dc.description.abstract | Pesatnya pertumbuhan kawasan pinggiran berlangsung sejalan dengan
pertumbuhan penduduk Kota Tangerang Selatan yang meningkat tiap tahunnya,
seperti data BPS tahun 2010-2017 menunjukan pertumbuhan penduduk rata-rata
3,56% per tahun, disamping itu kawasan permukiman dari tahun 2009 sampai 2015
juga mengalami kenaikan sebesar 39,12%. Pertumbuhan kawasan menuntut
ketersediaan sarana prasarana yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Dengan
demikian, fasilitas yang ada di Kota Tangerang Selatan perlu ditinjau lebih lanjut
mengenai jumlah dan kemudahan dalam menjangkaunya. Tujuan dari penelitian ini
adalah: (1) Mengidentifikasi tingkat perkembangan wilayah Kota Tangerang
Selatan; (2) Mengidentifikasi lahan permukiman di Kota Tangerang Selatan; (3)
Menganalisis tingkat efisiensi persebaran fasilitas kesehatan dan pendidikan di Kota
Tangerang Selatan serta ketersediaannya; dan (4) Menyusun arahan kebijakan
dalam penyediaan fasilitas kesehatan dan pendidikan pada penyusunan RTRW Kota
Tangerang Selatan tahun 2032 – 2052.
Identifikasi tingkat perkembangan wilayah diperoleh dengan menganalisis
data jumlah penduduk, jumlah fasilitas serta aksesibilitasnya menggunakan teknik
skalogram. Identifikasi permukiman dilakukan dengan metode pengamatan visual
dari mozaik foto udara. Tingkat efisiensi sebaran fasilitas ditentukan melalui 4
(empat) kriteria, yaitu tingkat hierarki wilayah, analisis pusat sebaran fasilitas,
analisis pendugaan pemusatan dan dispersi serta analisis bentuk wilayah.
Ketersediaan fasilitas dianalisis berdasarkan jumlah fasilitas dan penduduk serta
standard minimum jumlah fasilitas berdasarkan SNI. Arahan kebijakan untuk
penyusunan RTRW mendatang dianalisis dengan memprediksi kebutuhan fasilitas
pada tahun 2052.
Kota Tangerang Selatan terdiri dari permukiman tidak teratur sebesar
38,83%, permukiman teratur memiliki luasan 29,71% dari luas keseluruhan.
Sedangkan 31,45% merupakan non permukiman. Sebaran fasilitas kesehatan
dengan tingkat efisiensi rendah terdapat pada 25 kelurahan, tingkat efisiensi sedang
terdapat pada 9 kelurahan dan tingkat efisiensi tinggi terdapat pada 7 kelurahan.
Sebaran fasilitas pendidikan dengan tingkat efisiensi rendah terdapat pada 20
kelurahan, tingkat efisiensi sedang pada 30 kelurahan dan tingkat efisiensi tinggi
pada 4 kelurahan. Fasilitas kesehatan di Kota Tangerang Selatan saat ini secara
kuantitatif pada tahun 2031 masih membutuhkan penambahan 1 puskesmas.
Sedangkan Fasilitas pendidikan saat ini telah memenuhi kebutuhan seluruh
masyarakat hingga tahun 2031. Sebagai arahan kebijakan dalam penyusunan
RTRW mendatang, Pemerintah perlu mengalokasikan penambahan fasilitas
kesehatan (puskesmas) sebanyak 4 unit, dengan kebutuhan lahan sebesar 0,4 hektar. | id |