Please use this identifier to cite or link to this item:
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/87647| Title: | Pengembangan Mi Kering Berbahan Dasar Tepung Ubi Jalar Ungu (Ipomoea batatas L.) sebagai Pangan Fungsional “Tinggi Serat” |
| Authors: | Giriwono, Puspo Edi Monica, Lidwina |
| Issue Date: | 2017 |
| Publisher: | Bogor Agricultural University (IPB) |
| Abstract: | Indonesia merupakan negara yang sedang mengalami masalah gizi ganda, yaitu gizi lebih dan gizi kurang. Gizi lebih dapat menyebabkan terjadinya obesitas atau berat badan berlebih. Obesitas dapat menyebabkan terjadinya penyakit generatif, seperti kardiovaskuler dan diabetes mellitus. Salah satu upaya untuk mengatasi gizi lebih adalah mengembangkan produk pangan tinggi serat. Serat pangan dapat meningkatkan fungsi saluran cerna. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengembangkan mi kering berbahan dasar tepung ubi jalar ungu dengan klaim “tinggi serat”. Tepung ubi jalar digunakan sebagai sumber serat serta sumber karbohidrat. Formula yang dianalisis yaitu formula dengan kandungan ubi jalar tertinggi serta formula dengan skor penerimaan tertinggi. Formula 1 memiliki kadar air sebesar 14.08% bk, kadar abu sebesar 7.11% bk, kadar lemak sebesar 0.36% bk, kadar protein sebesar 7.56% bk, dan kadar karbohidrat sebesar 71.11% bk. Kehilangan padatan akibat pemasakan (KPAP) yang dimiliki F1 sebesar 19.34%. Hasil analisis total senyawa fenolik diperoleh bahwa F1 memiliki kandungan total senyawa fenolik sebesar 27.0 mg GAE/100 g. Sedangkan hasil analisis kadar serat pangan total yang diperoleh sebesar 14.65% bk atau setara dengan 12.58% bb. Namun, penerimaan tertinggi terdapat pada Formula 3. Formula ini mengandung kadar air sebesar 13.51% bk, kadar abu sebesar 7.07% bk, kadar lemak 0.13% bk, kadar protein 9.02% bk, dan kadar karbohidrat sebesar 70.33% bk. KPAP yang dimiliki F3 sebesar 13.84%. Hasil analisis total senyawa fenolik diperoleh bahwa F3 memiliki kandungan total senyawa fenolik sebesar 15.9 mg GAE/100 g. Analisis kadar serat pangan yang diperoleh sebesar 13.32% bk atau setara dengan 11.52% bb. Berdasarkan peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Republik Indonesia Nomor HK.03.1.23.11.11.09909 tahun 2011, kandungan serat yang dimiliki kedua formula dapat dikatakan sebagai mi kering tinggi serat karena memiliki kandungan serat tidak kurang dari 6 g per 100 g. |
| URI: | http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/87647 |
| Appears in Collections: | UT - Food Science and Technology |
Files in This Item:
| File | Size | Format | |
|---|---|---|---|
| F17lmo.pdf Restricted Access | 14.98 MB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.