dc.description.abstract | Kendari adalah salah satu kota di Sulawesi Tenggara yang mempunyai
potensi kelimpahan sumberdaya ikan yang tinggi. Makanya banyak sekali bantuan
kapal perikanan yang akan dialokasikan ke wilayah tersebut. Tetapi banyaknya
penolakan kapal bantuan tersebut maka perlu dilakukan kajian terkait desain kapal
bantuan yang sesuai dengan kearifan lokal sehingga kapal bantuan dimaksud
dapat diterima oleh nelayan yang akan mengoperasikan kapal perikanan
dimaksud.
Tujuan Penelitian ini adalah (1) Mendeskripsikan kondisi eksisting armada
kapal light fishing di Sulawesi Tenggara (2) Mengestimasi tingkat stabilitas kapal
light fishing yang ada di Sulawesi Tenggara (3) Merumuskan desain kapal light
fishing di Sulawesi Tenggara yang berbasis kearifan lokal dalam kaitannya
dengan armada kapal yang akan beroperasi di perairan Sulawesi Tenggara,
khususnya di Kendari.
Data dikumpulkan menggunakan metode survei dengan mengumpulkan data
pengamatan dan pengukuran terhadap kapal penangkap ikan, bentuk dan dimensi
utama kapal. Pengolahan data yang digunakan adalah dengan persamaan numerik,
selanjutnya analisis data dilakukan menggunakan metode perbandingan secara
numerik maupun deskriptif. Perangkat lunak Maxsurf digunakan dalam
pengolahan dan analisis data.
Kelaiklautan kapal ditinjau dengan melihat kemampuan stabilitas, tahanan
gerak dan rolling period. Pada kelompok desain kapal di Sulawesi Tenggara yaitu
kapal handline dengan light fishing terdapat 3 bagian yaitu kapal dengan ukuran
kelompok besar, sedang dan kecil. Dari ketiga kelompok tersebut semua desain
bentuk linggi haluan yaitu raked bow landai yang menandakan bahwa bentuk
kapal disana adalah seragam dari sisi bentuk linggi haluan kapal. Desain tersebut
juga memiliki bentuk penampang membujur kasko yang berbeda, yaitu double
pointed untuk kelompok kapal dengan ukuran kelompok kecil dan transom untuk
kapal dengan ukuran kelompok besar dan sedang.
Estimasi dari kapal unggulan tingkat stabilitas, rolling period dan tahanan
kapal light fishing yang ada di Sulawesi Tenggara yaitu dari ketiga kriteria
tersebut memiliki nilai yang sudah memenuhi kriteria IMO (1995). Berdasarkan
hasil simulasi, kapal dengan ukuran kelompok sedang, memiliki nilai stabilitas
yang paling baik diantara kedua jenis kelompok besar dan kecil. Berdasarkan
kemampuan tahanan gerak, kapal dengan ukuran kelompok sedang, memiliki nilai
tahanan yang paling besar karena untuk kapal dengan alat tangkap handline tidak
memerlukan kecepatan karena jenis alat tangkap yang pasif. Berdasarkan pada
nilai rolling period kapal kapal dengan ukuran kelompok sedang, besar dan kecil
memiliki nilai sesuai persyaratan menurut FAO, 1996 dan Bhattacharya,1978
yaitu TR = 4.5 - 7.0 detik.
Kekuatan memanjang pada penelitian desain kapal perikanan unggulan
maka dapat meyakinkan kepada nelayan penerima bahwa material fiberglass
sudah sesuai dengan aturan, baik dari segi kekuatan maupun konstruksinya serta
juga dapat menjamin keselamatan operasional kapal. Akan tetapi kearifan lokal
baik bentuk kapal diatas garis air dari masing-masing daerah penangkapan perlu
juga jadi perhatian khusus sehingga kapal bantuan tersebut dapat diterima oleh
nelayan.
Dari hasil perhitungan analisis penggunaan lampu atau light fishing dalam
kapal nelayan, cahaya lampu merupakan suatu bentuk alat bantu secara optik yang
digunakan untuk menarik dan mengkonsentrasikan ikan serta untuk menangkap
ikan secara individu maupun secara bergerombol. Kegunaan cahaya lampu dalam
metode penangkapan ikan adalah untuk menarik ikan, serta mengkonsentrasikan
dan menjaga agar ikan tetap terkonsentrasi dan mudah ditangkap. Diperoleh
peningkatan hasil tangkapan rata-rata sekitar 30%.
Dari hasil penelitian menunjukan bahwa kapal handline light fishing ukuran
5 GT menjadi pilihan nelayan untuk dipilih sebagai kapal bantuan. | id |