Show simple item record

dc.contributor.advisorSiregar, Hermanto
dc.contributor.advisorIrawan, Tony
dc.contributor.authorAnggraeni, Debby
dc.date.accessioned2019-06-24T03:08:41Z
dc.date.available2019-06-24T03:08:41Z
dc.date.issued2019
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/97998
dc.description.abstractSalah satu sektor prioritas dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) adalah sektor pertanian karena berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan pokok manusia yaitu pangan. Salah satu komoditas pertanian yang penting di ASEAN adalah beras. Tingginya tingkat konsumsi beras domestik di ASEAN, maka penting untuk menjaga stok beras tetap aman. Namun, tidak semua negara memiliki kondisi sumber daya alam dan agroklimat yang sama, sehingga kebijakan menjaga stok beras dilakukan melalui perdagangan. Globalisasi perdagangan membuat pasar domestik terintegrasi dengan pasar dunia. Pemberlakuan MEA akan menyebabkan terjadinya integrasi pasar antarnegara yang artinya pasar satu negara akan saling memengaruhi dengan pasar negara lain. Sejauh mana perubahan suatu pasar beras memengaruhi pasar beras lainnya di kawasan ASEAN penting untuk diketahui agar dapat meningkatkan respon dari sistem pangan domestik terhadap adanya guncangan (World Bank 2015). Penelitian ini memiliki dua tujuan utama, yaitu: (1) menganalisis transmisi harga beras di negara-negara ASEAN terpilih (Indonesia, Thailand, Vietnam dan Filipina); dan (2) menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi harga beras di masing-masing negara tersebut. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data bulanan masing-masing negara ASEAN terpilih selama periode Januari 2008 – Desember 2017 serta dianalisis dengan menggunakan analisis multivariate time series dengan model Vector Error Correction Model (VECM). Hasil analisis transmisi harga menunjukkan bahwa terjadi integrasi pasar beras pada keempat negara ASEAN baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang. Selain itu, hasil analisis VECM juga menunjukkan bahwa selain harga beras faktor lain yang diduga memengaruhi harga beras di keempat pasar beras tersebut antara lain nilai tukar dan kesepakatan ASEAN Trade in Goods Agreement (ATIGA), harga minyak dunia berdampak signifikan di pasar beras Indonesia, Thailand, dan Filipina, sedangkan faktor integrasi ekonomi MEA hanya berdampak signifikan pada pasar beras Indonesia dan Vietnam. Ketersediaan pangan yang stabil merupakan salah satu kebutuhan untuk menjaga stabilitas ekonomi dan politik suatu negara. Selain kebijakan nasional masing-masing negara, kebijakan regional juga perlu dilakukan. Kebijakan regional yang dilakukan dengan pembentukan lembaga cadangan beras regional perlu ditingkatkan agar dapat menjadi salah satu lembaga yang efektif dalam menjaga stabilitas pasokan dan harga beras di kawasan. Komitmen ATIGA dan MEA perlu ditingkatkan dan dievaluasi agar dapat meningkatkan kedaulatan pangan nasional, serta meningkatkan kualitas dan standar pangan sehingga dapat bersaing dengan pasar internasional.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcEconomicsid
dc.subject.ddcEconomic Communityid
dc.subject.ddc2017id
dc.subject.ddcIndonesiaid
dc.titleTransmisi Harga Beras di Negara-negara ASEAN Terpilih dalam Kerangka Masyarakat Ekonomi ASEANid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordATIGAid
dc.subject.keywordharga berasid
dc.subject.keywordintegrasi ekonomiid
dc.subject.keywordtransmisi hargaid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record