Show simple item record

dc.contributor.advisorAlikodra, Hadi Sukadi
dc.contributor.advisorKartono, Agus Priyo
dc.contributor.advisorEfransjah
dc.contributor.authorSukmantoro, Yohanes Wisnu
dc.date.accessioned2019-07-04T03:11:34Z
dc.date.available2019-07-04T03:11:34Z
dc.date.issued2019
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/98235
dc.description.abstractGajah sumatera (Elephas maximus sumatranus Temminck, 1847) adalah salah satu satwa penting Pulau Sumatera dan merupakan sub spesies gajah asia. Statusnya saat ini masuk katagori critically endangered (CE) atau kritis menurut IUCN tahun 2012. Sebagai salah satu satwa dilindungi di Indonesia, populasi dan habitat gajah sumatera dalam tahap kritis di wilayah Sumatera akibat alih fungsi lahan, konflik gajah-manusia dan perburuan. Tumpang tindih penggunaan lahan oleh gajah dan manusia memunculkan konflik, sehingga kehidupan gajah dan manusia tidak optimal. Penelitian ini memfokuskan pada konteks optimalisasi gajah dan manusia untuk tujuan penurunan konflik diantara keduanya. Konsep optimalisasi ini berdasarkan Charnov Marginal Value Theorem dari optimal foraging pada spesies. Penelitian berlangsung di 2 lokasi yaitu kantong gajah di Balai Raja dan kantong gajah di Tesso Nilo. Keseluruhan lokasi berada di lanskap Sumatera bagian Tengah (bagian Propinsi Riau). Tiga individu gajah betina dewasa yang liar (Desma, Angelina dan Butet) dilibatkan dengan pemasangan GPS Collar yang kemudian dipantau pergerakannya. Penelitian ini juga melibatkan 102 responden masyarakat di Balai Raja dan 99 responden masyarakat di Tesso Nilo melalui wawancara dan pemetaan posisi responden. Kemudian, pendataan berbagai sumber daya (sumber daya yang dibutuhkan gajah, infrastruktur dan tutupan lahan lain) dilakukan untuk melengkapi analisa data antara gajah, manusia dan sebaran sumber daya. Tehnik analisa spektral warna citra landsat 8 OLI+, euclidean distance untuk mengidentifikasi jarak gajah dan manusia terhadap sumber daya dan penggunaan PCA (Principle Component Analysis) dan indeks Pianka, Jaccard dan Jacob digunakan untuk mendukung dalam pembahasan mengenai optimalisasi gajah manusia berdasarkan sumber daya. Kajian relung gajah dan manusia dan preferensi habitat gajah dan manusia juga dilakukan untuk mendukung analisa optimalisasi tersebut. Dari hasil penelitian bahwa ke seluruh subyek observasi yaitu gajah dan manusia di Balai Raja dan Tesso Nilo masih termasuk katagori yang optimal berdasarkan akses ruang dan sebaran sumber daya. Optimalnya ruang bagi gajah dan manusia karena jumlah sumber daya bernilai manfaat lebih banyak dibandingkan sumber daya bernilai kerugian dan diperkuat beberapa sumber daya yang termasuk katagori manfaat bagi keduanya. Gajah dan manusia (masyarakat Balai Raja dan Tesso Nilo) memiliki kesamaan relung dalam pemanfaatan sumber daya tetapi terjadi partisi relung signifikan para ruang sumber daya tersebut. Dalam konteks ruang yang paling optimal dan dalam hal lokasi-lokasi yang secara intensif dipilih Desma, Angelina dan Butet, hutan alam, rawa, lahan terbuka dan akasia adalah lokasi-lokasi yang paling dipilih oleh kelompok gajah ini. Sedangkan bagi masyarakat Balai Raja dan Tesso Nilo, pemukiman dan semak menjadi lokasi yang intensif digunakan oleh masyarakat dibandingkan sumber daya yang lain. Gajah tidak bisa mengatur pola hidupnya berdasarkan pilihan–pilihan manusia, karena pola hidup gajah akan mengikuti