dc.description.abstract | Petani kopi di Kabupaten Bondowoso terdiri dari 2 (dua) tipe yaitu petani yang tergabung dalam koperasi dan non-koperasi. Petani koperasi mendistribusikan kopi melalui koperasi dan mendapat bantuan langsung dari pihak pendukung berupa peralatan dan pengembangan sumberdaya petani. Sedangkan petani non-koperasi mendistribusikan kopi melalui pengumpul yang melakukan aktifitas produksi kopi dengan usaha sendiri. Penelitian bertujuan untuk 1) menganalisis model bisnis inklusif dengan memetakan rantai nilai, model bisnis kanvas kopi, prinsip model bisnis baru, dan siklus prototipe, 2) menganalisis faktor penentu keberhasilan petani melalui penjualan ke koperasi dan non-koperasi, dan 3) menyusun strategi peningkatan bisnis inklusif kopi agar tercipta usaha berkelanjutan.
Penelitian dianalisis menggunakan link methodology yang terdiri dari 4 (empat) alat analisis yaitu peta rantai nilai, model bisnis kanvas, prinsip model bisnis baru dan siklus prototipe. Peta rantai nilai digunakan untuk mengetahui hubungan antara pelaku rantai nilai dan memahami aliran produk pada rantai nilai. Model bisnis kanvas bertujuan untuk mengetahui potensi petani kopi. Prinsip model bisnis baru bertujuan untuk mengetahui keterlibatan petani kopi dalam menentukan harga dan hubungan dengan lembaga pendukung. Siklus prototipe bertujuan untuk mengevaluasi dan memberikan inovasi bagi petani kopi. Metode kedua adalah konfirmatori faktor analisis, digunakan untuk mengetahui faktor penentu keberlanjutan usaha kopi. Perumusan strategi peningkatan bisnis inklusif menggunakan analisis deskriptif, yang merupakan hasil dari alat analisis sebelumnya.
Model bisnis inklusif pada petani koperasi menyatakan bahwa kemitraan yang dimiliki petani koperasi sangat kuat dan menguntungkan, sehingga dapat mendukung keberlanjutan usaha kopi. Model bisnis inklusif pada petani non-koperasi kurang memiliki kemitraan yang kuat dan mendukung, sehingga memiliki pangsa pasar terbatas dan hubungan dengan pelanggan yang kurang baik. Faktor yang paling mempengaruhi keberlanjutan usaha pada petani koperasi dan non-koperasi yaitu faktor kebijakan sektor swasta berupa penggunakan harga pasar global. Perumusan strategi pada petani koperasi dan non-koperasi adalah melakukan penelitian, penyuluhan, pelatihan dan perluasan jaringan pasar. Aktor yang terlibat dalam perumusan strategi rantai nilai petani koperasi dan non-koperasi Pemda Kabupaten Bondowoso, Puslitkoka, Bank, APEKI, Koperasi Rejo Tani dan petani. | id |