Show simple item record

dc.contributor.advisorIrawan, Tony
dc.contributor.advisorMulatsih, Sri
dc.contributor.authorAndriyani, Vina Eka
dc.date.accessioned2019-06-25T03:29:15Z
dc.date.available2019-06-25T03:29:15Z
dc.date.issued2019
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/98032
dc.description.abstractPemerintah Indonesia telah menetapkan industri pengolahan sebagai pilar dan penggerak perekonomian nasional. Kontribusi Produk Domestik Bruto (PDB)/Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) sektor industri pengolahan telah mencapai puncaknya pada tahun 2001. Dari sisi tenaga kerja, pergeseran lapangan pekerjaan dari sektor pertanian tidak sepenuhnya terserap ke sektor industri pengolahan. Kedua kenyataan tersebut menunjukkan bahwa proses industrialisasi telah melambat dan menunjukkan indikasi terjadinya deindustrialisasi dini di Indonesia. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis tingkat kecepatan deindustrialisasi antar dasawarsa dan dinamika industri pengolahan di Indonesia. Penelitian ini menggunakan persamaan regresi kuadratik dengan dummy periode waktu untuk mengetahui adanya deindustrialisasi dan tingkat kecepatan deindustrialisasi antar dasawarsa berdasarkan tiga indikator variabel tidak bebas yaitu (1) proporsi tenaga kerja industri pengolahan terhadap total tenaga kerja; (2) proporsi PDRB atas dasar harga berlaku sektor industri pengolahan terhadap total PDRB; (3) proporsi PDRB atas dasar harga konstan sektor industri pengolahan terhadap total PDRB. Data yang digunakan adalah data panel 26 provinsi di Indonesia tahun 1988-2017. Peranan PDB sektor industri pengolahan terhadap pertumbuhan ekonomi semakin mengecil karena laju pertumbuhan sektor industri pengolahan semenjak krisis ekonomi 1997 cenderung berada dibawah laju pertumbuhan ekonomi. Tenaga kerja industri pengolahan dominan berpendidikan SLTP ke bawah. Industri pengolahan merupakan leading sector pada provinsi-provinsi di Pulau Jawa kecuali DKI Jakarta. Peranan industri pengolahan di Pulau Jawa memiliki kontribusi yang besar baik dalam penciptaan nilai tambah (PDB) maupun suplai tenaga kerja industri pengolahan. Daya tarik Pulau Jawa untuk investor dibidang industri pengolahan masih lebih tinggi dibanding luar Jawa. Deindustrialisasi ditunjukkan dengan adanya hubungan kurva U-terbalik antara pendapatan per kapita (PDB per kapita) dengan besarnya kontribusi industri pengolahan baik menurut tenaga kerja maupun PDB. Berdasarkan hasil penelitian, dapat dikonfirmasi adanya hubungan kurva U-terbalik antara logaritma natural PDRB perkapita dengan kontribusi tenaga kerja industri pengolahan maupun kontribusi PDRB industri pengolahan baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan. Hal tersebut menunjukkan adanya deindustrialisasi di Indonesia. Selain itu, penurunan level industri pengolahan (deindustrialisasi) antar dasawarsa ditunjukkan dengan nilai negatif koefisien variabel dummy waktu dekade ketiga (tahun 2008-2017) lebih besar dibanding dekade kedua (tahun 1997-2008). Untuk itu, pemerintah perlu mengembalikan peran industri pengolahan sebagai mesin pertumbuhan melalui hilirisasi industri, meningkatkan daya tarik luar Jawa melalui penyediaan infrastruktur yang mendukung kegiatan industri pengolahan, serta penyiapan sumber daya manusia yang berpendidikan tinggi.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcEconomicsid
dc.subject.ddcDeindustrializationid
dc.subject.ddc2017id
dc.subject.ddcIndonesiaid
dc.titleAnalisis Kecepatan dan Dinamika Deindustrialisasi di Indonesiaid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordindustri pengolahanid
dc.subject.keyworddata panelid
dc.subject.keyworddeindustrialisasi diniid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record