Dinamika Keberdayaan Masyarakat di Sekitar Area Pertambangan: Kasus di Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara
View/ Open
Date
2019Author
Syafruddin
Sumardjo
Tjitropranoto, Prabowo
Fatchiya, Anna
Metadata
Show full item recordAbstract
Tingginya angka kemiskinan di Kabupaten Bombana menunjukkan
ketidakberdayaan masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraannya terutama
masyarakat di sekitar pertambangan. Kehadiran sejumlah perusahaan tambang di
Kabupaten Bombana diharapkan dapat memberikan kontribusi berupa
peningkatan perekonomian masyarakat sekitar dan pengurangan tingkat
kemiskinan daerah secara umum. Namun, hingga Tahun 2016, berdasarkan data
kemiskinan BPS Sultra, angka kemiskinan di Kabupaten Bombana mencapai
13,06 persen atau di atas rata-rata provinsi sebesar 12,88 persen (BPS Sultra
2017) dan di atas rata-rata nasional yang berada pada 10,86 persen (BPS 2016).
Angka kemiskinan di Bombana pada Tahun 2016 justru mengalami kenaikan jika
dibandingkan dengan angka kemiskinan pada Tahun 2012 sebesar 12,81 persen,
di mana pada saat itu, perusahaan tambang mulai melakukan kegiatan
penambangan.
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) menganalisis dinamika keberdayaan
masyarakat sekitar pertambangan di Kabupaten Bombana; (2) menganalisis
faktor-faktor yang memengaruhi dinamika keberdayaan masyarakat sekitar
pertambangan di Kabupaten Bombana; (3) merumuskan model dan strategi
pemberdayaan masyarakat di sekitar pertambangan di Kabupaten Bombana.
Penelitian menggunakan metode survei. Sampel ditentukan secara proporsional
cluster random sampling. Analisis data dilakukan secara deskriptif dan inferensial.
Uji statistik inferensial menggunakan SEM.
Keberdayaan masyarakat sekitar pertambangan di Kabupaten Bombana
secara keseluruhan termasuk kategori rendah mencakup keberdayaan ekonomi,
keberdayaan sosial, keberdayaan budaya, dan keberdayaan lingkungan.
Sedangkan keberdayaan budaya termasuk kategori cukup tinggi. Rendahnya
keberdayaan ekonomi diindikasikan oleh lemahnya akses dan kontrol masyarakat
terhadap sumber daya ekonomi seperti akses modal, rendahnya kepemilikian aset,
minimnya usaha pengolahan hasil pertanian, dan sulitnya akses pemasaran.
Rendahnya keberdayaan sosial ditunjukkan oleh lemahnya akses dan kontrol
terhadap sumber daya sosial seperti kesehatan, pendidikan, penerangan,
telekomunikasi, dan transportasi. Rendahnya keberdayaan budaya ditunjukkan
oleh rendahnya akses dan kontrol masyarakat terhadap berbagai aspek yang
berhubungan dengan nilai-nilai budaya dalam kehidupan bermasyarakat seperti,
sikap, prakarsa, budaya lokal, dan sarana prasarana budaya. Keberdayaan
lingkungan yang rendah ditunjukkan oleh lemahnya akses dan kontrol masyarakat
terhadap berbagai aspek yang berhubungan dengan sumber daya alam dan
pengelolaan lingkungan di sekitar masyarakat, seperti pelestarian sumber daya
alam, kebersihan lingkungan (sanitasi), dan akses terhadap sumber daya lahan dan
air.
Faktor-faktor yang memengaruhi rendahnya dinamika keberdayaan
masyarakat adalah (1) Faktor internal yang tercermin dari rendahnya tingkat
pendidikan, rendahnya motivasi, jumlah tanggungan keluarga, buruknya persepsi
terhadap pertambangan, buruknya persepsi terhadap pemberdayaan oleh
perusahaan, dan rendahnya tingkat partisipasi. (2) Rendahnya dukungan faktor
eksternal yang mencakup dukungan penyuluhan, dukungan kelembagaan,
dukungan lingkungan sosial, dan dukungan komunikasi. (3) Tingginya konflik
sosial yang dicerminkan oleh proses okupasi Sumber Daya Alam (SDA),
dominasi perusahaan atas SDA, dan penanganan dampak negatif. (4) Rendahnya
peran pemerintah dan perusahaan dalam program pemberdayaan yang
direfleksikan oleh peran dalam pengembangan kapasitas berusaha, pengembangan
jejaring sosial, penyediaan lapangan kerja, dan penyediaan sarana prasarana
umum. (5) Rendahnya kompetensi adaptif masyarakat yang terefleksi dari
kemampuan teknis, kemampuan alih profesi, dan kemampuan memanfaatkan
peluang yang tersedia.
Model pemberdayaan yang dibutuhkan untuk peningkatan keberdayaan
masyarakat di sekitar pertambangan di Kabupaten Bombana adalah model
kolaborasi antara pemerintah, perusahaan, dan masyarakat. Kedudukan antara
pemerintah, perusahaan, dan masyarakat dalam melaksanakan program
pemberdayaan adalah setara, sehingga sumber daya yang dimiliki masing-masing
pihak dapat didistribusikan secara proporsional. Dibutuhkan peran pemerintah
menjalankan fungsi dan kewenangannya sebagai regulator dalam implementasi
program pemberdayaan masyarakat. Demikian pula dibutuhkan peran perusahaan
sebagai pihak yang memiliki tanggungjawab menjalankan peraturan perundanganundangan
yang berlaku untuk melaksanakan program pemberdayaan masyarakat.
Strategi pemberdayaan masyarakat di sekitar pertambangan di Kabupaten
Bombana dirumuskan berdasarkan sejumlah faktor yang memengaruhi dinamika
keberdayaan masyarakat di sekitar pertambangan di Kabupaten Bombana.
Prioritas strategi disusun berdasarkan tingkat kekuatan pengaruh peubah-peubah
yang memengaruhi dinamika keberdayaan. Rumusan strategi pemberdayaan
masyarakat di sekitar pertambangan di Kabupaten Bombana berdasarkan skala
prioritas secara berturut-turut adalah (1) Pemberdayaan masyarakat di sekitar
pertambangan melalui penguatan kompetensi adaptif masyarakat, (2)
Pemberdayaan masyarakat di sekitar pertambangan melalui penguatan faktor
eksternal dan faktor internal, (3) Pemberdayaan masyarakat di sekitar
pertambangan melalui penguatan peran stakeholder, dan (4) Pemberdayaan
masyarakat di sekitar pertambangan melalui pengelolaan konflik.
Collections
- DT - Human Ecology [564]