Show simple item record

dc.contributor.advisorFuah, Asnath Maria
dc.contributor.advisorSumantri, Cece
dc.contributor.advisorMasy'ud, Burhanuddin
dc.contributor.authorKeintjem, James Revelson Meilius
dc.date.accessioned2019-08-05T02:33:24Z
dc.date.available2019-08-05T02:33:24Z
dc.date.issued2019
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/98595
dc.description.abstractNuri Talaud (Eos histrio talautensis) adalah salah satu jenis burung di Indonesia yang memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi, antara lain, berdasarkan potensi morfologis, suara dan tingkah laku. Potensi ekonomis tersebut menyebabkan tingginya perburuan burung sehingga dapat menurunkan populasi di alam. Berdasarkan kondisi tersebut, Nuri Talaud ditetapkan sebagai satwa yang dilindungi oleh pemerintah UU No. 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya dan PP No.7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa Liar. Nuri Talaud memiliki status langkah (endangered) oleh IUCN (International Union for Conservation of Nature and Natural Resources) Red List dan masuk ke dalam Daftar Lampiran (Appendix) I CITES (Convention on International Trade on Endangered Species of Flora and Fauna). Oleh karena itu tindakan konservasi perlu dilakukan, baik secara in situ maupun secara ex situ. Kegiatan penangkaran bertujuan untuk meningkatan populasi dan hasil penangkaran dapat dilepasliarkan ke habitat alam atau sebagai satwa harapan. Dalam rangka pengembangbiakan Nuri Talaud, data tentang morfologi, akrivitas dan perilaku penting untuk diketahui agar dapat dirumuskan dan tentukan kebijakan untuk pelestarian dan upaya budidaya Nuri Talaud sebagai satwa harapan yang memiliki nilai ekonomi dan penghasil devisa. Penelitian tentang pengembangan dan penangkaran Nuri Talaud sebagai satwa endemik telah dilakukan di Balai Konservasi Sumber Daya Alam Manado untuk mendapatkan informasi karakteristik morfologi, aktivitas dan perilaku harian serta tingkat kesukaan terhadap pakan dalam rangka pengembangan dan penangkaran. Hingga saat ini belum banyak informasi atau penelitian yang dilakukan tentang reproduksi burung tersebut terutama jenis kelamin. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret-September 2017. Objek yang diamati adalah Nuri Talaud yang terdiri dari tiga pasang yaitu jantan dan betina. Alat yang digunakan diantaranya adalah 2 unit kandang ukuran 3 x 1,5 x 2 satu unit CCTV (closed circuit television), weather meter, Stopwatch, tempat makan, tempat minum, tenggeran dan pohon hidup. Penelitian tahap pertama bertujuan menganalisis karakteristik morfologi Nuri Talaud di penangkaran. Pengamatan karakteristik morfologi jantan dan betina meliputi bentuk tubuh masing-masing jenis kelamin yang dinilai berdasarkan kriteria yang disarankan Susetyo (2012). Pengamatan karakteristik morfologi dilakukan di luar kandang setelah selesai pengamatan perilaku harian. Hal ini dilakukan agar pengamatan lebih dekat, fokus, dan jelas, sehingga memudahkan pengumpulan data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik morfologi Nuri Talaud dalam penangkaran meliputi :1) bentuk tubuh, 2) bobot badan, 3) bentuk kepala. Berdasarkan jenis kelamin, terdapat perbedaan bentuk antara burung jantan dan betina. Betina memiliki betuk kepala bulat, tubuh ramping, memanjang serta warna bulu tidak cerah dan kusut, sementara jantan memiliki bentuk kepala tidak bulat, badan besar dan lebar serta warna bulu cerah dan bulu bersih. Data ukuran morfometri jantan lebih tinggi dari betina berdasarkan panjang kepala, lebar kepala, panjang dada, lebar dada, panjang paruh atas, lebar paruh atas, tinggi paruh atas dan panjang ekor. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa aktivitas dan perilaku harian Nuri Talaud selama 12 jam di penangkaran. Metode Focal Animal Sampling (Martin dan Bateson 1999), melalui metode ini dilakukan pengamatan dan pencatatan terhadap aktivitas dan perilaku individu hewan selama periode waktu tertentu. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa aktivitas dan perilaku harian Nuri Talaud meliputi perilaku seperti, bergerak (locomotive), perilaku makan (ingestive) dan perilaku perawatan tubuh (body care) serta perilaku istirahat (resting. Lama beraktivitas didominasi oleh jantan sedangkan betina lebih banyak aktivitas bertengger dan istirahat, artinya terdapat perbedaan antara burung jantan dan betina. Berdasarkan jenis pakan yang dikonsumsi menunjukkan bahwa pakan yang disukai Nuri Talaud adalah jagung, papaya, pisang, semangka, madu, dan kacang tanah serta kacang kedelai. Konsumsi pakan per ekor per hari untuk jantan 74 g dan betina 98 g. Pakan diberikan dalam bentuk segar dan bervariasi dengan frekuensi pemberian dua kali sehari untuk menjamin ketersediaan pakan secara cukup di dalam kandang penangkaran. Dapat disimpulkan, berdasarkan morfologi, aktivitas dan perilaku, terdapat perbedaan antara Nuri Talaud jantan dan betina.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.subject.ddcAnimal Productionid
dc.subject.ddcBirdsid
dc.subject.ddc2017id
dc.subject.ddcTalaud, Sulawesi Utaraid
dc.titleModel Penangkaran Nuri Talaud ( Eos histrio talautensis ). Sebagai Satwa Endemikid
dc.typeDissertationid
dc.subject.keywordAktivitas dan perilaku harianid
dc.subject.keywordKarakteristik morfologiid
dc.subject.keywordNuri Talaudid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record