Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/92640
Title: Produktivitas Hijau Industri Kulit Samak Indonesia (Studi Kasus di Bogor dan Magetan).
Authors: Suparno, Ono
Suryani, Ani
Purba, Febriani
Issue Date: 2018
Publisher: Bogor Agricultural University (IPB)
Abstract: Industri kulit samak merupakan salah satu industri penghasil komoditas unggulan ekspor Indonesia dengan pertumbuhan rata-rata tahunannya menunjukkan nilai yang positif. Sebanyak 75 persen industri kulit samak di Indonesia berada pada skala kecil dan menengah (IKM) dan tersebar terpusat di Pulau Jawa. Industri kulit samak terutama skala IKM menghadapi permasalahan pengelolan lingkungan yang buruk. Produktivitas hijau (green productivity/GP) merupakan sebuah strategi yang dapat meningkatkan performa ekonomi dan performa pengelolaan lingkungan secara bersama-sama. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur tingkat produktivitas hijau industri kulit samak Indonesia dan menyusun alternatif solusi untuk meningkatkan nilai produktivitas hijaunya. Studi kasus dilaksanakan di dua industri kulit samak skala IKM yang terdapat di dua provinsi yang berbeda di Indonesia. Pabrik Kulit A (PK A) terletak di Kota Bogor Jawa Barat dan Pabrik Kulit B (PK B) di Magetan Jawa Timur. PK B terletak di Kawasan Lingkungan Kulit (LIK). Kawasan LIK dikhususkan hanya untuk industri kulit samak saja. Sedangkan PK A tidak terletak di kawasan khusus. Pengukuran produktivitas hijau dilakukan dengan metode green productivity indexing (GPI). Indeks produktivitas hijau diukur setelah indikator dampak lingkungan dan ekonomi diperoleh. Proses produksi dianalisis dengan menggunakan metode analisis material balance. Metode green value stream mapping (GVSM) digunakan untuk menganalisis tujuh sumber pembangkit limbah yang kemudian digunakan untuk menghitung nilai indikator dampak lingkungan. Perhitungan nilai indikator ekonomi dilakukan dengan perhitungan biaya produksi yang meliputi biaya tetap dan biaya tidak tetap. Hasil pengukuran nilai produktivitas hijau untuk industri kulit A adalah sebesar 0,14 dengan nilai indikator ekonomi senilai 1,44 dan indikator lingkungan senilai 10,41. Sedangkan untuk industri B adalah sebesar 0,16, dengan nilai indikator ekonomi senilai 1,60 dan nilai indikator lingkungan senilai 9,99. Nilai GPI di PK B lebih tinggi daripada PK A karena pengelolaan limbah padat dan cair di LIK Magetan tempat PK B berada lebih baik dibanding dengan praktek yang dijalankan secara mandiri oleh PK A. Tingkat produktivitas hijau di kedua industri kulit samak ini belum menunjukkan nilai yang baik oleh karena masih banyak sumberdaya yang belum terdayagunakan secara optimal, terutama adalah air. Selain itu nilai indikator dampak lingkungan lebih tinggi daripada nilai indikator ekonomi yang berarti bahwa dampak lingkungan melebihi keuantungan ekonomi yang diperoleh. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa bahwa performa pengelolaan yang buruk telah menghambat pencapaian produktivitas hijau di PK A dan B Untuk meningkatkan nilai produktivitas hijau di kedua pabrik kulit telah disusun enam alternatif solusi untuk PK A yaitu water recycling, pemanfaatan limbah shaving, chrome recovery, salt recovery, pembuatan constructed wetland untuk pengolahan limbah cair, dan kombinasi seluruh alternatif. Empat alternatif solusi untuk PK B yaitu water recycling, chrome recovery, salt recovery, dan kombinasi seluruh alternatif. Pemilihan alternatif solusi terbaik dilakukan dengan menggunakan GP indeks dan GP ratio kemudian dilanjutkan dengan analisis pendapat pakar dengan metode AHP. Analisis GP indeks dan GP ratio dilakukan untuk mengetahui alternatif solusi mana yang memberikan peningkatan nilai GPI yang paling tinggi dibanding dengan keadaan saat ini. Analisis pendapat pakar dilakukan untuk mengetahui alternatif solusi mana yang mampu memberikan peningkatan GP terbaik dan mampu diterapkan oleh industri kulit samak skala IKM. Berdasarkan perhitungan GP indeks, GP ratio dan pendapat pakar, alternatif solusi terpilih adalah penggunaan kembali air bekas pencucian pada tahap soaking dan liming dengan teknik counter current. Melalui penerapan alternatif solusi terpilih ini maka akan terjadi peningkatan nilai GP di PK A menjadi 0,18 dan di PK B menjadi 0,20.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/92640
Appears in Collections:MT - Agriculture Technology

Files in This Item:
File SizeFormat 
2018fpu.pdf
  Restricted Access
32.51 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.