Show simple item record

dc.contributor.advisorDamayanthi, Evy
dc.contributor.advisorMarliyati, Sri Anna
dc.contributor.advisorMartianto, Drajat
dc.contributor.authorGasong, Ludia Simuruk
dc.date.accessioned2019-11-19T04:03:13Z
dc.date.available2019-11-19T04:03:13Z
dc.date.issued2019
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/99954
dc.description.abstractAnemia Gizi Besi (AGB) merupakan masalah gizi utama di Indonesia termasuk di Nusa Tenggara Timur. AGB disebabkan karena kekurangan asupan zat besi. Hasil Riskesdas 2013 prevalensi anemia di Indonesia yaitu 21.7%, dengan proporsi 18.4% laki-laki dan 23.9% perempuan. Berdasarkan kelompok umur, penderita anemia berumur 5-14 tahun sebesar 26.4% dan 18.4% pada kelompok umur 15-24 tahun. Hal ini menandakan remaja putri sangat rentan mengalami anemia. Jagung bose adalah makanan khas orang Timor, yang diolah dengan cara merebus beras jagung dan kacang-kacangan hingga empuk kemudian ditambahkan santan, selanjutnya dikonsumsi sebagai makanan pokok pengganti nasi. Jagung bose tradisional ini membutuhkan waktu penyiapan yang lama (sekitar 3.5 jam), hingga dapat dikonsumsi. Jagung bose dapat digunakan sebagai media untuk perbaikan status gizi besi (penurunan prevalensi anemia) pada remaja putri di Kupang dengan cara diolah menjadi produk instan dan diperkaya dengan zat besi. Penelitian tahap I, survei preferensi konsumen pangan lokal remaja putri di Kupang, bertujuan untuk mendapatkan gambaran preferensi konsumen jagung bose pada remaja putri. Penelitian tahap II, survei pola konsumsi pangan, status gizi dan hubungannya dengan kejadian anemia pada remaja putri di Kupang. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pola konsumsi, status gizi dan hubungannya dengan kejadian anemia remaja putri di Kupang. Desain penelitian tahap I dan II adalah cross sectional. Penelitian tahap III yaitu formulasi produk jagung bose instan (jabin). Tujuan penelitian untuk mendapatkan formula jabin yang citarasanya disukai konsumen, mendapatkan teknik fortifikasi zat besi yang sesuai untuk jabin dan mendapatkan dosis optimum zat besi yang dapat ditambahkan pada jabin. Desain penelitian adalah eksperimen dengan rancangan acak lengkap (RAL) dan uji sensori menggunakan uji hedonik. Penelitian tahap IV yaitu uji efikasi produk jabin kazabe untuk penanganan anemia remaja putri. Penelitian bertujuan untuk menganalisis pengaruh intervensi jabin kazabe terhadap kadar Hb dan sTfR remaja putri yang mengalami anemia gizi besi. Penelitian ini merupakan studi eksperimental dengan desain purposive sampling single blind pre and post study. Penelitian dilakukan dari bulan Oktober 2016 hingga Juli 2018. Bahan yang digunakan untuk penelitian ini meliputi (1) Bahan baku pembuatan produk jabin kazabe yaitu jagung dan kacang tunggak lokal Kupang dan bahan lain yang digunakan pada tahap formulasi; (2) Bahan kimia untuk analisis kandungan gizi bahan baku, produk jabin dan jabin kazabe; (3) Bahan kimia untuk pengujian status besi serum darah responden. Subjek pada penelitian ini adalah remaja putri pada MA Hidayatullah Batakte Kupang dan Politeknik Pertanian Negeri Kupang yang memenuhi kriteria inklusi. Sebanyak 57 subjek terlibat pada penelitian tahap I-II dan 40 subjek pada penelitian tahap IV yaitu 20 subjek dikelompok kontrol yang diberi plasebo (jabin non fortikasi Fe) dan 20 subjek pada kelompok intervensi (diberi jabin fortifikasi Fe). Intervensi dilakukan tiga kali seminggu selama dua bulan. Hasil penelitian tahap I menunjukkan jenis pangan lokal yang disukai