dc.description.abstract | Mastitis subklinis adalah penyakit pada sapi perah yang umum dan
berdampak pada ekonomi secara signifikan. Staphylococcus sp. ditemukan sebagai
salah satu agen penyebab utama mastitis subklinis. Resistansi Staphylococcus sp.
terhadap antibiotik pada kasus mastitis subklinis belum banyak dilaporkan. Oleh
karena itu, penelitian ini bertujuan mengetahui resistansi antibiotik pada
Staphylococcus sp. penyebab mastitis subklinis. Sampel susu sapi sebanyak 188
kuartir dari Wilayah Bogor (Kelompok Usaha Peternakan/KUNAK di
Cibungbulang, Tapos, Tajur Halang, dan Kebon Pedes) diidentifikasi dengan uji
IPB-1 diikuti dengan pemeriksaan bakteriologi. Pengujian resistansi dilakukan
dengan menggunakan metode difusi cakram menurut Kirby-Bauer. Hasil pengujian
resistansi diperoleh dengan mengukur diameter zona hambat dan diinterpretasikan
dengan mengacu pada Clinical and Laboratory Standards Institute (CLSI 2017).
Hasil uji resistansi pada 3 isolat Staphylococcus aureus (S. aureus) dan 22 isolat
Staphylococcus koagulase negatif (CNS) menunjukkan resistansi tertinggi terhadap
antibiotik golongan β-laktam (penisilin G dan ampisilin). Resistansi terhadap
eritromisin, streptomisin, tetrasiklin, dan siprofloksasin ditunjukkan oleh CNS
tetapi pada S. aureus masih sensitif terhadap antibiotik tersebut. Hasil uji resistansi
menunjukkan bahwa 3 dari 22 isolat CNS mengalami multidrug-resistant. S. aureus
dan CNS masih sensitif terhadap doksisiklin dan gentamisin sehingga kedua
antibiotik tersebut dapat menjadi rekomendasi pengobatan mastitis subklinis di
Bogor. | id |