Analisis Transportasi Siswa Menuju Sekolah dan Arahan Pengembangannya di Kota Bogor
View/ Open
Date
2019Author
Purnama, Egi Syahril M.
Sitorus, Santun RP
Hidayat, Janthy T
Metadata
Show full item recordAbstract
Sekolah merupakan salah satu sistem kegiatan yang membangkitkan
pergerakan (generation) dan akan menarik pergerakan (attraction) dari dan
menuju permukiman sebagai tempat tinggal siswa. Keberadaan sekolah tersebut
menjadi titik yang sangat rawan terjadi penumpukan kendaraan karena banyak
angkutan kendaraan menunggu penumpang di ruas jalan tersebut baik berupa
angkutan perkotaan (angkot), angkutan umum berbasis online, maupun kendaraan
pengantar-penjemput pribadi dan pengantar-penjemput kolektif. Salah satu cara
pemerintah untuk menertibkan dan memudahkan siswa menuju sekolah yaitu
dengan mengeluarkan Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor 14
Tahun 2018 dimana salah satu kriteria prioritas yaitu mempertimbangkan jarak
tempat tinggal sekolah sesuai dengan ketentuan zonasi sehingga perlu penelitian
untuk mengetahui pergerakan siswa menuju sekolah dan membuat arahan
pengembangan transportasi sekolah dasar negeri dan sekolah menengah pertama
negeri di Kota Bogor.
Penelitian ini bertujuan untuk (a) menganalisis tarikan perjalanan siswa
sekolah dasar negeri dan sekolah menengah pertama negeri di Kota Bogor, (b)
menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan moda transportasi
siswa menuju sekolah yang berada di Kota Bogor, (c) menganalisis pemilihan
moda transportasi siswa menuju sekolah di Kota Bogor dan (d) menyusun arahan
rencana pengembangan transportasi sekolah dasar negeri dan sekolah menengah
pertama negeri yang lebih efektif di Kota Bogor. Tarikan perjalanan siswa SDN
dan SMPN di Kota Bogor dianalisis dengan metode flow mapping yang
direprsentasikan dalam bentuk garis keinginan (desire line) berdasarkan Matriks
Asal Tujuan, (Origin – Destination Matrix / O - D Matrix). Faktor-faktor yang
mempengaruhi pemilihan moda angkutan umum siswa dianalisis dengan metode
regresi logistik biner, sementara pemilihan moda angkutan umum siswa
menggunakan metode regresi logistik biner dan distribusi frekuensi. Arahan
rencana pengembangan transportasi sekolah disusun berdasarkan tiga tujuan
sebelumnya.
Pergerakan siswa SDN dan SMPN di Kota Bogor masih belum sesuai
dengan ketentuan zonasi yang ditetapkan oleh pemerintah. Sebanyak 14 sekolah
dengan tipologi sangat baik (SB), 3 sekolah dengan tipologi baik (B), dan 3
sekolah dengan tipologi cukup baik (CB), sementara untuk tingkat sekolah
menengah pertama negeri terdapat 8 sekolah dengan tipologi sangat baik (SB), 9
sekolah dengan tipologi baik (B), dan 3 sekolah dengan tipologi cukup baik (CB).
Sebagian besar sekolah, baik sekolah dasar maupun sekolah menengah pertama
memiliki jumlah siswa dari luar Kota Bogor lebih dari 10%. Hal tersebut tidak
sesuai dengan peraturan karena melebih kuota maksimal siswa yang berasal dari
luar Kota Bogor dan siswa yang berasal dari zona yang seharusnya memiliki
bangkitan yang tinggi justru memiliki bangkitan yang rendah. Hasil estimasi
faktor yang secara nyata/ signifikan mempengaruhi pemilihan moda angkutan
siswa SDN menuju sekolah yaitu jarak sekolah, lama perjalanan, biaya perjalanan,
pertimbangan biaya, pertimbangan berjalan kaki, dan pertimbangan waktu.
Sementara faktor yang secara nyata/ signifikan mempengaruhi pemilihan moda
angkutan siswa SMPN menuju sekolah yaitu jenis kelamin, jarak sekolah, lama
perjalanan, dan biaya perjalanan. Pemilihan moda angkutan sebagian besar siswa
SDN yaitu angkot sebesar 51% sementara siswa yang berjalan kaki sebesar 20%,
menggunakan angkutan online sebesar 19% dan siswa yang diantar baik
menggunakan pribadi maupun kendaraan bersama sebesar 10%. Siswa SMPN
juga sebagian besar menggunan angkot untuk berangkat/pulang sekolah. 73%
siswa menggunakan angkot, 17% menggunakan angkutan online, 6% berjalan
kaki, dan 4 % diantar kendaraan pribadi. Arahan pengembangan transportasi
sekolah difokuskan pada penerapan sistem zonasi yang dijalankan secara
maksimal agar pergerakan siswa menuju sekolah lebih teratur dan pembagian
cluster sekolah agar nantinya pelayanan bus sekolah berjalan secara efektif.
Collections
- MT - Agriculture [3772]