oleh remaja putri dan masih sering dikonsumsi adalah jagung bose dan subjek menginginkan jagung bose dibuat menjadi produk instan. Oleh karena itu jagung bose instan dipilih sebagai jenis pangan lokal Kupang untuk menangani AGB remaja putri di Kupang. Kandungan zat besi dalam bahan baku jagung bose masih rendah maka pada penelitian ini dilakukan fortifikasi zat besi pada produk jabin yang disesuikan dengan kebutuhan zat besi harian remaja putri. Formula terpilih pada tahap formulasi adalah F3 dengan lama pemasakan 20 menit. F3 dipilih karena masih layak secara sensori dan komposisinya paling mendekati komposisi jagung-bose tradisional. Komposisi F3 adalah grits jagung 60g, kacang tunggak 10g tepung santan 20g, gula 5g, garam 3g, maizena 2g dengan berat total 100g, yang difortifikasi dengan 424.96 mg EDTA-FeNa 3H2O untuk sekali penyajian dengan berat total 100 g dengan cara ditabur dan diaduk hingga homogen sesaat setelah bubur matang. Perlakuan intervensi jabin kazabe pada remaja putri berpengaruh signifikan terhadap peningkatan kadar Hb remaja putri. Hasil pengujian statistik menunjukkan bahwa selisih rataan Hb kelompok kontrol setelah dan sebelum intervensi sebesar 0.93 g/dL lebih kecil secara nyata dibandingkan dengan selisih rataan Hb kelompok perlakuan setelah dan sebelum intervensi sebesar 1.73 g/dL. Hal ini menunjukkan bahwa produk jabin kazabe dapat digunakan untuk penanganan anemia terutama untuk meningkatkan kadar Hb penderita anemia. Selisih kadar sTfR pada kelompok intervensi jabin kazabe setelah dan sebelum intervensi sebesar 0.52 nmol/L sedangkan pada kelompok kontrol sebesar 1.21 nmol/L lebih besar dari nilai kelompok perlakuan. Hal ini menunjukkan pada kelompok intervensi ada perbaikan kadar sTfR subjek dibandingkan dengan kelompok kontrol. Hasil ini menandakan adanya peningkatan kadar besi dalam serum darah responden setelah intervensi jabin kazabe, namun secara statistik tidak signifikan. Simpulan dari penelitian ini adalah 1) Jenis pangan lokal berbasis jagung yang paling sering dikonsumsi remaja putri di Kupang adalah jagung bose. Remaja putri di Kupang menyatakan suka dan akan mengonsumsi jagung bose jika tersedia dalam bentuk produk jagung bose instan; 2) Formula F3 yaitu produk dengan komposisi grits jagung 60g, kacang tunggak 10g tepung santan 20g, gula 5g, garam 3g, maizena 2g dengan berat total 100g dan direbus dengan 500 ml air dengan lama pemasakan 20 menit adalah formula jabin terpilih karena masih layak secara sensori; 3) Dosis optimum zat besi yang dapat ditambahkan pada jabin untuk intervensi anemia remaja putri adalah 424.96 mg EDTA-FeNa 3H2O untuk sekali penyajian dengan berat total 100 g; 4) Status gizi remaja putri di Politeknik Pertanian Negeri Kupang berhubungan positif dengan asupan zat gizi (energi, protein dan lemak); 5) Zat gizi yang berhubungan positif pada kejadian anemia subjek adalah zat besi; 6) Intervensi jabin kazabe dapat menaikkan kadar Hb subjek sebesar 1.73g/dl dan kadar sTfR subjek sebelum dan setelah intervensi tidak berbeda nyata.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.subject.ddcNutritionid
dc.subject.ddcAnemiaid
dc.subject.ddc2018id
dc.subject.ddcBogor, Jawa Baratid
dc.titlePengembangan Produk Jagung Bose Instan Diperkaya Zat Besi untuk Penanganan Anemia Remaja Putri di Kupangid
dc.typeDissertationid
dc.subject.keywordanemiaid
dc.subject.keywordfortifikasiid
dc.subject.keywordjagung-boseid
dc.subject.keywordremaja putriid
dc.subject.keywordsTfRid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record