Show simple item record

dc.contributor.advisorMardiastuti, Ani
dc.contributor.advisorSantoso, Nyoto
dc.contributor.authorLarasati, Annisa Arum
dc.date.accessioned2019-10-21T07:04:47Z
dc.date.available2019-10-21T07:04:47Z
dc.date.issued2019
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/99122
dc.description.abstractKasus perdagangan satwa liar di Indonesia terjadi karena banyaknya permintaan dari pasar, akses yang mudah untuk mendapatkan sumber daya alam dan melakukan pengiriman, juga karena kurangnya pengawasan dari aparat penegak hukum. Hasil penelitian mengidentifikasi bahwa taksa burung memiliki tingkat tertinggi untuk perdagangan satwa liar (38.03%). Bagian tubuh burung yang paling banyak diperdagangkan adalah paruh sekitar 306 buah, bagian tubuh reptil yang paling banyak diperdagangkan adalah kulit 9 479 lembar, dan bagian tubuh mamalia yang paling banyak diperdagangkan adalah daging beku sebanyak 2 510 kg . Kasus perdagangan satwa liar di Indonesia dari tahun 2009 - 2018 mengalami kenaikan. Kasus terbanyak yang telah diselesaikan adalah di Jawa Timur sebanyak 52 kasus. Banyak pihak seperti organisasi non-pemerintah, BBKSDA, dan KLHK memiliki program penyadartahuan masyarakat mengenai perdagangan satwa liar sehingga masyarakat dapat turut serta mencegah perdagangan satwa liar di Indonesia.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcForest conservationid
dc.subject.ddcWildfireid
dc.subject.ddc2019id
dc.subject.ddcJakartaid
dc.titlePerdagangan Ilegal Satwa Liar Dilindungi di Indonesia Berdasarkan Data Kasus Selama Tahun 2009 – 2018id
dc.typeUndergraduate Thesisid
dc.subject.keywordkesadaran masyarakatid
dc.subject.keywordpenegakan hukumid
dc.subject.keywordperdagangan satwa liarid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record