Implikasi Defisit Tekanan Uap dan Perbedaan Tekanan Uap terhadap Laju Evapotranspirasi Pertanaman Kelapa Sawit (Studi Kasus : PT. Perkebunan Nusantara VI Batanghari, Jambi).
Abstract
Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) adalah salah satu komoditas utama di sektor ekonomi Indonesia. Produktivitas kelapa sawit dipengaruhi oleh ketersediaan air. Pendugaan nilai evapotranspirasi kelapa sawit diperlukan untuk menentukan kebutuhan airnya. Faktor pendorong evapotranspirasi adalah defisit tekanan uap (VPD) dan perbedaan tekanan uap (Δw). Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan pengaruh defisit tekanan uap dan perbedaan tekanan uap terhadap evapotranspirasi pertanaman kelapa sawit pada periode basah dan kering menggunakan metode Eddy Covariance. Defisit tekanan uap (VPD) dan perbedaan tekanan uap (Δw) berkorelasi positif dengan evapotranspirasi (LE). Data defisit tekanan uap dapat menjelaskan 83% data evapotranspirasi pada periode basah dan 53% data pada periode kering. Pada periode kering, koefisien determinasi (R2) evapotranspirasi dengan perbedaan tekanan uap sebesar 0,59 sehingga sedikit lebih tinggi dari defisit tekanan uap (R2 = 0,53). Selain defisit tekanan uap dan perbedaan tekanan uap, evapotranspirasi dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti ketersediaan air, radiasi neto, kecepatan kasap, dan tahanan aerodinamik.