Show simple item record

dc.contributor.advisorHubeis, Aida Vitalaya S
dc.contributor.advisorFatchiya, Anna
dc.contributor.advisorAsngari, Pang S
dc.contributor.authorIdawati
dc.date.accessioned2019-11-19T03:51:05Z
dc.date.available2019-11-19T03:51:05Z
dc.date.issued2019
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/99950
dc.description.abstractPerubahan iklim ditandai dengan perubahan pola curah hujan dengan hujan sepanjang tahun ataupun musim kemarau yang berkepanjangan. Selain itu menyebabkan tingkat serangan hama dan penyakit semakin meningkat sehingga diperlukan upaya pengendalian hama dan penyakit. Kondisi ini menyebabkan penurunan produksi sebesar 10-50 persen dalam tiga tahun terakhir (Sakiroh et al. 2015; Kementerian Pertanian 2017). Permasalahan ini terjadi di Kabupaten Luwu dan Luwu Utara, Sulawesi Selatan sebagai salah satu sentra pertanaman kakao yang mencapai 61.4 persen dari luas areal kakao nasional dan mengalami penurunan produksi seiring dengan penurunan curah hujan (BPS 2016; 2017 dan Kementerian Pertanian 2017). Dampak perubahan iklim ini menyebabkan petani semakin kesulitan dalam menentukan pola usaha taninya dengan pendapatan yang diterima semakin berkurang sehingga diperlukan upaya adaptif dalam mengatasi permasalahan tersebut (Dewi dan Noponen 2016; Swisscontact 2017). Suatu upaya adaptif yang diperlukan dalam peningkatan kemampuan petani berupa kapasitas adaptif dalam bentuk ketahanan dan kemampuan individu petani dengan meminimalkan kerentanan dalam mengatur usaha taninya dan menemukan cara baru berdasarkan kondisi perubahan iklim yang tidak menentu secara teknis, manajerial dan sosial budaya menuju usaha tani yang berkelanjutan (Nicholls et al. 1999; Gallopin 2006; Fatchiya 2010; UNISDR 2012; FAO, 2014). Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mendeskripsikan kapasitas adaptif petani kakao dalam menghadapi fenomena perubahan iklim dari dua kabupaten; (2) menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi kapasitas adaptif petani kakao dalam menghadapi fenomena perubahan iklim; dan (3) merumuskan strategi kapasitas adaptif petani dalam menghadapi fenomena perubahan iklim untuk usaha tani kakao yang berkelanjutan. Penelitian ini menggunakan metode survei dengan jumlah populasi 960 petani. Jumlah sampel penelitian ditentukan dengan menggunakan rumus slovin sebanyak 282 petani yang tersebar di delapan desa, empat kecamatan dan dua kabupaten. Penentuan sampel pada setiap desa menggunakan proportional sampling dan pengambilan sampel dari delapan desa dengan cara stratified sampling pada kelompok tani terpilih. Pengambilan sampel pada kelompok tani terpilih tersebut secara simple random sampling. Pengumpulan data dilakukan pada bulan Juni sampai Agustus 2018. Selain survei, dilakukan pula wawancara mendalam (indepth interview) terhadap lima informan terkait seperti penyuluh, koordinator kemitraan swasta (Mars Symbiocience Indonesia), petugas iklim (BMKG), tokoh masyarakat dan pejabat terkait di instansi Dinas Pertanian dan instansi lainnya sebagai pendukung analisis kualitatif. Kuesioner yang digunakan telah diujicobakan validitas dan realibilitasnya pada 30 orang anggota kelompok tani kakao Siwata di Kelurahan Noling. Data yang terkumpul ditabulasi dan dianalisis mencakup: (1) analisis deskriptif berupa distribusi frekuensi, nilai rerata ii skor Skala Likert menggunakan program excel dan uji beda Mann-Whitney dengan bantuan program SPSS versi 24; (2) analisis inferensial dengan Structural Equation Models (SEM) menggunakan PLS 2; dan (3) penentuan model strategi dengan menggunakan Logic Model. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) kapasitas adaptif petani kakao dari dua kabupaten adalah kemampuan teknis yang terdiri atas: (a) penerapan teknik GAP kakao, (b) penerapan teknologi hemat air, pengelolaan dan pemanfaatannya, (c) pelaksanaan Sekolah Lapang Iklim (SLI), Sekolah Lapang - Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT), dan Sekolah Lapang - Pengendalia Hama Terpadu (SL-PHT), (d) penerapan demplot/kebun percontohan dan (e) peremajaan tanaman dengan melakukan diversifikasi tanaman (tumpang sari), (f) penerapan kalender budi daya kakao adaptasi iklim; dan kemampuan manajerial terdiri atas: (a) perencanaan modal usaha tani, (b) pelatihan pengolahan hasil (kewirausahaan), dan (c) akses pelayanan informasi iklim yang masih rendah, sedangkan kemampuan sosial budaya dalam meningkatkan kerjasama bagi petani kakao dengan pihak stakeholder terkait (peneliti, Perguruan Tinggi (PT), Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), perusahaan dan lain-lain) masih pelu ditingkatkan lagi; (2) kapasitas adaptif petani kakao dipengaruhi oleh; (a) karakteristik petani dalam pendidikan non formal yang terdiri atas: pelatihan, sekolah lapang (SLI, SL-PTT dan SL-PHT), dan lama berusaha tani yang berpengaruh pada pengambilan keputusan yang dilakukan oleh petani kakao, (b) dukungan penyuluhan (pemerintah, swasta dan swadaya) dalam meningkatkan kemampuan dan penguasaan materi adaptif iklim bagi penyuluh, dan (c) dukungan pemerintah dalam pelayanan informasi iklim dan ketersediaan modal usaha tani bagi petani kakao untuk mewujudkan usaha tani kakao yang berkelanjutan; dan (3) Strategi kapasitas adaptif petani kakao terdiri atas: (a) memastikan terselenggaranya penyuluhan berbasis kebutuhan petani kakao; (b) keaktifan kelembagaan kelompok tani kakao sebagai wahana pembelajaran; dan (c) dukungan pemerintah dalam aspek sarana dan prasarana usaha tani kakao.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.subject.ddcDevelopment Extensionid
dc.subject.ddcAdaptive Capacityid
dc.subject.ddc2018id
dc.subject.ddcLuwu, Sulawesi Selatanid
dc.titleKapasitas Adaptif Petani Kakao dalam Menghadapi Fenomena Perubahan Iklim di Kabupaten Luwu dan Luwu Utara.id
dc.typeDissertationid
dc.subject.keywordkakaoid
dc.subject.keywordapasitas adaptif petani,id
dc.subject.keywordperubahan iklimid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record