makanan atau segala sesuatu yang dibutuhkan bagi gajah dan kelompoknya. Begitu pula dengan Desma, Angelina dan Butet yang mengikuti pola sebaran sumber daya yang dibutuhkannya. Untuk itu, perubahan status sumber daya yang bernilai kerugian dapat dikontrol oleh inisiatif dan perubahan perilaku masyarakat ke arah nilai manfaat seperti yang dilakukan sebagian pekebun ketela Balai Raja dan pekerja HTI (Hutan Tanaman Industri) akasia. Kondisi ini mendorong optimalisasi karena peningkatan nilai pada akumulasi bobot sumber daya yang berkatagori manfaat. Dalam kaitannya dengan optimalisasi dan status sumber daya ternyata, secara faktual di lapangan, optimalisasi tidak hanya pada tataran status saja, karena ada pengaruh kualitas dan kuantitas sumber daya yang bernilai manfaat dan penghindaran gajah terhadap sumber daya tersebut karena juga diakses manusia atau sebaliknya. Penelitian membuktikan bahwa, meskipun jumlah kualitas sumber daya yang bernilai manfaat itu berlimpah, tetapi terjadi tumpang tindih penggunaan sumber daya antara gajah dan masyarakat atau sumber daya yang bernilai manfaat itu tidak dipilih bahkan dihindari oleh keduanya. Kondisi gajah atau manusia menjadi tidak layak dalam mengakses sumber daya yang bernilai manfaat tersebut. Dalam konteks ini,gajah dan manusia menjadi kekurangan dalam pemenuhan kehidupannya, karena kualitas dan kuantitas sumber daya tersebut sangat terbatas atau karena konflik di lokasi-lokasi yang spesifik.Untuk itu, Ruang-ruang sumber daya lain yang seharusnya menjadi pilihan gajah atau manusia dikelola dengan berbagai intervensi habitat untuk memenuhi kebutuhan gajah. Bagi gajah, intervensi habitat ini dilakukan agar gajah dan kelompoknya dapat lebih menggunakan sumber daya yang bervariasi secara alami dalam luasan dan waktu penggunaan. Dalam penurunan konflik gajah-manusia, sumber daya–sumber daya spesifik yang menjadi potensial tinggi bagi gajah diproteksi dan ditingkatkan kualitas dan kuantitas untuk kebutuhan gajah secara optimal. Revitalisasi kawasan dan pembinaan habitat pakan, mineral dan air bagi gajah menjadi target penting di sumber daya ini. Kemudian di tipe sumber daya yang lain, aspek tata kelola kebun atau pertanian dibangun oleh masyarakat terutama untuk membagi ruang dan meminimalisir konflik misalnya menggunakan tanaman–tanaman ekonomi yang tidak disukai gajah dan pengelompokkan pemukiman untuk memudahkan melakukan mitigasi konflik. Intervensi habitat dan tanaman pertanian atau kebun menjadikan gajah akan lebih intensif di lokasi-lokasi yang telah dipersiapkan untuk pembinaan habitat untuk kebutuhan gajah. Dalam konteks Charnov Marginal Value Teorem, kesatuan nilai manfaat berdasarkan energi dan kerugian dalam konteks resiko dapat memperhitungkan nilai optimal, sehingga diharapkan menjadi teori keempat Charnov Marginal Value Teorem yang spesifik untuk optimalisasi berdasarkan konflik gajah– manusia.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.subject.ddcTropical Biodiversity Conservationid
dc.subject.ddcElephantid
dc.subject.ddc2017id
dc.subject.ddcSumateraid
dc.titleOptimalisasi Ruang dan Sumber Daya bagi Gajah Sumatera dan Manusia di Lanskap Sumatera bagian Tengahid
dc.typeDissertationid
dc.subject.keywordOptimalisasiid
dc.subject.keywordgajah sumateraid
dc.subject.keywordCharnov marginal value theoremid
dc.subject.keywordkonflik gajah-manusiaid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record