Show simple item record

dc.contributor.advisorAdhi, Andiyono Kilat
dc.contributor.advisorPriatna, Wahyu Budi
dc.contributor.authorQashiratuttarafi
dc.date.accessioned2019-07-02T02:14:51Z
dc.date.available2019-07-02T02:14:51Z
dc.date.issued2019
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/98204
dc.description.abstractMadu merupakan salah satu produk Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) yang menjadi komoditas unggulan Kementrian Kehutanan. Produksi madu Indonesia umumnya berupa madu hutan sebesar 75 persen sedangkan 25 persennya berasal dari madu hasil budi daya. Salah satu organisasi yang berperan dalam pengembangan madu hutan ialah Jaringan Madu Hutan Indonesia (JMHI). JMHI memiliki jaringan kerja mulai dari pulau Sumatra, Jawa, Kalimantan, NTB, NTT hingga ke Sulawesi. Jaringan kerja JMHI yang paling banyak mendistribusikan madu hutan, berasal dari organisasi Jaringan Madu Hutan Sumbawa (JMHS). Lokasi JMHS berada di Kabupaten Sumbawa Provinsi Nusa Tenggara Barat. JMHS berpotensi untuk dikembangkan karena kebutuhan akan madu hutan terus meningkat. Produk madu JMHS telah dikelola secara khusus dengan aktivitas memanen yang lebih baik Rusaknya hutan akibat terjadinya penebangan liar oleh pihak yang tidak bertanggung jawab, sehingga mengakibatkan rusaknya ekosistem habitat lebah madu untuk bersarang dan pada akhirnya menyebabkan kurangnya kuantitas produksi madu JMHS. Adanya gap antara anggota dengan pengurus JMHS dalam penyaluran informasi yang belum merata dan kurangnya pengontrolan terhadap sistem panen yang dilakukan oleh pemburu sehingga menghasilkan madu yang tidak higienis atau berkualitas rendah. Selain itu beredarnya isu madu Sumbawa palsu yang dijual oleh pihak yang tidak bertanggung jawab, dapat menurunkan tingkat kepercayaan konsumen terhadap jaminan keaslian dan kemurnian madu Sumbawa. Hal ini menjadikan permasalahan baru dalam memasarkan produk madu Sumbawa, sehingga berdampak negatif terhadap pemasaran madu termasuk JMHS. Permasalahan tersebut menunjukkan bahwa masih perlunya penguatan sistem manajemen rantai pasok dalam memasarankan produk JMHS. Penelitian ini bertujuan untuk : (1) Menggambarkan kondisi rantai pasok pada organisasi JMHS menggunakan kerangka food supply chain networks (FSCN), (2) Menganalisis kinerja rantai pasok organisasi JMHS dan (3) Menganalisis aktivitas nilai tambah yang dilakukan oleh para pelaku rantai pasok JMHS dengan menggunakan metode Hayami. Hasil penelitian menggambarkan bahwa kondisi rantai pasok JMHS belum berjalan dengan baik. JMHS telah memiliki sasaran pasar yang jelas dan hubungan antar anggota sudah terstruktur dengan baik. Namun, terdapat permasalahan dalam optimalisasi sasaran rantai, yaitu tidak semua anggota pemburu maupun pemasok madu mitra JMHS ditunjang dengan pengetahuan mengenai panen madu lestari dan teknik penyaringan sistem tiris. Penerapan manajemen rantai pasok JMHS juga belum berjalan dengan baik. Salah satunya tergambar pada kesepakatan kontraktual antar anggota JMHS tanpa menggunakan perjanjian tertulis. Kesepakatan tidak tertulis menimbulkan kesulitan dalam hal pendistribusian dan pengontrolan madu yang akan memicu terjadinya kecurangan selama memasok madu, sedangkan perusahaan ritel yang bekerjasama dengan JMHS memiliki aturan yang harus ditaati. Dukungan pemerintah hanya fokus pada bantuan pengadaan alat dan bekerjasama dalam kegiatan pelatihan berburu madu yang baik. Akibatnya, pengawasan terhadap hutan sebagai tempat penghasil madu tidak banyak diperhatikan. Gambaran terkait Sumberdaya fisik, tenaga kerja maupun modal, tidak menjadi kendala besar selama bermitra dengan JMHS. Begitu juga dengan proses bisnis yang terjadi didalam JMHS sudah berjalan dengan baik. Pengukuran kinerja rantai pasok JMHS yang dilakukan dengan efisiensi pemasaran menunjukan bahwa rantai pasok JMHS masih belum mencapai kinerja optimal. Satu dari ketiga rantai pasok JMHS, memiliki nilai margin pemasaran dan farmer’s share yang belum efisien. Perbandingan nilai tambah yang diukur dengan metode Hayami menunjukkan bahwa aktivitas pada rantai pertama yang memiliki nilai tambah yang lebih besar dibandingkan rantai lainnya. Pada rantai pertama, pelaku rantai yang dilakukan oleh koperasi Madu Hutan Lestari dapat memberikan nilai tambah yang lebih besar dibandingkan anggota rantai lainnya.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcAgribusiness
dc.subject.ddcSupply Chain
dc.subject.ddc2018
dc.subject.ddcNusa Tenggara Barat
dc.titleManajemen Rantai Pasok Jaringan Madu Hutan Sumbawa di Kabupaten Sumbawa Menggunakan Pendekatan Food Supply Chain Networksid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordEfisiensi Pemasaranid
dc.subject.keywordFSCNid
dc.subject.keywordMadu Hutanid
dc.subject.keywordNilai Tambahid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record