dc.description.abstract | Penurunan jumlah perusahaan taksi di Jabodetabek yaitu 35 perusahaan
pada tahun 2014 dan tersisa hanya empat perusahaan pada 2016 menjadi salah satu
perhatian khusus bagi pemerintah. Dominasi pangsa pasar yang terkonsentrasi pada
Blue Bird dan Express sehingga diduga membentuk struktur pasar oligopoli,
persaingan yang ada di dalam industri taksi, dan permasalahan efisiensi diduga
menjadi penyebab penurunan drastis jumlah perusahaan taksi. Penelitian ini
bertujuan: (1) Menganalisis struktur pasar industri taksi di Indonesia. (2)
Menganalisis pengaruh faktor persaingan harga dan faktor persaingan non-harga
terhadap pendapatan. (3) Mengukur efisiensi teknis Blue Bird dan Express. Analisis
regresi linier berganda dengan model Panzar Rosse digunakan untuk melihat
pengaruh faktor persaingan harga dan faktor persaingan non-harga terhadap
pendapatan dan menganalisis struktur pasar yang terbentuk pada industri taksi di
Indonesia. Metode yang digunakan adalah Data Envelopment Analysis (DEA)
untuk mengukur efisiensi teknis. Metode yang digunakan adalah Data Envelopment
Analysis (DEA) untuk mengukur efisiensi teknis. Dari penelitian ini, ditemukan
bahwa struktur pasar yang terbentuk dalam industri taksi di Jabodetabek adalah
oligopoli. Penggunaan dua model Panzar Rosse pada penelitian ini menunjukkan
hasil bahwa faktor input harga tidak memberikan pengaruh terhadap pendapatan.
Hal ini dikarenakan pada struktur pasar oligopoli, persaingan dalam industri taksi
tidak lagi persaingan harga, namun persaingan non-harga yang justru mampu
meningkatkan dan berpengaruh positif terhadap pendapatan. Hal ini didukung oleh
hasil dari penelitian ini, dimana faktor input non-harga yaitu armada dan EQTA
(equity to total asset) memberikan pengaruh positif dan signifikan terhadap
pendapatan. Perusahaan tidak lagi mampu bersaing secara harga dengan perusahaan
lainnya, karena persaingan harga tidak memberikan pengaruh terhadap pendapatan.
Perusahaan harus meningkatkan penjualan dan pendapatan dengan menetapkan
strategi terbaik yang dapat dikaji dari persaingan non-harga yang dimiliki dan
menjadi keunggulan masing-masing perusahaan. Hasil lainnya ditemukan bahwa
Blue Bird lebih efisien dari segi efisiensi teknis daripada Express. Pada struktur
pasar oligopoli yang terbentuk, perusahaan taksi yang tidak efisien, perlahan-lahan
akan kehilangan daya saing dan berpotensi mengalami kebankrutan. | id |