Produktivitas Hijau Industri Kulit Samak Indonesia (Studi Kasus di Bogor dan Magetan).
Abstract
Industri kulit samak merupakan salah satu industri penghasil komoditas
unggulan ekspor Indonesia dengan pertumbuhan rata-rata tahunannya
menunjukkan nilai yang positif. Sebanyak 75 persen industri kulit samak di
Indonesia berada pada skala kecil dan menengah (IKM) dan tersebar terpusat di
Pulau Jawa. Industri kulit samak terutama skala IKM menghadapi permasalahan
pengelolan lingkungan yang buruk. Produktivitas hijau (green productivity/GP)
merupakan sebuah strategi yang dapat meningkatkan performa ekonomi dan
performa pengelolaan lingkungan secara bersama-sama. Penelitian ini bertujuan
untuk mengukur tingkat produktivitas hijau industri kulit samak Indonesia dan
menyusun alternatif solusi untuk meningkatkan nilai produktivitas hijaunya.
Studi kasus dilaksanakan di dua industri kulit samak skala IKM yang terdapat
di dua provinsi yang berbeda di Indonesia. Pabrik Kulit A (PK A) terletak di Kota
Bogor Jawa Barat dan Pabrik Kulit B (PK B) di Magetan Jawa Timur. PK B terletak
di Kawasan Lingkungan Kulit (LIK). Kawasan LIK dikhususkan hanya untuk
industri kulit samak saja. Sedangkan PK A tidak terletak di kawasan khusus.
Pengukuran produktivitas hijau dilakukan dengan metode green productivity
indexing (GPI). Indeks produktivitas hijau diukur setelah indikator dampak
lingkungan dan ekonomi diperoleh. Proses produksi dianalisis dengan
menggunakan metode analisis material balance. Metode green value stream
mapping (GVSM) digunakan untuk menganalisis tujuh sumber pembangkit limbah
yang kemudian digunakan untuk menghitung nilai indikator dampak lingkungan.
Perhitungan nilai indikator ekonomi dilakukan dengan perhitungan biaya produksi
yang meliputi biaya tetap dan biaya tidak tetap.
Hasil pengukuran nilai produktivitas hijau untuk industri kulit A adalah sebesar
0,14 dengan nilai indikator ekonomi senilai 1,44 dan indikator lingkungan senilai
10,41. Sedangkan untuk industri B adalah sebesar 0,16, dengan nilai indikator
ekonomi senilai 1,60 dan nilai indikator lingkungan senilai 9,99. Nilai GPI di PK B
lebih tinggi daripada PK A karena pengelolaan limbah padat dan cair di LIK
Magetan tempat PK B berada lebih baik dibanding dengan praktek yang dijalankan
secara mandiri oleh PK A. Tingkat produktivitas hijau di kedua industri kulit samak
ini belum menunjukkan nilai yang baik oleh karena masih banyak sumberdaya yang
belum terdayagunakan secara optimal, terutama adalah air. Selain itu nilai indikator
dampak lingkungan lebih tinggi daripada nilai indikator ekonomi yang berarti
bahwa dampak lingkungan melebihi keuantungan ekonomi yang diperoleh. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa bahwa performa pengelolaan yang buruk telah
menghambat pencapaian produktivitas hijau di PK A dan B
Untuk meningkatkan nilai produktivitas hijau di kedua pabrik kulit telah
disusun enam alternatif solusi untuk PK A yaitu water recycling, pemanfaatan
limbah shaving, chrome recovery, salt recovery, pembuatan constructed wetland
untuk pengolahan limbah cair, dan kombinasi seluruh alternatif. Empat alternatif
solusi untuk PK B yaitu water recycling, chrome recovery, salt recovery, dan
kombinasi seluruh alternatif.
Pemilihan alternatif solusi terbaik dilakukan dengan menggunakan GP indeks
dan GP ratio kemudian dilanjutkan dengan analisis pendapat pakar dengan metode
AHP. Analisis GP indeks dan GP ratio dilakukan untuk mengetahui alternatif solusi
mana yang memberikan peningkatan nilai GPI yang paling tinggi dibanding dengan
keadaan saat ini. Analisis pendapat pakar dilakukan untuk mengetahui alternatif
solusi mana yang mampu memberikan peningkatan GP terbaik dan mampu
diterapkan oleh industri kulit samak skala IKM.
Berdasarkan perhitungan GP indeks, GP ratio dan pendapat pakar, alternatif
solusi terpilih adalah penggunaan kembali air bekas pencucian pada tahap soaking
dan liming dengan teknik counter current. Melalui penerapan alternatif solusi
terpilih ini maka akan terjadi peningkatan nilai GP di PK A menjadi 0,18 dan di PK
B menjadi 0,20.
Collections
- MT - Agriculture Technology [2208]