Strategi Alih Teknologi Hasil Penelitian Dan Pengembangan Pertanian Berbasis Audit Komunikasi
View/ Open
Date
2015Author
Pertamasari, Riko Bintari
Pertamasari, Riko Bintari
Metadata
Show full item recordAbstract
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) sebagai sumber utama inovasi teknologi pertanian di Indonesia dituntut untuk melakukan penelitian secara terencana dan fokus dengan sasaran yang jelas, sehingga teknologi yang dihasilkan dapat dimanfaatkan oleh pengguna. Salah satu penyebaran teknologi hasil penelitian dilakukan dengan proses alih teknologi komersial hasil Litbang pertanian yang dilindungi Hak Kekayaan Intelektual (HKI) yang bersifat komersial dengan dunia usaha dalam bentuk kerjasama lisensi.
Pada periode 2008 – 2014 Balitbangtan telahmenghasilkan539 teknologi unggulan yang sebagian di antaranya telah dilindungi HKI, tetapi baru 108 teknologi yang telah dikerjasamakan secara komersial dengan pihak industri/swasta. Hal itu terjadi karena, dalam pelaksanaannya tidak semua dapat berjalan dengan lancar. Dimulai dari proses promosi, negosiasi sampai dengan pelaksanaan alih teknologi komersial berupa kerjasama lisensi. Beberapa penyebabnya adalah komunikasi yang tidak berjalan lancar diantara berbagai pihak terkait dan ketidakmatanganteknologi yang dikerjasamakan. Penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisis hambatan yang ada pada alih teknologi komersial hasil Litbang pertanian dengan audit komunikasi, yang hasilnya menjadi landasan dalam perumusan strategi alih teknologi hasil Litbang pertanian
Secara khusus penelitian bertujuan untuk: (1) menganalisis promosi, negosiasi dan kesepakatan alih teknologi komersial hasil Litbang pertanian berdasarkan audit komunikasi, (2) menganalisis kerjasama alih teknologi komersial hasil Litbang pertanian berdasarkan audit komunikasi, (3) merumuskan strategi alih teknologi hasil penelitian dan pengembangan pertanian yang efektif berbasis audit komunikasi
Desain penelitian menggunakan audit mini komunikasi dan hasilnya dirumuskan menjadi strategi alih teknologi hasil penelitian dan pengembangan pertanian dengan menggunakan analisis SWOT dan AHP. Penelitian dilaksanakan di Balai Pengelola Alih Teknologi Pertanian Bogor. Pengumpulan data dilakukan pada bulan Juni hingga Desember 2014 dengan membatasi pada kegiatan promosi yang dilakukan oleh Balai PATP pada tahun 2011 – 2014. Responden dibagi atas empat kategori yaitu (1) mitra swasta; (2) peneliti/inventor; (3) staf pelaksana alih teknologi; dan (4) pakar alih teknologi. Mitra swasta sebanyak 18 orang dan tujuh pakar alih teknologi yang berasal dari Balitbangtan dan mitra swasta.ditentukan menggunakan purposivesampling. Tiga kategori responden lainnya dipilih berdasarkan sensus yaitu sembilan peneliti/ inventor royalti serta lima belas staf pelaksana alih teknologi.
Berdasarkan hasil audit mini komunikasi terhadap kegiatan promosi, negosiasi dan kesepakatan maka dapat disimpulkan bahwa promosi yang
iv
dilakukan belum tepat sesuai dengan sasaran. Salah satu penyebabnya adalah pemilihan audiens belum dilakukan berdasarkan identifikasi secara tepat sehingga promosi belum tersalurkan kepada kelompok sasaran yang sesuai. Kegiatan negosiasi dan kesepakatan sebagian besar sudah menghasilkan perjanjian sesuai dengan yang diharapkan.
Sebagian mitra swasta menyatakan tidak ada kendala dalam pelaksanaan kerjasama yang telah dilakukan, sedangkan sebagian lainnya mengaku menghadapi kendala seperti permasalahan dalam royalti, birokrasi kerjasama yang tidak mudah, komunikasi yang tidak lancar diantara berbagai pihak terkait, dan ketidaksesuaian hasil dari potensi teknologi yang seharusnya.Walaupun demikian, hubungan yang terjalin dengan unit kerja lingkup Balitbangtan sudah cukup baik.
Berdasarkan analisis SWOT didapatdelapan strategi yang perlu dikembangkan, tetapi diprioritaskan pada empat strategi utama yaitu: (1) melaksanakan promosi teknologi yang siap dilisensikan; (2) meningkatkan hubungan yang intensif dengan berbagai pihak terkait; (3) melakukan pendampingan untuk kelancaran kerjasama lisensi; dan (4) melakukan verifikasi/evaluasi terhadap kerjasama lisensi yang telah dilaksanakan.
Berdasarkan empat strategi utama tersebut, dirumuskan prioritas strategi yang dilakukan dengan metode AHP yaitu kesiapan teknologi menjadi faktor penentu bagi meningkatnya kerjasama lisensi antara Balitbangtan dengan dunia industri. Para peneliti/inventor merupakan aktor utama yang berpengaruh karena peneliti adalah aktor yang menghasilkan teknologi yang dikerjasamakan dengan mitra swasta. Meningkatkan kerjasama lisensi antara Balitbangtan dengan dunia usaha adalah tujuan utama pelaksanaan alih teknologi komersial, dan prioritas strategi adalah pendampingan oleh inventor yang akan membantu mengatasi permasalahan di lapangan.
Collections
- DT - Human Ecology [537]