dc.description.abstract | Indonesia dituntut untuk terus berupaya menghasilkan sumber daya manusia
yang berkualitas dan kompetitif. Upaya peningkatan kualitas masyarakat dengan
salah satu faktor penentu berasal dari asupan protein hewani. Sumber protein
hewani yang relatif murah yaitu daging ayam. Daging ayam merupakan salah satu
sumber protein hewani yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat di Indonesia.
Untuk mendapatkan ayam yang pertumbuhannya cepat dan mutunya baik
dibutuhkan ransum dengan keadaan yang seimbang antara energi metabolis dan
zat-zat makanannya agar tidak terjadi defisiensi makanan.
Sampai saat ini bahan penyusun ransum unggas bersaing dengan bahan
pangan, dan masih sering diimpor karena produksi dalam negeri belum dapat
memenuhi permintaan. Diversifikasi bahan pakan merupakan usaha yang harus
ditempuh saat ini dalam upaya mengatasi kelangkaan bahan pakan dan menekan
biaya produksi peternakan unggas. Alternatif bahan baku pakan yang mudah
didapat, ketersediaannya berkesinambungan dan harga terjangkau. Limbah kulit
nanas salah satu jenis tanaman yang dapat dikembangkan dan berpotensi sebagai
bahan baku pakan. Buah nanas ( Ananas comosus L. Merr ) merupakan salah satu
jenis buah tropis yang terdapat di Indonesia dan mempunyai penyebaran yang
merata. Limbah kulit nanas saat ini belum dimanfaatkan dengan baik sehingga
perlu dicari solusi untuk mengatasi hal tersebut. Pemanfaatan limbah kulit nanas
terkendala dengan kandungan protein kulit nanas yang rendah, serat kasar yang
tinggi dan diikuti lignin yang tinggi. Ikatan lignoselulosa merupakan pembatas
dalam pemanfaatan bahan pakan dalam ransum unggas karena akan menurunkan
tingkat kecernaan sehingga mengurangi nilai nutrisi pakan. Bahan pakan yang
mengandung tingkat lignin yang tinggi biasanya berasal dari bahan pakan
alternatif atau bahan pakan konvensional, seperti bahan pakan yang berasal dari
limbah pertanian maupun perkebunan.
Pengolahan pada prinsipnya ditujukan untuk meningkatkan daya cerna dan
daya guna limbah serta memperpanjang waktu untuk penyimpanan. Tujuan
dilakukannya pengolahan adalah untuk mengurangi kendala-kendala yang
terdapat dalam limbah tersebut, sehingga dapat meningkatkan gizi, daya cerna dan
efisiensi penggunaan limbah tersebut. Tingginya kadar lignin dalam kulit nanas
membuat banyak penelitian yang dilakukan untuk bisa menurunkan kadar lignin,
seperti perlakuan fisik, kimia maupun biologis. Tujuan perlakuan tersebut supaya
ikatan lignoselulosa bisa terpecahkan sehingga serat kasar yang berupa selulosa
dan hemiselulosa yang terikat pada ikatan lignoselulosa tersebut dapat
dimanfaatkan sebagai sumber energi.
Pengolahan limbah secara biologi dapat dilakukan dengan cara fermentasi
menggunakan Trichoderma reesei merupakan kapang yang mendegradasi
enzimatik bahan-bahan berselulosa menjadi glukosa. T. reesei menghasilkan
enzim selulolitik yang berperan untuk menghidrolisis selulosa. P. chrysosporium
merupakan salah satu mikroorganisme yang mempunyai kemampuan
mendegradasi lignoselulosa secara selektif yaitu mendegradasi komponen lignin
terlebih dahulu diikuti dengan komponen selulosa. Selulosa dan hemiselulosa
dimanfaatkan oleh kapang sebagai sumber karbon. Penetrasi hifa kapang akan
menghancurkan lignin dan membentuk rongga berwarna keputihan. Pengolahan
limbah pertanian dengan metode kimia yaitu pembasahan dengan filtrasi air abu
sekam (FAAS) yang dapat meningkatkan daya cerna. Abu sekam padi adalah sisa
pembakaran sekam padi yang dapat diperoleh secara mudah dan dalam jumlah
yang banyak dari tempat penggilingan padi. Setelah mengalami pembakaran,
senyawa senyawa seperti sellulosa, hemiselullosa dan asam organik akan diubah
menjadi CO2 dan H2O.
Pengolahan limbah kulit nanas yang akan dilanjutkan pada tahap pengujian
sebagai bahan pakan penyusun ransum ayam broiler yang digunakan dengan
pengolahan teknologi pembasahan kulit nanas. Teknologi pengolahan ini lebih
ekonomis dan mudah untuk dilakukan dimasyarakat. Perendaman Filtrasi air abu
sekam mampu menurunkan lignin 14.33% – 6.57%, NDF 53.71%– 48.75%, ADF
31.29% – 28.55%. Hasil pengolahan kulit nenas menunjukkan bahwa tepung kulit
nanas olahan layak dijadikan sebagai bahan baku pakan berdasarkan proporsi iso
protein dan iso energi. Pakan yang mengandung tepung kulit nanas diharapkan
tidak menggangu konsumsi ransum sehingga pertambahan bobot badan broiler
sesuai dengan yang diharapkan.
Pada pengujian penggunaan tepung kulit nanas basa (TKNB) pada ransum
0%– 15% menunjukkan hasil tidak mempengaruhi terhadap performa dan organ
dalam ayam broiler. Meskipun pemberian tepung kulit nanas basa (TKNB) secara
statistik tidak mempengaruhi namun secara numerik menunjukkan terjadi
penurunan dan peningkatan terhadap performa dan organ dalam pada ayam broiler. | id |