dc.description.abstract | Residu antibiotik pada pangan asal hewan dapat menimbulkan berbagai
dampak negatif, oleh karena itu Dinas Pertanian Kota Bogor setiap tahun
melakukan pengawasan terhadap kejadian tersebut. Studi kasus ini dilakukan untuk
mengevaluasi adanya residu antibiotik pada pangan asal hewan di Kota Bogor tahun
2015-2018. Data primer diperoleh dengan melakukan wawancara kepada Staf
Dinas Pertanian Kota Bogor dan data sekunder diperoleh dari monitoring pangan
asal hewan Dinas Pertanian Kota Bogor tahun 2015-2018. Analisis data dilakukan
secara deskriptif. Kasus residu antibiotik tertinggi terdapat pada golongan
makrolida (10), aminoglikosida (7), dan penisilin dan tetrasiklin (2). Kasus residu
antibiotik terdapat pada susu sapi 20.0% (5/25), telur ayam 18.5% (5/27), daging
sapi 13.6% (3/22), telur itik 10.0% (2/20), telur puyuh 5.2% (1/19), daging ayam
3.8% (1/26), dan yoghurt 100.0% (1/1). Kasus residu antibiotik golongan makrolida
dan aminoglikosida cenderung meningkat pada tahun 2015-2017, akan tetapi
menurun pada tahun 2018. Kasus residu antibiotik penisilin dan tetrasiklin
cenderung menurun pada tahun 2015-2016, dan tidak ditemukan pada tahun 2017-
2018. | id |