Show simple item record

dc.contributor.advisorPurwanto, Budi
dc.contributor.advisorErmawati, Wita Juwita
dc.contributor.authorHapsari, Kharisma Fitri
dc.date.accessioned2019-09-30T04:34:24Z
dc.date.available2019-09-30T04:34:24Z
dc.date.issued2019
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/98700
dc.description.abstractPenurunan jumlah perusahaan taksi di Jabodetabek yaitu 35 perusahaan pada tahun 2014 dan tersisa hanya empat perusahaan pada 2016 menjadi salah satu perhatian khusus bagi pemerintah. Dominasi pangsa pasar yang terkonsentrasi pada Blue Bird dan Express sehingga diduga membentuk struktur pasar oligopoli, persaingan yang ada di dalam industri taksi, dan permasalahan efisiensi diduga menjadi penyebab penurunan drastis jumlah perusahaan taksi. Penelitian ini bertujuan: (1) Menganalisis struktur pasar industri taksi di Indonesia. (2) Menganalisis pengaruh faktor persaingan harga dan faktor persaingan non-harga terhadap pendapatan. (3) Mengukur efisiensi teknis Blue Bird dan Express. Analisis regresi linier berganda dengan model Panzar Rosse digunakan untuk melihat pengaruh faktor persaingan harga dan faktor persaingan non-harga terhadap pendapatan dan menganalisis struktur pasar yang terbentuk pada industri taksi di Indonesia. Metode yang digunakan adalah Data Envelopment Analysis (DEA) untuk mengukur efisiensi teknis. Metode yang digunakan adalah Data Envelopment Analysis (DEA) untuk mengukur efisiensi teknis. Dari penelitian ini, ditemukan bahwa struktur pasar yang terbentuk dalam industri taksi di Jabodetabek adalah oligopoli. Penggunaan dua model Panzar Rosse pada penelitian ini menunjukkan hasil bahwa faktor input harga tidak memberikan pengaruh terhadap pendapatan. Hal ini dikarenakan pada struktur pasar oligopoli, persaingan dalam industri taksi tidak lagi persaingan harga, namun persaingan non-harga yang justru mampu meningkatkan dan berpengaruh positif terhadap pendapatan. Hal ini didukung oleh hasil dari penelitian ini, dimana faktor input non-harga yaitu armada dan EQTA (equity to total asset) memberikan pengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan. Perusahaan tidak lagi mampu bersaing secara harga dengan perusahaan lainnya, karena persaingan harga tidak memberikan pengaruh terhadap pendapatan. Perusahaan harus meningkatkan penjualan dan pendapatan dengan menetapkan strategi terbaik yang dapat dikaji dari persaingan non-harga yang dimiliki dan menjadi keunggulan masing-masing perusahaan. Hasil lainnya ditemukan bahwa Blue Bird lebih efisien dari segi efisiensi teknis daripada Express. Pada struktur pasar oligopoli yang terbentuk, perusahaan taksi yang tidak efisien, perlahan-lahan akan kehilangan daya saing dan berpotensi mengalami kebankrutan.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcManagementid
dc.subject.ddcEfficiencyid
dc.subject.ddc2017id
dc.subject.ddcJabodetabekid
dc.titleStruktur Pasar, Persaingan Harga dan Non-Harga, dan Efisiensi Perusahaan Taksi Go Publicid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordefisiensiid
dc.subject.keywordoligopoliid
dc.subject.keywordPanzar Rosseid
dc.subject.keywordpersainganid
dc.subject.keywordstruktur pasarid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record