Ekstraksi dan Karakterisasi Partikel Silikon Dioksida (SiO2) dari Jerami Padi.
Abstract
Jerami padi adalah hasil samping produksi padi yang berupa bagian batang
dan tangkai tanaman padi setelah dipanen butir buahnya. Kandungan utama jerami
padi adalah selulosa (32–47%), hemiselulosa (19–27%), lignin (5–24%) dan abu
(13–20%). Abu jerami padi memiliki kandungan komponen silikon dioksida (SiO2)
yang cukup tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi suhu
dan konsentrasi HCl pada proses ekstraksi silikon dioksida dari jerami padi,
kemudian untuk mengetahui karakteristik morfologi, komposisi, karakteristik
struktur dan sifat listrik silikon dioksida dari jerami padi yang diperoleh.
Tahapan dalam memperoleh partikel silikon dioksida pada penelitian ini
menggunakan metode pencucian HCl sebelum pembakaran. Pertama jerami padi
direndam dengan larutan HCl 3%. Kemudian sampel dipanaskan dan diaduk selama
2 jam. Hasil pencucian tersebut dibersihkan dengan akuades hingga pH 6.5 – 7.
Setelah mencapai pH tersebut, sampel dikeringkan dengan bantuan sinar matahari
selama 24 jam (sampai kering). Selanjutya, jerami padi dari tersebut dibakar di
ruangan terbuka tanpa penambahan bahan bakar dan menghasilkan arang. Arang
tersebut diabukan menggunakan tanur pada suhu awal 400 dan ditahan selama 2
jam. Selajutnya suhu pengabuan dinaikkan menjadi 800 oC, 850 oC dan 900 oC.
Hasil abu dikarakterisasi dan diperoleh pengaruh perlakuan suhu terbaik. Hasil
tersebut dijadikan sebagai acuan untuk melakukan perlakuan pencucian HCl.
Berdasarkan hasil dan analisis yang dilakukan disimpulkan bahwa ekstraksi
silikon dioksida (SiO2) dari jerami padi telah berhasil dilakukan dan diperoleh
kemurnian yang bervariasi antara 76.20% sampai 89.31%. Silikon dioksida dengan
kemurnian tertinggi sebesar 89.31% diperoleh pada perlakuan pengaruh konsentrasi
HCl 5% dan suhu pengabuan 800 oC. Karakteristik morfologi permukaan dan
bentuk butir dari sampel adalah tidak homogen. Komposisi dari masing-masing
perlakuan adalah masih terdapat unsur pengotor pada perlakuan HCl 3% yaitu
karbon, kalsium, dan potassium. Sedangkan pada perlakuan HCl 5% dan 7% sudah
tidak ditemukan unsur pengotor. Karaktristik struktur yang diperoleh adalah sampel
berada pada fasa mikrokristal. Karakteristik sifat listrik sampel adalah
semikonduktor pada frekuensi tinggi dan memiliki nilai konstanta dielektrik yang
tinggi pada frekuensi rendah.