Model Pengelolaan Risiko Rantai Pasok Susu Sapi di Kabupaten Bogor
View/ Open
Date
2019Author
Sari, Nugraheni Puspita
Mulyati, Heti
Slamet
Metadata
Show full item recordAbstract
Kebutuhan konsumsi masyarakat Indonesia, khususnya di Kabupaten Bogor,
terhadap komoditi susu yang tinggi tidak diiringi dengan peningkatan produksi
susu. Hal ini disebabkan jumlah populasi sapi perah di Kabupaten Bogor pada
tahun 2016 hanya mencapai 8 354 ekor dengan produksi susu sebanyak 16 996 751
Liter (Dinas Peternakan/Disnak 2016). Sedangkan penduduk Kabupaten Bogor
pada tahun 2017 mengalami peningkatan sebesar 2.28 persen dari tahun
sebelumnya (BPS 2017). Selain itu, tingginya faktor risiko kerusakan susu juga
sangat berpengaruh terhadap kualitas susu. Kualitas susu yang rendah
mengakibatkan harga susu yang diterima oleh peternak relatif rendah dan motivasi
peternak pun menurun. Tujuan penelitian ini adalah (1) menganalisis aliran rantai
pasok susu sapi di Kabupaten Bogor, (2) menganalisis dan mengelompokan risiko
rantai pasok susu, (3) menghitung dan menganalisis urutan prioritas risiko rantai
pasok susu, dan (4) merumuskan model mitigasi risiko rantai pasok susu.
Data penelitian terdiri dari data primer dan sekunder. Data primer diperoleh
dari survei lapang, wawancara mendalam, dan kuesioner. Data sekunder diperoleh
melalui studi literatur. Penentuan responden untuk identifikasi rantai pasok
menggunakan studi literatur. Responden untuk menentukan jenis risiko rantai pasok
dan pemilihan sumber risiko kritis menggunakan purposive sampling. Analisis data
menggunakan analisis deskriptif, House of Risk (HOR), dan Interpretative
structural modeling (ISM).
Aliran rantai pasok susu di Kabupaten Bogor meliputi aliran susu segar yang
dimulai dari peternak kemudian koperasi kemudian IPS. Risiko yang paling banyak
terjadi yaitu risiko internal. Risiko internal merupakan risiko yang dominan karena
risiko ini lebih bervariasi dibandingkan dengan risiko eksternal. Risiko internal
melibatkan aktivitas rantai pasok. Sedangkan risiko dengan tingkat keparahan
tertinggi adalah risiko eksternal, berupa risiko yang menyebabkan perubahan suhu
kandang. Kendala tersebut dapat diatasi dengan strategi mitigasi berupa kandang
diletakan kipas angin dan/atau sapi diberi semprotan air.
Collections
- MT - Economic and Management [2878]