Show simple item record

dc.contributor.advisorSapei, Asep
dc.contributor.advisorPandjaitan, Nora Herdiana
dc.contributor.advisorEriyatno
dc.contributor.authorNoywuli, Nicolaus
dc.date.accessioned2019-08-05T07:35:46Z
dc.date.available2019-08-05T07:35:46Z
dc.date.issued2019
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/98596
dc.description.abstractDaerah Aliran Sungai (DAS) Aesesa Flores (AF) merupakan salah satu dari tiga DAS prioritas di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) yang memiliki peran penting bagi masyarakat Kabupaten Ngada dan Nagekeo, sebagai lumbung pangan NTT dan objek pariwisata Flores. DAS AF memiliki luas 129.005 ha dan panjang 87 km. Berdasarkan fungsi/ciri dan pengelolaannya DAS AF terbagi ke dalam tiga bagian yakni bagian hulu yang termasuk dalam wilayah Kabupaten Ngada, bagian tengah yang termasuk dalam wilayah Kabupaten Nagekeo dan sebagian wilayah Kecamatan Wolomeze Kabupaten Ngada, serta bagian hilir yang termasuk dalam wilayah Kabupaten Nagekeo. Permasalahan utamanya adalah buruknya daya dukung DAS yang ditunjukkan dengan banyaknya lahan kritis, adanya perubahan lahan bervegetasi menjadi lahan terbangun, menurunnya ketersediaan air, tingginya angka kemiskinan masyarakat dan tidak optimalnya fungsi kelembagaan pengelolaan DAS AF. Salah satu penyebab utamanya adalah belum adanya kebijakan pengelolaan DAS AF yang komprehensif dan berkelanjutan. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mendesain model kebijakan pengelolaan berkelanjutan DAS AF Provinsi NTT, yang dicapai dengan (1) menganalisis kondisi daya dukung DAS AF, (2) menganalisis status keberlanjutan pengelolaan DAS AF, (3) menganalisis kelembagaan pengelolaan DAS AF; dan (4) membangun skenario kebijakan pengelolaan berkelanjutan DAS AF. Penelitian dilakukan sejak Juli 2017 sampai dengan Desember 2018, di tiga bagian DAS AF Provinsi NTT. Pendekatan bagian digunakan karena karakteristik biofisik dan sosial ekonomi dari ketiga bagian DAS AF memiliki perbedaan yang cukup tinggi seperti ketinggian dari permukaan laut, curah hujan, tutupan lahan dan kepadatan penduduk. Penelitian ini menggunakan metode kombinasi antara kualitatif-kuantitatif dengan pendekatan sistem. Data primer dikumpulkan dari responden, pakar dan stakeholders yang termasuk dalam pengelolaan DAS AF dan data sekunder dari intansi terkait dan berbagai publikasi, termasuk peta citra satelit dan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Ngada dan Nagekeo. Metode analisis yang digunakan untuk menjawab tujuan (1) adalah metode deskriptif terhadap 5 kriteria dan 15 sub kriteria berdasarkan Peraturan Menteri Kehutanan No. 61/2014. Tujuan (2) dijawab dengan menggunakan metode multi dimension scalling (MDS) dengan analisis rapid appraisal (Rap)-DASAF. Tujuan (3) dijawab dengan menggunakan analisis interpretative structural modelling (ISM). Tujuan (4) untuk membangun skenario kebijakan dijawab dengan analisis prospektif. Keempat pendekatan tersebut kemudian disintesis untuk mendesain model kebijakan pengelolaan berkelanjutan DAS AF Provinsi NTT. Kondisi daya dukung DAS Aesesa Flores yang dikaji dengan 5 kriteria (lahan, tata air, sosial ekonomi dan kelembagaan, investasi bangunan air serta pemanfaatan ruang wilayah) dan 15 sub