahan, diantaranya adalah bersifat kamba,
mudah mengalami perubahan warna dan aroma yang diakibatkan oleh perubahan
iklim, mudah terkontaminasi oleh bahan asing, mudah terkontaminasi
mikroorganisme, pada tahap aplikasi komponen aktif dihasilkan secara lambat dan
tidak terekstrak secara sempurna, dan partikel rimpang mengakibatkan adanya bintik
atau noda pada produk akhir (Ravindran at all, 2007). Untuk menutupi kelemahan –
kelemahan tersebut, temulawak dapat dimanfaatkan dalam bentuk oleoresin.
Oleoresin didefinisikan oleh Glibertson (1971) sebagai campuran antara resin dan
minyak atsiri yang diekstrak dari berbagai jenis rempah, baik rempah yang berasal
dari buah, biji, daun, kulit, maupun rimpang dengan menggunakan pelarut organik.
Pada proses ekstraksi dengan menggunakan pelarut ini, terdapat beberapa faktor
yang dapat mempengaruhi efisiensi dan efektifitas ekstraksi. Faktor tersebut
diantaranya adalah jenis dan konsentasi pelarut yang digunakan, volume pelarut,
suhu ekstraksi, dan ukuran bahan yang diekstrak…