Show simple item record

dc.contributor.advisorHarianto
dc.contributor.advisorSinaga, Bonar M
dc.contributor.advisorKustiari, Reni
dc.contributor.authorSuprihanti, Antik
dc.date.accessioned2019-08-05T01:06:38Z
dc.date.available2019-08-05T01:06:38Z
dc.date.issued2019
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/98590
dc.description.abstractAgroindustri rokok sangat berperan penting dalam perekonomian Indonesia. Agroindustri ini juga menghadapi perubahan yang terjadi di pasar dunia (faktor eksternal) dan berbagai kebijakan internal terkait 3 isu penting yaitu kesehatan, kesejahteraan petani dan penerimaan pemerintah. Permintaan tembakau dan cengkeh merupakan permintaan turunan dari penawaran rokok. Oleh karena itu, perubahan faktor eksternal dan internal terkait dengan agroindustri rokok tidak hanya akan berpengaruh terhadap pasar rokok tetapi juga berpengaruh terhadap pasar tembakau dan cengkeh. Penelitian ini bertujuan: (1) untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan, penawaran dan harga tembakau, cengkeh dan rokok kretek; (2) untuk menganalisis dampak faktor ekternal dan internal terhadap pasar tembakau, cengkeh dan rokok kretek; (3) untuk menganalisis dampak faktor ekternal dan internal terhadap surplus ekonomi. Penelitian mencakup 3 pasar yaitu pasar tembakau, cengkeh dan rokok. Pasar rokok kretek meliputi tiga pasar yaitu pasar sigaret kretek tangan (SKT), pasar sigaret kretek mesin (SKM) dan pasar sigaret kretek klobot (SKB). Data yang digunakan merupakan data sekunder time series tahun 1990-2016. Analisis menggunakan model ekonometrika yang dituliskan dalam bentuk sistem persamaan simultan yang terdiri dari 37 persamaan struktural dan 24 persamaan indentitas. Model diestimasi menggunakan metode 2 SLS (Two-Staged Least Squares). Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) penawaran tembakau dipengaruhi oleh luas areal, kondisi alam, harga tembakau di tingkat petani, harga komoditas sayuran (tanaman substitusi tembakau), konsumsi domestik, dan harga dunia, sedangkan penawaran cengkeh dipengaruhi oleh luas areal, harga dunia, kebijakan lisensi impor, dan nilai tukar. Harga tembakau lebih dipengaruhi oleh harga sebelumnya, sedangkan harga cengkeh dipengaruhi oleh kebijakan lisensi impor cengkeh. Harga cengkeh dunia dipengaruhi oleh jumlah ekspor dan impor dunia, sedangkan harga tembakau dunia hanya dipengaruhi oleh jumlah ekspor dunia. Pasar rokok kretek dipengaruhi oleh pasar tembakau dan cengkeh, sedangkan konsumsi rokok lebih dipengaruhi oleh populasi penduduk, konsumsi sebelumnya, dan penetapan Kawasan Tanpa Rokok (KTR). Penetapan KTR dan tarif cukai ternyata belum efektif mengurangi konsumsi rokok; (2) kenaikan harga tembakau dunia, tarif cukai rokok, tarif impor tembakau dan upah, depresiasi nilai tukar, pemberlakuan lisensi impor cengkeh dan penurunan produksi SKT berdampak terhadap kenaikan harga tembakau dan penurunan harga cengkeh. Kenaikan harga cengkeh dunia dan dicabutnya lisensi impor cengkeh berdampak terhadap kenaikan harga tembakau dan cengkeh namun menurunkan produksi rokok kretek. Kenaikan harga tembakau dan cengkeh dunia, kenaikan tarif cukai rokok, tarif impor tembakau dan upah, dicabutnya lisensi impor cengkeh, serta penurunan produksi SKT akan berdampak terhadap penurunan produksi rokok kretek, sedangkan depresiasi nilai tukar dan pemberlakuan lisensi impor cengkeh v berdampak terhadap kenaikan produksi rokok kretek; dan (3) pada kondisi harga tembakau dunia meningkat atau kondisi depresiasi nilai tukar, kebijakan kenaikan tarif cukai rokok dan dicabutnya kebijakan lisensi impor cengkeh akan berdampak terhadap peningkatan surplus petani tembakau dan petani cengkeh, penurunan surplus konsumen rokok dan penerimaan pemerintah. Pada kondisi harga cengkeh dunia meningkat, kebijakan kenaikan cukai rokok dan berlakunya kebijakan lisensi impor cengkeh akan berdampak terhadap peningkatan surplus petani tembakau dan penerimaan pemerintah, penurunan surplus konsumen rokok dan petani cengkeh. Untuk menurunkan konsumsi rokok, maka peraturan pemerintah tentang KTR harus disertai dengan larangan penjualan rokok di sekitar KTR dan mengintensifkan produksi tembakau di daerah potensial untuk memenuhi permintaan tembakau. Untuk meningkatkan surplus petani tembakau maupun cengkeh, menurunkan surplus konsumen rokok dan meningkatkan penerimaan pemerintah, maka pada kondisi harga tembakau dunia meningkat atau depresiasi nilai tukar, pemerintah disarankan untuk menaikkan tarif cukai rokok, mencabut kebijakan lisensi impor cengkeh dan memberikan kompensasi kepada petani cengkeh menggunakan penerimaan pemerintah dari cukai rokok yang meningkat. Untuk meningkatkan surplus petani tembakau dan petani cengkeh, meningkatkan penerimaan pemerintah, dan menurunkan surplus konsumen rokok, pada kondisi harga cengkeh dunia meningkat, pemerintah disarankan untuk menaikkan tarif cukai rokok dan memberlakukan kebijakan lisensi impor cengkeh.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcAgricultural Economyid
dc.subject.ddcMarketingid
dc.subject.ddc2016id
dc.subject.ddcIndonesiaid
dc.titleDampak Faktor Eksternal dan Internal terhadap Pasar Tembakau, Cengkeh, dan Rokok Kretek serta Surplus Ekonomiid
dc.typeDissertationid
dc.subject.keywordcengkehid
dc.subject.keywordkebijakanid
dc.subject.keywordrokok kretekid
dc.subject.keywordsurplus ekonomiid
dc.subject.keywordtembakauid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record