Show simple item record

dc.contributor.advisorSoejoedono, Retno Damajanti
dc.contributor.advisorPurnawarman, Tioso
dc.contributor.advisorLatif, Hadri
dc.contributor.advisorAdji, Rahmat Setya
dc.contributor.authorAdiningsih, Melani Wahyu
dc.date.accessioned2019-06-25T06:55:13Z
dc.date.available2019-06-25T06:55:13Z
dc.date.issued2019
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/98040
dc.description.abstractTingginya populasi babi hutan Sumatera (Sus scrofa vittatus) atau yang dikenal dengan celeng menyebabkan tingginya angka perburuan yang mengakibatkan berlimpahnya daging babi hutan dengan harga yang sangat murah. Daging celeng merupakan daging yang sering dipalsukan sebagai daging sapi. Pengujian otentikasi spesies dapat dilakukan dengan beberapa metode, dan salah satunya adalah ELISA karena metode ini memiliki keunggulan seperti teknik pengerjaan yang sederhana, ekonomis, dan memiliki sensitivitas yang cukup tinggi. Kit ELISA komersial pendeteksi spesies daging yang umum digunakan di beberapa laboratorium pengujian di Indonesia merupakan produk impor, harga kit yang relatif mahal, serta perlu waktu indent untuk mendatangkan kit merupakan beberapa kendala. Belum adanya kit uji khusus untuk mendeteksi daging babi hutan Sumatera telah mendorong penulis untuk meneliti dan sekaligus mengembangkan kit uji pendeteksi daging babi hutan Sumatera berbasis sandwich ELISA. Hal ini perlu dilakukan karena studi untuk mengidentifikasi daging harus terus dikembangkan sebagai upaya untuk melindungi konsumen dari mengkonsumsi pangan yang aman, sehat, utuh, dan halal. Tujuan penelitian ini adalah melakukan otentikasi terhadap daging babi hutan Sumatera, untuk memproduksi dan mengkarakterisasi antibodi poliklonal spesifik terhadap daging babi hutan, untuk mengembangkan sandwich ELISA pendeteksi daging babi hutan Sumatera, dan untuk membandingkan antara sandwich ELISA pendeteksi daging babi hutan Sumatera yang sudah dikembangkan dengan kit ELISA komersial. Otentikasi daging babi hutan Sumatera dalam penelitian ini menggunakan metode polimerase chain reaction-restriction fragment length polymorphism (PCR-RFLP) dengan menggunakan primer cytochrome b dan menggunakan enam enzim restriksi endonuklease AluI, BsaJI, HindIII, RsaI, HaeIII, dan TaqI. Tiga ekor kelinci New Zealand White digunakan untuk produksi antibodi, antigen yang digunakan adalah ekstrak daging babi hutan Sumatera. Setiap kelinci diimunisasi dengan antigen yang diemulsikan dalam complete freund adjuvant (CFA) secara subkutan. Booster dilakukan tiga kali dengan waktu interval 14 hari, menggunakan antigen. Purifikasi antibodi dilakukan dengan menggunakan ammonium sulfate precipitation dan kit protein A. Keberadaan antibodi spesifik ditentukan dengan menggunakan agar gel precipitation test (AGPT) dan enzyme linked immunosorbent assay (ELISA), sementara IgG spesifik yang telah dipurifikasi dikarakterisasi menggunakan metode sodium dodecyl sulfatepolyacrylamide gel electrophoresis (SDS PAGE). Sandwich ELISA yang dikembangkan pada penelitian ini menggunakan poliklonal antibodi spesifik babi hutan Sumatera yang telah berhasil diproduksi pada kelinci dan juga pada marmot. Perbandingan antara sandwich ELISA dan kit ELISA komersial ELISA-TEK dilakukan dengan menggunakan tujuh jenis sampel daging yang berbeda. Enam enzim restriksi endonuklease digunakan dan dari keenam enzim restriksi endonuklease tersebut, HaeIII merupakan enzim yang sesuai untuk mengotentikasi spesies daging babi hutan Sumatera. Metode PCR-RFLP menggunakan HaeIII merupakan metode yang sederhana, cepat, dan akurat untuk mengidentifikasi daging babi hutan Sumatera yang dipalsukan sebagai daging sapi yang umum dilakukan di Indonesia. Antibodi spesifik terhadap babi hutan Sumatera dapat diproduksi pada kelinci dan antibodi dihasilkan mampu untuk mendeteksi ekstraks daging babi hutan Sumatera dalam uji ELISA. Sandwich ELISA pendeteksi daging babi hutan Sumatera yang dikembangkan pada penelitian ini mampu membedakan antara daging sapi, daging kerbau, daging kambing, daging ayam, daging itik, daging babi, dan daging babi hutan Sumatera. Limit deteksi san dwich ELISA pendeteksi daging babi hutan Sumatera yang dikembangkan pada penelitian ini adalah sebesar 0.0025 gr/ml. Sandwich ELISA menggunakan antibodi poliklonal spesifik daging babi hutan Sumatera mampu membedakan antara daging babi hutan Sumatera dengan daging babi dan daging spesies lainnya, sehingga dapat direkomendasikan untuk dapat dipalikasikan sebagai salah satu metode otentikasi daging pada laboratorium pengujian.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.subject.ddcVeterinary Public Healthid
dc.subject.ddcWild Boar Meatid
dc.subject.ddc2018id
dc.subject.ddcBogor, Jawa Baratid
dc.titleOtentikasi Daging dan Pengembangan Sandwich ELISA Pendeteksi Daging Babi Hutan Sumatera (Sus scrofa vittatus).id
dc.title.alternativeIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.typeDissertationid
dc.subject.keywordantibodiid
dc.subject.keywordbabi hutan Sumateraid
dc.subject.keyworddagingid
dc.subject.keywordotentikasiid
dc.subject.keywordPCR RFLPid
dc.subject.keywordsandwich ELISAid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record