kriteria, menunjukkan bahwa kondisi daya dukung DAS AF secara umum berada dalam kondisi sedang mengarah ke iii buruk. Bagian hulu termasuk dalam kondisi buruk dengan nilai 110,50, bagian tengah dan hilir termasuk dalam kondisi sedang dengan nilai masing-masing sebesar 102,75 dan 104,75. Rendahnya kondisi daya dukung DAS AF ini lebih disebabkan oleh kriteria lahan (banyaknya lahan kritis dan rendahnya tutupan lahan/vegetasi) dan kriteria sosial ekonomi dan kelembagaan (rendahnya tingkat kesejahteraan masyarakat dan tidak berfungsinya kelembagaan yang ada). Nilai daya dukung dari masing-masing bagian DAS AF yang besarnya di atas 100, menunjukkan bahwa daya dukung DAS AF perlu segera dipulihkan. Status keberlanjutan pengelolaan DAS AF yang dikaji terhadap 62 atribut dari 5 dimensi (ekologi, ekonomi, sosial, teknologi, dan kelembagaan) termasuk kurang berkelanjutan dengan nilai 48,52. Tingkat keberlanjutan bagian hulu termasuk kurang berkelanjutan dengan nilai 49,13, bagian tengah termasuk cukup berkelanjutan dengan nilai 53,72, dan bagian hilir termasuk kurang berkelanjutan dengan nilai 42,71. Dari 23 atribut atau faktor pengungkit yang diperoleh, yang terpenting adalah atribut teknologi budidaya dan pengolahan bambu. Peningkatan nilai indeks keberlanjutan DAS AF dari masing-masing dimensi dilakukan dengan menjaga kinerja faktor pengungkit yang baik dan melakukan perbaikan terhadap kinerja atribut faktor pengungkit yang buruk dan sedang yang masih memungkinkan untuk ditingkatkan. Kelembagaan pengelolaan DAS AF yang dianalisis terhadap tiga elemen (aktor, kendala, dan kebutuhan program), menunjukkan bahwa pengelolaan DAS AF yang berkelanjutan masih menghadapi berbagai kendala dan membutuhkan banyak program. Elemen aktor kuncinya adalah BPDAS Benain Noelmina, BWS NT 2, Forum DAS NTT, masyarakat, LSM, dan pemerintah baik provinsi maupun kabupaten. Skenario kebijakan pengelolaan berkelanjutan DAS AF dianalisis terhadap 22 faktor dominan atau penentu keberlanjutan, dan diperoleh 10 faktor kunci keberlanjutan. Tiga skenario kebijakan (pesimis, moderat dan optimis) disusun berdasarkan formulasi 10 faktor kunci yang bersifat sensitif untuk meningkatkan nilai indeks keberlanjutan pengelolaan DAS AF. Skenario yang paling memungkinkan untuk digunakan adalah skenario moderat. Kebijakan pengelolaan berkelanjutan DAS dapat dilakukan dengan pendekatan model NICOW yakni P = f (a,b,c,d,e). Model NICOW menyatakan bahwa pengelolaan DAS (P) merupakan hasil interaksi antara faktor: a) kapasitas daya dukung DAS, b) kapasitas organisasi dan koordinasi lembaga/instansi stakeholders terkait, c) motivasi dan kepedulian serta partisipasi masyarakat terhadap pengelolaan dan pengendalian SDAL, d) Tingkat pendapatan masyarakat, dan e) teknologi budidaya dan pengelolaan.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcNatural Resourcesid
dc.subject.ddcWatersheedid
dc.subject.ddc2017id
dc.subject.ddcNusa Tenggara Timurid
dc.titleModel Kebijakan Pengelolaan Berkelanjutan DAS Aesesa Flores Provinsi Nusa Tenggara Timurid
dc.typeDissertationid
dc.subject.keywordbagian DASid
dc.subject.keywordbambuid
dc.subject.keyworddaya dukungid
dc.subject.keywordkelembagaanid
dc.subject.keywordprospektifid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record